6 Cara Bijak Mengkritisi Pemerintah Melalui Media Sosial

- Pemerintah harus bersikap terbuka terhadap kritik masyarakat untuk menghindari kemarahan publik.
- Gunakan akun asli, pahami persoalan, dan gunakan bahasa yang baik saat mengkritik pemerintah melalui media sosial.
- Berkomentar di akun yang tepat, menandai akun yang dituju, dan jangan terpancing komentar-komentar dalam unggahanmu.
Pemerintah harus bersikap terbuka terhadap kritik masyarakat. Kalau pemerintah menutup telinga padahal kritik tidak hanya datang dari segelintir orang, ini dapat memicu kemarahan publik. Demonstrasi besar terjadi sampai ditunggangi provokator yang memiliki tujuan berbeda dari demonstran asli.
Bagaimana cara untuk menyampaikan kritik terhadap pemerintah? Ada beberapa jalan dan tidak cuma turun ke jalan dalam aksi massa. Saat ini, kritik keras melalui media sosial juga bisa menjadi pilihan. Bahkan mungkin lebih efektif dalam beberapa situasi karena kritik tersebut dapat diakses oleh masyarakat luas. Namun, menyampaikan kritik melalui medsos juga tidak boleh asal-asalan. Salah-salah kamu malah dicurigai sebagai provokator online atau tak lebih dari buzzer. Ini enam cara bijak mengkritisi pemerintah melalui media sosial.
1. Gunakan akun asli, bukan fake account

Pertama, kamu harus berani menggunakan akun asli. Bukan akun yang sengaja dibuat hanya untuk mengkritik pemerintah sepedas-pedasnya. Sementara identitasmu disembunyikan rapat-rapat. Jadilah pengkritik yang berani mempertanggungjawabkan kritiknya.
Tunjukkan niat baikmu dalam memberikan kritik dengan memakai akun medsos yang setiap hari digunakan. Selama isi kritikmu murni untuk kebaikan bangsa, tidak usah khawatir kamu bakal dikriminalisasi. Di era media sosial seperti sekarang, kebebasan berpendapat makin terjaga.
Jangan takut namamu terpampang di akun. Keberanian memakai akun pribadi ketika mengkritik siapa pun memperlihatkan jiwa kesatria. Kamu juga bakal lebih mengendalikan diri ketika menyampaikan kritik secara tertulis maupun lewat video.
2. Pahami persoalannya dan bukan sekadar latah

Masalah bangsa sangat banyak. Tidak sedikit kebijakan pemerintah yang menuai pro dan kontra di masyarakat. Beranda media sosialmu barangkali setiap hari diwarnai protes masyarakat terkait ini dan itu.
Akan tetapi, melihatnya sekilas-sekilas saja belum cukup untuk membuatmu paham betul persoalannya. Jangan mengkritik dulu apabila dirimu bahkan masih lebih banyak merasa bingung daripada yakin. Sekalipun akun teman-temanmu telah ramai-ramai bersuara, tak usah latah.
Cari tahu dulu isu yang dibicarakan warganet. Gunakan mesin pencarian dengan memasukkan kata kunci yang banyak muncul akhir-akhir ini. Baca beritanya dari media yang tepercaya. Kalau perlu simak pula pandangan dari sejumlah ahli agar protesmu lebih berbobot.
3. Gunakan bahasa yang baik, jangan mencaci maki

Mengkritik pemerintah melalui media sosial bukan sekadar siapa paling cepat mengetik serta mengunggahnya. Kamu harus punya kemampuan berbahasa tulis yang mumpuni. Ini penting sekali agar apa yang disuarakan dapat tersampaikan dengan jelas.
Hindari betul penggunaan kata-kata kotor untuk mencaci maki pemerintah atau pejabat publik apa pun. Apalagi sampai membawa-bawa alat kelamin atau nama hewan sebagai cacian. Itu tidak hanya menjatuhkan martabat dirimu sebagai pengkritik.
Selain tanda rendahnya kualitas diri, kritik dengan kata-kata tak pantas di kolom komentar akun pemerintah juga memperburuk citra bangsa. Akun pemerintah atau pejabat publik pasti dipantau media massa baik di dalam maupun luar negeri. Juga warganet sepertimu. Sampaikan kritikmu secara beretika.
4. Berkomentar di akun yang tepat, jangan asal serbu

Mengkritik pemerintah lewat media sosial tak ubahnya dirimu bercakap-cakap dengan orang lain. Bicara pada orang yang gak tepat cuma bikin obrolan kalian tidak nyambung. Dia mungkin gak memedulikanmu dan pergi.
Jika kamu ingin kritikmu lebih berpeluang dibaca, dipertimbangkan, bahkan ditindaklanjuti pastikan akun yang dituju tepat. Ini sebabnya penting buatmu memahami masalah seperti dalam poin 2. Gak ada gunanya kamu mengetik panjang-panjang, tetapi ternyata akun yang dituju keliru.
Hindari pula menyerbu sejumlah akun hanya untuk mencari perhatian. Padahal, cuma satu akun yang tepat sedangkan akun-akun lainnya milik pejabat atau lembaga dengan kewenangan berbeda. Kamu jangan hanya ingin meramaikan kolom komentar akun-akun yang masih sepi.
5. Boleh menandai akun yang dituju agar lebih diperhatikan

Kalau kamu mengkritik di kolom komentar unggahan sebuah akun, pemilik atau adminnya tentu mengetahuinya. Namun, seiring dengan ramainya kolom komentar mungkin kritikmu menjadi tenggelam. Tandai akun yang dikritik untuk membuat komentarmu lebih berpeluang dibaca.
Demikian pula jika dirimu bikin unggahan di akun pribadimu guna menyuarakan pendapat. Atensi pemerintah dapat lebih diperoleh kalau kamu menandai akun yang tepat. Apakah ini tidak berbahaya untukmu?
Tentu saja gak bahaya selama kritikmu membangun. Bukan sekadar menjelek-jelekkan pemerintah, menghina negaramu sendiri, apalagi menebar ancaman yang membahayakan kedaulatan negara atau jiwa siapa pun. Ini kesempatan buat menunjukkan kritikmu berbobot dan pantas diperhatikan pemerintah.
6. Jangan terpancing komentar-komentar dalam unggahanmu

Berpendapat melalui media sosial sudah pasti ada konsekuensinya. Baik kamu mengomentari unggahan sebuah akun atau mengunggah kritik di akun sendiri, boleh jadi bakal dikomentari. Tanggapan yang masuk atas kritikmu bermacam-macam.
Ada akun yang sekadar meninggalkan tanda suka pada unggahan atau komentarmu, mendukung secara terang-terangan, atau justru menolak keras. Tentu dirimu senang apabila kritikmu didukung oleh warganet. Namun, bagaimana bila kamu malah dihujat sejumlah orang?
Baik mereka buzzer atau bukan, dirimu wajib memiliki ketahanan mental yang bagus. Jangan gampang stres atau gegabah membalas komentar-komentar itu. Jika kamu rutin merespons, barangkali kalian malah ribut. Fokus saja pada isi kritikmu terhadap pemerintah. Pengguna medsos lainnya bebas mau menyetujui pandanganmu atau tidak.
Media sosial dapat digunakan untuk menyuarakan aspirasi rakyat terhadap pemerintah. Akan tetapi, ada cara bijak mengkritisi pemerintah melalui media sosial, seperti pandai-pandailah dalam berkomentar atau mengunggah apa pun. Jadikan pandanganmu layak didengar banyak pihak dan bukan sekadar luapan kemarahan, kebencian, apalagi hasutan.