Catat! 5 Kesalahan Umum yang Sering Dilakukan Setelah Kena PHK

- Waktu luang setelah PHK bisa jadi momen emas untuk refleksi diri, mengenal passion, dan membuat rencana karier yang lebih terarah.
- Kondisi mental dan emosi perlu diperhatikan setelah PHK, dengan mencari dukungan dari orang terpercaya atau profesional untuk meredakan beban pikiran.
- Perencanaan keuangan yang matang dan penyesuaian gaya hidup sesuai kondisi pasca PHK sangat penting agar tabungan cukup bertahan dalam jangka menengah.
Kehilangan pekerjaan memang jadi momen yang bikin campur aduk, antara marah, kecewa, bingung, sampai takut sama masa depan. Rasa gak percaya diri mulai muncul, apalagi kalau posisinya udah cukup mapan dan karier lagi ada di puncaknya. Gak sedikit yang langsung panik, buru-buru cari kerja baru, atau malah jadi terlalu santai menikmati waktu luang yang mendadak panjang. Padahal, fase ini bisa jadi titik awal buat mulai refleksi dan bangkit lebih kuat.
Tapi sayangnya, banyak orang justru terjebak dalam pola yang keliru setelah kena PHK. Kesalahan-kesalahan ini sering gak disadari karena datang dari reaksi spontan atau kebiasaan lama yang sulit diubah. Daripada makin tenggelam dalam krisis, lebih baik kenali apa saja kesalahan umum yang sering terjadi setelah pemutusan hubungan kerja. Dengan begitu, bisa lebih siap hadapi realita dan ambil langkah yang tepat ke depan.
1. Terlalu cepat mencari pekerjaan baru tanpa evaluasi diri

Banyak yang langsung buru-buru apply kerjaan ke sana-sini begitu kena PHK, seolah waktu adalah musuh utama. Padahal, tanpa jeda untuk refleksi, proses pencarian kerja jadi asal-asalan dan malah bikin makin frustrasi. Gak jarang yang akhirnya nyemplung lagi ke pekerjaan yang gak cocok, cuma demi dapet gaji bulanan. Ujung-ujungnya, malah stuck di tempat baru yang bikin stres dan burnout lagi.
Waktu luang setelah PHK itu momen emas buat evaluasi diri, apa yang sebenarnya diinginkan, apa kekuatan utama, dan bidang mana yang benar-benar sesuai passion. Buru-buru kerja tanpa arah malah bikin siklus ketidakpuasan terus berulang. Evaluasi ini penting banget supaya langkah ke depan lebih terarah dan penuh makna. Jangan sampai cuma pindah kerja, tapi masalah batinnya tetap sama.
2. Mengabaikan kesehatan mental dan emosional

PHK itu bukan cuma urusan dompet, tapi juga mental dan emosi. Banyak yang terlalu fokus nyari solusi finansial sampai lupa kalau kondisi mental juga butuh dipulihkan. Merasa sedih, marah, atau kecewa itu wajar banget, tapi kalau dibiarkan menumpuk tanpa diolah bisa berubah jadi depresi atau anxiety. Sayangnya, hal ini sering dianggap remeh karena “Gak kelihatan.”
Ngobrol dengan orang terpercaya, ikut komunitas, atau bahkan konsultasi ke profesional bisa bantu banget meredakan beban pikiran. Gak ada yang salah dengan minta bantuan kalau memang butuh. Mengakui bahwa kondisi mental lagi gak stabil justru langkah awal buat pulih dan bangkit. Jangan gengsi, karena menjaga kewarasan itu juga bagian penting dari proses cari kerja yang sehat.
3. Langsung menguras tabungan tanpa rencana

Begitu pemasukan berhenti, tabungan sering jadi tumpuan terakhir. Sayangnya, banyak yang langsung pakai tabungan buat gaya hidup seperti biasa, seolah gak ada perubahan besar yang baru terjadi. Padahal, kondisi setelah PHK butuh penyesuaian keuangan yang cukup signifikan. Tanpa perencanaan matang, dana darurat bisa habis dalam hitungan bulan.
Membuat anggaran baru yang lebih realistis dan menyesuaikan pengeluaran adalah langkah bijak yang harus segera diambil. Fokus pada kebutuhan utama dan tekan pengeluaran yang bisa ditunda dulu. Tabungan harus digunakan dengan strategi, bukan impulsif. Karena proses cari kerja bisa makan waktu, penting buat pastiin keuangan cukup untuk bertahan dalam jangka menengah.
4. Menutup diri dari lingkungan sosial

Rasa malu atau minder setelah kehilangan pekerjaan bikin banyak orang memilih menjauh dari lingkungan sosial. Gak sedikit yang menolak ajakan nongkrong, malas cerita, dan lebih memilih diam di rumah dengan pikiran yang menumpuk. Sayangnya, sikap ini justru memperbesar rasa keterasingan dan bisa memperparah kondisi emosional.
Padahal, menjaga koneksi sosial justru bisa membuka peluang baru, termasuk dalam hal pekerjaan. Banyak kesempatan datang dari obrolan ringan atau pertemuan tak terduga. Lingkungan sekitar bisa jadi sumber dukungan moral yang sangat berarti. Menutup diri cuma bikin proses pemulihan jadi lebih lambat dan penuh tekanan.
5. Terlalu keras menyalahkan diri sendiri

Merasa gagal setelah di PHK itu normal, tapi terus-menerus menyalahkan diri bisa jadi racun yang menghancurkan rasa percaya diri. Banyak yang mulai mempertanyakan seluruh perjalanan kariernya, merasa gak berguna, atau bahkan takut untuk mencoba hal baru. Pola pikir ini bisa menghambat langkah ke depan karena semua dilihat dari sudut pandang negatif.
Penting buat menyadari bahwa PHK bukan selalu karena kesalahan pribadi. Bisa jadi karena restrukturisasi perusahaan, efisiensi biaya, atau faktor eksternal lain yang di luar kendali. Memahami bahwa ini bagian dari dinamika hidup akan lebih menenangkan pikiran. Bangkit dari keterpurukan gak harus langsung kuat, yang penting pelan-pelan, tapi pasti.
Kena PHK memang bukan akhir dari segalanya, tapi bisa jadi awal yang lebih baik kalau disikapi dengan bijak. Hindari lima kesalahan umum ini supaya proses pemulihan dan pencarian kerja bisa lebih terarah dan sehat. Kadang, kehilangan justru membawa ke tempat yang lebih sesuai dan membahagiakan.