Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kisah Diyah Esti Cahyo Pertiwi, Sarjana Matematika yang Kepincut Menulis

potret Diyah Esti Cahyo Pertiwi (dok. Pribadi/Diyah Esti Cahyo Pertiwi)
Intinya sih...
  • Inspirasi dari kegagalan, terus mencoba tanpa menyerah
  • Diyah bangkit dari penolakan artikel dan revisi berulang dengan konsistensi dan ketekunan
  • Kegagalan dijadikan pelajaran untuk memperbaiki kualitas tulisan dan memahami kebutuhan pembaca
  • Diyah mulai menulis lagi setelah 3 tahun dan berhasil meraih beberapa penghargaan bergengsi
  • Penghargaan sebagai simbol pengakuan atas kualitas tulisannya dan dedikasi yang tak pernah sia-sia
  • Penghasilan menulis cukup untuk memenuhi kebutuhan sebagai jobseeker

Diyah Esti Cahyo Pertiwi adalah sosok penulis yang belakangan makin dikenal di IDN Times Community. Ia memulai perjalanan menulisnya dengan penuh semangat meski berasal dari latar belakang yang sederhana dan jauh dari dunia literasi profesional. Sebagai lulusan S1 Matematika dari Universitas Negeri Semarang, ketertarikannya dalam dunia menulis tumbuh seiring waktu karena didorong keinginan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan lebih banyak orang. Diyah membuktikan bahwa siapa pun, terlepas dari latar belakang pendidikan atau profesi, bisa menorehkan prestasi di dunia kepenulisan digital.

Sejak awal, Diyah tidak langsung menapaki jalan mulus. Ia harus belajar secara otodidak, mencari referensi, dan beradaptasi dengan berbagai gaya penulisan yang sesuai dengan kebutuhan media digital. Ia percaya bahwa menulis adalah proses belajar tanpa akhir, di mana tiap artikel yang diterbitkan merupakan pijakan untuk berkembang lebih baik lagi. Dedikasinya dalam menulis membuatnya terus berusaha hingga mencapai berbagai penghargaan bergengsi dalam waktu singkat, salah satunya adalah penghargaan Community Writers of The Month Juli 2025 dari IDN Times Community.

1. Inspirasi dari kegagalan, terus mencoba tanpa menyerah

potret Diyah Esti Cahyo Pertiwi (dok. Pribadi/Diyah Esti Cahyo Pertiwi)

Salah satu hal paling inspiratif dari perjalanan Diyah adalah kemampuannya untuk bangkit dari kegagalan. Ia pernah mengalami penolakan artikel, revisi berulang, dan bahkan masa-masa di mana tulisannya tidak mendapatkan perhatian. Namun, Diyah tidak pernah menyerah. Ia menjadikan setiap kegagalan sebagai pelajaran berharga untuk memperbaiki kualitas tulisan dan memahami kebutuhan pembaca.

“Awalnya aku mencoba peruntungan untuk menulis artikel di IDN Times. Seingatku, aku menulis artikel tentang fun fact jamur. Tapi, sayangnya artikelku tersebut gak kunjung terbit. Hal inilah yang bikin aku sempat patah semangat buat gak menulis artikel lagi cukup lama, sampai 3 tahun lamanya,” cerita Diyah tentang awal perkenalannya dengan IDN Times Community.

Diyah percaya bahwa kegagalan adalah bagian dari proses kreatif yang harus dinikmati. Ia selalu mencoba kembali, menulis ulang, dan mencari sudut pandang baru agar artikelnya lebih menarik dan bermanfaat. Sikap pantang menyerah inilah yang akhirnya membawanya ke titik di mana ia mulai menuai hasil dari kerja kerasnya. Diyah ingin membuktikan bahwa konsistensi dan ketekunan akan selalu membuahkan hasil meski harus melewati banyak rintangan di awal.

2. Meraih penghargaan dalam waktu singkat

potret Diyah Esti Cahyo Pertiwi (dok. Pribadi/Diyah Esti Cahyo Pertiwi)

Beruntung, semangat pantang menyerah tidak ada di kamus Diyah. Setelah 3 tahun, ia akhirnya mulai menulis lagi. Kurun waktu tersebut tidak bisa dibilang singkat. Tapi, dalam periode itu, Diyah memperkaya dirinya sendiri, baik dengan pengetahuan baru maupun serba-serbi teknik kepenulisan.

Kerja keras Diyah pun tak berkhianat. Ia mulai mengirimkan karya-karyanya ke berbagai kanal. Artikel pertama Diyah yang berhasil terbit di IDN Times Community bertajuk, "5 Kebiasaan Buruk Pelajar, Sering Dilakukan Tanpa Sadar".

Dari artikel pertama yang terbit itu, namanya mulai rutin muncul di sektor profil penulis dari artikel-artikel IDN Times. Dewasa ini, kamu bakal banyak menjumpai namanya nongkrong di artikel-artikel kanal Tech. Ia mengaku memang akhirnya menambatkan hatinya ke kanal Tech karena menurutnya kanal ini sanggup mengakomodir rasa penasarannya terhadap tren-tren terkini dunia teknologi.

Sejak artikel pertamanya terbit, dalam waktu singkat ia langsung sukses menyabet beberapa penghargaan di IDN Times Community. Mulai dari menggaet perdikat sebagai Rookie of The Month pada November 2024, masuk nominasi Rookie of The Year sebulan berselang, lalu digenapi dengan Community Writer of The Month pada Juli 2025. Penghargaan ini bukan hanya simbol pengakuan atas kualitas tulisannya, tetapi juga bukti bahwa dedikasi dan semangat belajar tidak pernah sia-sia.

3. Penghasilan menulis cukup untuk memenuhi kebutuhan sebagai jobseeker

potret Diyah Esti Cahyo Pertiwi (dok. Pribadi/Diyah Esti Cahyo Pertiwi)

Diyah baru lulus kuliah pada 2024 silam. Hingga saat ini, ia masih menjadi seorang jobseeker dengan harapan mendapat pekerjaan tetap yang sesuai dengan studi dan kemampuan profesional yang ia ampu. Sambil terus mencari kesempatan, ia mengaku penghasilan dari menulis di IDN Times Community sangat bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Aku sendiri belum pernah menghitung jumlah pasti yang aku peroleh dari hasil menulis artikel di IDN Times Community. Kalau di kira-kira, mungkin sekitar Rp500 ribu hingga Rp1 juta setiap bulannya. Sebagai jobseeker, tentu hasil pendapatan yang aku peroleh dari IDN Times Community ini cukup membantu finansialku. Uang yang aku peroleh ini bisa aku gunakan untuk membayar langganan Wi-Fi, membayar iuran BPJS, dan berbagai kebutuhan belanja sehari-hari,” beber Diyah.

Melalui sistem poin yang bisa dikonversi menjadi uang tunai, Diyah mampu memperoleh penghasilan tambahan dari tiap artikel yang berhasil diterbitkan dan mendapatkan banyak pembaca. Semakin banyak artikel yang tayang dan viral, semakin besar pula poin yang dapat dikumpulkan dan ditukarkan. Diyah menekankan bahwa menulis bukan hanya soal passion, tetapi juga bisa menjadi peluang finansial jika ditekuni serius. Ia menjadi contoh nyata bahwa hobi menulis bisa menghasilkan uang jutaan rupiah asa konsisten dan produktif dalam berkarya.

4. Menulis sambil menebar inspirasi

potret Diyah Esti Cahyo Pertiwi (dok. Pribadi/Diyah Esti Cahyo Pertiwi)

Tak sekadar informatif, artikel-artikel Diyah juga kerap menyisipkan pesan inspiratif yang menggugah pembaca. Menariknya, ia kerap mulai menulis berbekal ide-ide sederhana yang berasal dari pertanyaan dan rasa penasarannya sendiri terhadap suatu hal. Misal, ketika Diyah memutuskan untuk menulis artikel “Cara Membersihkan Penyimpanan Gmail yang Penuh, Gampang Pol!”, ia mendapat ide setelah mendapati akun Gmail miliknya sudah sangat penuh dan ia tak tahu tahu bagaimana cara mengatasinya. Setelah melakukan riset, Diyah pun berhasil menghasilkan dua hal sekaligus, yaitu akun Gmail miliknya jadi lebih lega serta satu artikel berhasil terbit, bahkan sanggup menggaet sekitar 21,3 ribu pembaca. Sekali dayung dua-tiga pulau terlampaui, siapa sangka dari masalah sederhana bisa berbuah menginspirasi puluhan ribu orang lainnya.

5. Kiat menjaga konsistensi menulis apa pun kondisinya

potret Diyah Esti Cahyo Pertiwi (dok. Pribadi/Diyah Esti Cahyo Pertiwi)

Perjalanan Diyah sebagai penulis tentu tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah menjaga konsistensi menulis di tengah kesibukan lain. Selain itu, ia juga harus terus beradaptasi dengan perubahan algoritma, kebijakan editorial, dan tren konten yang dinamis.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Diyah selalu membuat jadwal menulis yang teratur dan menetapkan target pribadi tiap bulan. Ia juga aktif mengikuti diskusi komunitas, workshop, dan membaca panduan menulis terbaru agar tetap relevan. Diyah percaya bahwa tantangan adalah peluang untuk berkembang. Sementara itu, tiap hambatan bisa diatasi dengan strategi yang tepat serta dukungan dari komunitas penulis; salah satu benefit yang ia dapatkan dari aktif tergabung di grup khusus kanal Tech IDN Times Community.

6. Generasi muda tak boleh tergantikan oleh AI

potret Diyah Esti Cahyo Pertiwi (dok. Pribadi/Diyah Esti Cahyo Pertiwi)

Kepada community writer lain di IDN Times Community, Diyah selalu menekankan pentingnya konsistensi dan semangat belajar. Ia mengingatkan bahwa setiap penulis pasti pernah mengalami penolakan atau revisi, tetapi hal itu seharusnya tidak menjadi alasan untuk berhenti berkarya. Menurut Diyah, kunci utama adalah terus menulis, memperbaiki diri, dan menerima kritik dengan lapang dada.

“Generasi muda harus bisa membuktikan diri dengan menggali potensi yang mereka miliki. Selain itu, mereka juga harus menunjukkan sisi unik dan kreatif mereka yang gak bakal tergantikan oleh teknologi, apalagi AI,” pungkas Diyah.

.Diyah juga menyarankan agar para penulis aktif mencari inspirasi dari berbagai sumber, baik dari pengalaman pribadi, lingkungan sekitar, maupun membaca karya penulis lain. Ia percaya bahwa dengan saling mendukung dan berbagi pengalaman, komunitas penulis akan semakin solid dan produktif. Diyah ingin semua community writer di IDN Times Community bisa meraih prestasi dan mendapatkan manfaat finansial dari aktivitas menulis.

Kisah Diyah Esti Cahyo Pertiwi adalah bukti bahwa menulis bisa menjadi jalan untuk meraih prestasi, penghasilan, dan berbagi inspirasi. Cukup berbekal semangat pantang menyerah, ia berhasil mengubah kegagalan menjadi pelajaran dan menjadikan tantangan sebagai batu loncatan menuju kesuksesan. Diyah ingin terus berbagi inspirasi dan mengajak siapa pun untuk berani menulis, bermimpi, dan ikut berjuang bersama di IDN Times Community.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us