Di era digital saat ini, opini publik tidak hanya dibentuk oleh media massa atau percakapan di ruang-ruang diskusi, tapi juga secara masif oleh media sosial. Tanpa disadari, apa yang kalian lihat, sukai, atau bagikan di media sosial adalah hasil dari kerja algoritma yang terus belajar dari perilaku digital kalian. Algoritma media sosial berperan besar dalam menentukan konten apa yang muncul di feed, siapa yang kalian ikuti, bahkan bagaimana kalian memandang suatu isu.
Sementara pada permukaan terlihat seperti ruang terbuka untuk berpendapat, media sosial sebenarnya dikendalikan oleh sistem yang mengutamakan keterlibatan, bukan kebenaran atau keberagaman perspektif. Ini membuat pengguna mudah terjebak dalam gelembung informasi yang memperkuat pandangan sendiri, alih-alih memperluas wawasan. Opini publik pun menjadi semakin terfragmentasi, dipengaruhi bukan oleh data yang objektif, tapi oleh konten yang viral atau sensasional.
Untuk memahami bagaimana opini publik bisa dibentuk, dimanipulasi, atau bahkan dipolarisasi oleh media sosial, penting untuk melihat lebih dekat bagaimana algoritma bekerja. Berikut ini lima cara algoritma media sosial memengaruhi opini publik, dan mengapa hal ini harus menjadi perhatian serius dalam kehidupan digital kita sehari-hari.