Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kebersamaan (pexels.com/Ron Lach)

Sadar gak sih, kalau rahasiamu yang tersebar ke mana-mana kerap kali bukan sepenuhnya salah orang lain? Kamu tidak boleh asal menuduh sahabat atau saudara membocorkannya. Boleh jadi diri sendiri kurang berhati-hati.

Lagi pula, informasi dari orang terdekatmu sekalipun masih kerap diragukan. Namun begitu kamu tidak bisa menjaga ucapan, orang-orang seketika percaya. Meski dirimu cepat menyadari kelengahan tersebut dan bermaksud meralatnya sebagai usaha terakhir menjaga rahasia akan tetap percuma.

Justru momen kamu keceplosan lebih dipercaya orang lain daripada ketika dirimu sengaja curhat. Jaga rahasia sendiri sebelum kamu meminta orang lain melakukannya untukmu. Kami beri tujuh caranya supaya dirimu gak sedikit-sedikit menyesal telah berbicara jauh lebih banyak daripada yang seharusnya. 

1. Jangan suka bikin penasaran orang

ilustrasi kebersamaan (pexels.com/Kenneth Surillo)

Barangkali kamu sering bersikap tanggung dalam menjaga rahasia sendiri. Kalau dirimu benar-benar tidak mau seorang pun mengetahuinya, seharusnya kamu tak memancing rasa penasaran mereka. Akan tetapi, dirimu malah seperti memberi umpan. Awalan percakapanmu biasanya berupa kalimat sejenis, "Eh, tahu gak sih? Aku lagi happy banget lho."

Lawan bicara tentu menjadi ingin tahu penyebab kebahagiaanmu. Apalagi raut wajahmu jelas menggambarkan hal tersebut. Mulanya dirimu jago menutupinya dengan menolak jujur. Tapi temanmu juga tak akan pasrah saja cuma dibuat penasaran begitu. Daripada dia overthinking, ia akan terus mencecarmu. Akhirnya benteng pertahananmu jebol juga.

2. Lebih banyak diam daripada keceplosan

Editorial Team

Tonton lebih seru di