Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan bahagia (pexels.com/Leeloo Yang Pertama)
ilustrasi pasangan bahagia (pexels.com/Leeloo Yang Pertama)

Intinya sih...

  • Meneliti bagaimana kamu menanggapi konflikKonflik bisa mengungkap red flag dalam dirimu, seperti keterikatan aman, penghindaran, atau reaksi berlebihan.

  • Meneliti bagaimana kamu meminta maafKualitas permintaan maaf mencerminkan sifat internal dan kemampuan menjaga hubungan yang sehat.

  • Meneliti bagaimana kamu bereaksi ketika seseorang menetapkan batasanReaksi terhadap penentuan batasan pasangan juga bisa menjadi indikator red flag dalam hubungan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kamu mungkin pernah mendengar istilah red flag dalam hubungan. Kamu mungkin juga pernah mencari tahu ciri-cirinya. Namun, apakah kamu pernah mencoba meneliti dirimu sendiri tentang kemungkinan tanda negatif di kepribadianmu?

“Dalam hubungan, red flag adalah tanda bahwa seseorang mungkin tidak dapat memiliki hubungan yang sehat dan melanjutkan hubungan bersama akan berbahaya secara emosional,” Dr. Wendy Walsh , PhD, seorang psikolog klinis yang mengkhususkan diri dalam hubungan mengungkapakn, dikutip Verywell Mind.

Memiliki potensi red flag dalam diri sendiri tentunya akan berpengaruh bagi hubunganmu dengan pasangan. Lantas, bagaimana cara menemukan red flag yang mungkin tersembunyi dalam dirimu? Yuk, simak pendapat psikolog berikut!

1. Meneliti bagaimana kamu menanggapi konflik

ilustrasi pasangan (pexels.com/Katerina Holmes)

Konflik selalu bisa terjadi dalam sebuah hubungan. Namun, manajemen konflik juga bisa menjadi salah satu cara mengetahui apakah kamu memiliki potensi red flag dalam dirimu.

Menurut Mark Travers Ph.D. dalam Psychology Today, hal tersebut lantaran konflik mengancan rasa aman sehingga kamu tersudut dan berpotensi memunculkan emosi yang belum terselesaikan di masa lalu. Travers menambahkan, bahwa dalam penelitian yang diterbitkan di Jurnal Psikologi Spanyol pada tahun 2021, ada beberapa jenis cara menanggapi konflik beserta motif di belakangnya.

Pertama, seseorang dengan gaya keterikatan aman akan menggunakan pemecahan masalah yang positif, seperti komunikasi terbuka dan kompromi. Hal ini mereka lakukan lantaran mereka memiliki rasa aman yang cukup. So, jika kamu masuk dalam golongan ini artinya kamu aman.

Kedua, jika selama konflik seseorang cenderung menghindar, maka bisa jadi ia menarik diri. Ketiga, jika selama konflik seseorang bereaksi berlebihan, seperti berteriak, menyalahkan, atau membesar-besarkan masalah, maka ia memiliki keterikatan cemas. Kalau kamu masuk dalam salah satu dari dua golongan ini, bisa jadi kamu punya masalah lebih dalam yang harus digali.

2. Meneliti bagaimana kamu meminta maaf

ilustrasi pasangan (pexels.com/Leah Newhouse)

Setelah terjadi konflik, poin selanjutnya yang harus kamu perhatikan adalah caramu meminta maaf. Sebuah penelitian menyoroti tentang kualitas permintaan maaf yang ternyata sangat terkait dengan sifat-sifat internal, seperti kapasitas untuk rendah hati, empati, dan toleransi terhadap kesalahan. Poin-poin ini berpengaruh terhadap kemampuan interaksi sosial, termasuk dengan pasangan.

Orang yang meminta maaf di permukaan memiliki kemungkinan lebih kecil untuk menyelesaikan konflik menyeluruh. Orang yang meminta maaf dengan sungguh-sungguh lebih berpotensi memperbaiki keadaan. Sedangkan, orang yang meminta maaf dengan berlebihan justru kurang memiliki kemampuan menjaga ego dan batasan mereka.

"Bahasa permintaan maaf seseorang mencerminkan caranya menangani kerentanan dan tanggung jawab dalam hubungan dekat, yang keduanya merupakan fondasi dalam membangun hubungan yang lebih sehat," kata Travers, dikutip Psychology Today.

3. Meneliti bagaimana kamu bereaksi ketika seseorang menetapkan batasan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Ba Tik)

Dalam sebuah hubungan, menetapkan batasan yang jelas tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilanggar adalah kewajiban. Batasan memungkinkan seseorang tetap menjadi dirinya sendiri secara utuh dan memuaskan. Pada akhirnya, batasan yang jelas dan dikomunikasikan dengan baik akan meningkatkan kualitas hubungan pasangan.

Lantas, bagaimana jika pasanganmu mengkomunikasikan batasannya padamu? Reaksimu terhadap hal ini juga bisa menjadi indikator flag dalam hubungan kalian.

Jika kamu merasa keberatan ketika pasanganmu menetapkan batasan, maka kamu bisa mengintropeksi diri. Pasalnya, menurut Travers, seseorang yang kesulitan mengenali atau menghormati batasan orang lain memiliki potensi melakukan perbuatan yang menciderai kepercayaan dan keamanan emosional dalam hubungan.

Namun jika kamu berusaha menahami pasangan dan batasan yang mereka tetapkan, kamu bisa lebih lega. Komunikasi yang baik tentang batasan ini juga akan bermanfaat bagi hubungan kalian selanjutnya.

"Kita semua akan lebih sehat secara umum jika kita mengenali masalah kita sendiri. Akan bermanfaat bagi kita untuk melihat ke dalam diri sendiri. Orang-orang akan lebih sedikit stres, lebih sedikit cemas, dan lebih mungkin menjalani hidup yang memuaskan karena mereka dapat melihat apa yang mungkin menyebabkan masalah. Namun itu sulit, dan memperbaiki diri sendiri tidak pernah mudah," Heather Watson, seorang pelatih pengembangan diri mengungkapkan, dikutip Stylish.

Memang cukup banyak yang harus direnungkan untuk menentukan apakah kita termasuk dalam katerogi red flag dalam hubungan yang kita jalani. Namun, kesadaran untuk menilai diri sendiri sudah merupakan hal yang baik. Jangan cemas, kamu bisa berbenah mulai sekarang, kok!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team