Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Mengatur Keuangan Kalau Masih Tergantung Orangtua

ilustrasi uang (vecteezy.com/Ivan Ahmad Jauhari)
ilustrasi uang (vecteezy.com/Ivan Ahmad Jauhari)
Intinya sih...
  • Pahami pola pemasukan dan pengeluaranmu
  • Bedakan kebutuhan dan keinginan
  • Buat pos-pos keuangan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bagi banyak anak muda, apalagi yang masih sekolah atau kuliah, hidupnya masih bergantung sama uang jajan dari orangtua. Kadang ada yang rutin memberikan bulanan, mingguan, bahkan harian. Masalahnya, sering sekali uang tersebut habis lebih cepat dari yang seharusnya. Baru pertengahan bulan, dompet sudah menipis, dan akhirnya harus menahan diri atau minta tambahan. Nah, biar gak terus-terusan seperti ini, kamu perlu tahu cara mengatur keuangan meski masih tergantung sama orangtua.

Mengatur keuangan bukan hanya untuk orang yang sudah bekerja, tapi juga penting untuk yang masih dapat uang jajan. Pasalnya, dari sini kamu belajar tanggung jawab, disiplin, dan cara menyusun prioritas. Yuk, kita bahas bersama!

1. Pahami pola pemasukan dan pengeluaranmu

ilustrasi uang (vecteezy.com/Miftachul Huda)
ilustrasi uang (vecteezy.com/Miftachul Huda)

Langkah pertama adalah pahami dulu pola keuanganmu. Berapa uang yang kamu terima tiap bulan atau minggu? Dan biasanya, habis untuk apa saja? Catat, jangan hanya diingat-ingat.

Misalnya, kamu dapat Rp1 juta per bulan dari orangtua. Kalau tiap minggu kamu nongkrong dan biasanya menghabiskan Rp150 ribu tiap kali nongkrong, maka jelas uangmu akan seret. Dengan mencatat, kamu bisa sadar bagian mana yang bikin bocor. Bahkan aplikasi catatan sederhana di HP bisa jadi penyelamat untuk tracking pengeluaran.

2. Bedakan kebutuhan dan keinginan

ilustrasi berbelanja di toko buku (pexels.com/Abby Chung)
ilustrasi berbelanja di toko buku (pexels.com/Abby Chung)

Kunci utama supaya uangmu gak lekas habis adalah bisa menahan diri. Tanyakan pada diri sendiri: ini kebutuhan atau hanya keinginan? Kebutuhan itu misalnya, makan sehari-hari, transportasi, beli buku kuliah, kuota internet. Sementara keinginan, misalnya nongkrong tiap hari, ngopi mahal, beli baju padahal lemari sudah penuh, atau ganti casing HP tiap bulan.

Bukan berarti kamu gak boleh beli yang “pengen”, tapi jangan sampai ngalahin yang “butuh”. Dengan prioritas jelas, kamu bisa tetap enjoy tapi gak boncos.

3. Buat pos-pos keuangan

Ilustrasi dompet berisi uang (freepik.com/rawpixel.com)
Ilustrasi dompet berisi uang (freepik.com/rawpixel.com)

Begitu dapat uang bulanan, langsung bagi ke beberapa pos. Misalnya, 50 persen untuk kebutuhan sehari-hari, seperti makan dan transportasi, 20 persen untuk belajar atau hal produktif, seperti kursus online dan print tugas, 20 persen untuk hiburan, seperti nongkrong, nonton, jajan kekinian, dan 10 persen untuk tabungan darurat atau keperluan mendadak.

Porsinya bisa fleksibel sesuai kondisi, tapi intinya jangan langsung gaspol menghabiskan semuanya di minggu pertama. Sistem pos ini bikin kamu lebih disiplin dan tahu batas mainnya.

4. Jangan malu cari cara hemat

ilustrasi menabung (pexels.com/Dany Kurniawan)
ilustrasi menabung (pexels.com/Dany Kurniawan)

Banyak anak muda gengsi buat hemat. Padahal, hemat bukan berarti pelit. Misalnya, bawa bekal dari rumah supaya gak selalu jajan di luar, naik transportasi umum atau nebeng teman kalau bisa, cari promo aplikasi makanan atau diskon mahasiswa, atau juga pinjam buku perpustakaan daripada beli baru.

Hemat di hal-hal kecil bisa memberikan efek besar di akhir bulan. Bayangkan kalau tiap hari bisa hemat Rp10 ribu, sebulan bisa nabung Rp300 ribu.

5. Jangan terjebak FOMO

ilustrasi hangout (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi hangout (pexels.com/Kampus Production)

Banyak anak muda boros gara-gara takut ketinggalan momen. Semua orang nongkrong, kamu ikut. Ada tren beli barang tertentu, kamu pengen juga. Padahal, kalau dipikir-pikir, itu hanya memuaskan gengsi sesaat.

Coba belajar bilang “gak” kalau memang kondisi dompet gak memungkinkan. Gak perlu khawatir dibilang gak gaul. Ingat, teman yang baik harusnya paham kondisi orang beda-beda.

Mengatur keuangan saat masih tergantung orangtua itu bukan soal jumlah uangnya, tapi soal kebiasaan yang kamu bentuk. Kalau dari sekarang sudah terbiasa mencatat pengeluaran, membedakan prioritas, dan disiplin dengan uang jajan, nanti waktu sudah punya penghasilan sendiri kamu gak bakal kaget.

Ingat, uang itu gampang sekali habis kalau gak dijaga. Namun, kalau kamu bisa mengatur dengan baik, meski cuma dari uang saku bulanan, hidupmu bakal lebih tenang dan gak pusing tiap akhir bulan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us