5 Alasan Mengapa Sikap People Pleasing Justru Bikin Orang Ilfeel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apa kamu tipe orang yang kesulitan untuk berkata “tidak” pada orang lain? Tak peduli walau itu merepotkan, bertabrakan dengan jadwal, atau membuatmu kewalahan, selama mereka meminta, kamu akan selalu datang. Tujuannya sama: untuk ‘menyenangkan’ mereka.
Kamu pikir, dengan selalu setuju pada permintaan mereka, kamu akan menjadi orang yang populer dan disenangi siapapun. Namun kenyataannya nggak begitu, lho.
Justru sebaliknya, seorang people pleaser cenderung membuat orang-orang di sekitarnya cepat ilfeel. Mengapa demikian? Yuk, simak artikelnya.
1. Bikin orang tak nyaman
Seorang people pleaser kebiasaan untuk selalu memberi dan memberi. Padahal dalam hubungan yang sehat, harus ada keseimbangan dalam memberi dan menerima. Bila salah satu pihak memberi secara berlebihan, ini bisa menimpakan perasaan bersalah pada penerima, sebab tidak bisa membalas dengan pemberian yang sama.
Memang, sih, people pleaser tidak mengharapkan balasan serupa. Mereka melakukan itu karena ingin disukai, dihargai, dan diapresiasi lebih.
Namun, justru inilah yang membuat orang lain menjadi tidak nyaman. Perlahan, mereka akan menciptakan jarak dan menarik diri dari relasi itu.
2. Terus-terusan setuju sama orang membuat kamu terlihat gak berpendirian
Namanya berhubungan, pasti pernah mengalami gesekan pendapat. Justru itu yang membuatmu dan dia lebih mengenal dan memahami satu sama lain.
Namun, bagaimana kalau temanmu terus-terus setuju pendapatmu? Awalnya kelihatan menyenangkan, lama-lama ya menjengkelkan. Serperti nggak punya pendirian dan prinsip, selalu mengikuti pilihan orang. Siapa yang nggak ilfeel kalau terus seperti itu?
Baca Juga: 5 Alasan People Pleaser Justru Menyusahkan Diri Sendiri
3. Sikapmu yang berlebihan memberi impresi haus pujian
Editor’s picks
Nggak bisa dipungkiri, seorang people pleaser kadang bisa bersikap sangat menjilat yang membuat orang lain lama-lama risi. Mungkin ia juga nggak bermaksud untuk seperti itu.
Mungkin sebenarnya, ia hanya ingin disukai. Sesederhana itu. Tapi sikapnya yang selalu mengekor membuat sangat kentara bahwa ia ingin mendapat pujian.
Selain menyedihkan, sikap seperti ini juga sering dihindari karena membuat suasana canggung dan nggak nyaman dalam relasi pertemanan. Atau lebih buruk, kehadiranmu dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi mereka. Tambah rugi!
4. Selalu meng-iya-kan bikin kamu tampak nggak tulus
Terkadang, seorang people pleaser berusaha terlalu keras sampai sikapnya terlihat memaksa. Saat sebenarnya nggak bisa, tapi bisa-bisain, saat sebenarnya sibuk tapi bela-belain datang.
Ia melakukan itu untuk teman-temannya, tapi malah terlihat seperti buatan. Seperti paksaan dan nggak tulus. Justru ini bisa menciptakan retak awal dalam hubungan, membuat kamu terlihat seperti sedang berpura-pura.
5. People pleaser membosankan
Hubungan akan terlihat lebih “hidup” dengan pendapat, bentrokan, masalah, dan penyelesaian. Tidak apa-apa punya pendapat berbeda bila akhirnya kedua pihak sama-sama berjuang untuk bertukar pikiran dan berdamai.
Terus-terusan nggandol di balik opini orang bikin kamu terlihat seperti nggak punya kepribadian. Orang lain jadi sulit mengenal dan memahamimu. Bagaimana bisa menciptakan hubungan yang intim, kalau kamu saja masih terus menutup diri?
Jadi people pleaser itu nggak enak. Sudah berkorban banyak, eh, malah bikin ilfeel orang. Jauh lebih enak untuk menjadi diri sendiri apa adanya. Kita jadi tak punya beban untuk menyenangkan semua orang.
Baca Juga: 5 Prinsip untuk Membentengi Diri dari Pengaruh People Pleaser
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.