5 Cara Membangun Keterampilan Mendengarkan Tanpa Menghakimi

Kalau orang lain sedang bercerita kepadamu, apakah kamu mampu merespons cerita temanmu dengan sesuai? Atau malah memintanya untuk mengulang karena kamu yang tidak berkonsentrasi? Nyatanya, mendengarkan bukanlah yang mudah. Menjadi pendengar yang baik berarti kamu mampu menerima dan mengolah sinyal verbal serta nonverbal.
Pendengar yang baik juga berarti kamu mendengarkan secara aktif tanpa menghakimi. Hal ini merupakan kunci dalam membangun hubungan yang lebih baik dan memahami orang lain lebih dalam. Untuk bisa mengasah keterampilan mendengarkan tanpa menghakimi, berikut lima cara yang dapat kamu lakukan!
1.Berikan perhatian penuh tetapi tetap santai

Saat temanmu bercerita kepadamu, berikan perhatian penuh padanya. Hindari bermain ponsel saat mendengarkan dan hadapkan tubuh ke arah lawan bicara. Fokus pada temanmu, ya. Kontak mata juga penting untuk menunjukkan bahwa kamu benar-benar terlibat dalam percakapan.
Namun, kamu tidak harus menatap lawan bicaramu dengan lekat. Sesekali, kamu bisa berpaling dan membangun kontak mata lagi. Dengan fokus penuh, kamu akan lebih mudah memahami pesan yang disampaikan temanmu dan menghindari kesalahpahaman.
2.Hindari menginterupsi

Terkadang orang bersikap terburu-buru ingin memotong pembicaraan lawan bicaranya. Fenomena semacam ini wajar terjadi. Namun, akan lebih baik saat kamu memberikan kesempatan kepada lawan bicaramu untuk menyelesaikan kalimatnya. Sikap tersebut adalah bentuk penghormatan yang besar.
Hindari menyela bahkan ketika kamu sudah mengetahui apa yang akan lawan bicaramu katakan. Menyimaklah dengan baik dan tunggu hingga ia selesai bicara, baru kamu bisa memberikan tanggapan.
3.Tunjukkan empati

Sebisa mungkin pahami perasaan dan perspektif temanmu. Posisikan diri kamu di posisinya. Rasakan apa yang mungkin teman atau lawan bicaramu rasakan. Menunjukkan empati bisa dengan pernyataan seperti, “Aku mengerti mengapa kamu merasa seperti itu”, atau “Kedengerannya pasti sulit banget”.
Mendengarkan dengan empati adalah mencoba memahami isi serta emosi yang ada dalam pesan pembicara. Dengan menunjukkan empati, kamu akan membangun koneksi yang lebih dalam dengan lawan bicaramu.
4.Sempatkan untuk bertanya pertanyaan terbuka seperlunya

Mengajukan pertanyaan merupakan tahap kemampuan mendengarkan aktif. Pertanyaan terbuka mendorong pembicara untuk menjelaskan pikiran serta perasaannya secara lebih detail. Alih-alih mengajukan pertanyaan yang hanya bisa dijawab dengan ya atau tidak, berikanlah pertanyaan terbuka.
Alih-alih bertanya, “Apakah kamu sedih?” tanyakan, “Apa yang kamu rasakan saat itu?” Pertanyaan terbuka membantu kamu menggali lebih dalam dan memahami situasi dengan lebih baik. Namun, bertanya seperlunya saja, jangan berlebihan.
5.Hindari memberikan nasihat tanpa diminta

Saat temanmu berbagi masalah, terkadang kita ingin segera memberikan solusi atau nasihat. Namun, beberapa orang hanya perlu didengarkan dan dipahami. Jadi, hindari memberikan nasihat.
Kalau temanmu memintanya secara eksplisit, baru kamu bisa mengutarakan alternatif solusi atau nasihatmu. Fokus saja pada mendengarkan cerita temanmu. Berikan dukungan secara emosional padanya.
Membangun keterampilan mendengarkan tanpa menghakimi juga memerlukan kesabaran. Jadi, kamu harus bisa melatih kesabaranmu. Jadikan mendengarkan sebagai kebiasaan.