- mengurangi sampah kemasan karena barang bekas biasanya gak menggunakan kemasan baru,
- mendukung konsep ekonomi sirkular yang menekankan penggunaan ulang dan konsumsi bertanggung jawab,
- mendorong kebiasaan belanja yang lebih bijak serta menantang pola konsumsi cepat ala fast fashion.
5 Dampak Positif Thrifting terhadap Lingkungan, Hemat dan Jaga Bumi!

- Thrifting membantu mengurangi limbah tekstil dengan memberi pakaian bekas kesempatan kedua sebelum berakhir di tempat pembuangan.
- Thrifting menghemat sumber daya alam karena mengurangi permintaan produksi pakaian baru, termasuk air, energi, dan bahan baku.
- Thrifting menurunkan jejak karbon industri fashion karena barang bekas tidak memerlukan proses produksi dan pengiriman baru.
Tren thrifting alias beli pakaian serta barang bekas kini semakin populer, terutama di kalangan anak muda. Bukan hanya karena harganya yang ramah di kantong, melainkan ini juga karena kesadaran bahwa fashion yang berkelanjutan itu penting. Di balik aktivitas simpel memilih baju bekas yang masih kece, ternyata ada banyak dampak positif yang sangat berarti bagi lingkungan.
Thrifting membantu memperpanjang umur barang-barang yang masih layak pakai. Ini merupakan sebuah langkah kecil yang memberikan efek besar dalam menekan budaya fast fashion yang serbacepat dan serbabaru. Dengan memilih barang preloved, kita ikut memotong siklus konsumsi boros yang selama ini membebani Bumi. Yuk, kita tengok lebih dalam apa saja dampak positif thrifting bagi lingkungan!
1. Mengurangi limbah tekstil

Salah satu dampak paling nyata dari thrifting ialah berkurangnya tumpukan limbah tekstil di tempat pembuangan akhir (TPA). Banyak pakaian modern terbuat dari bahan sintetis yang membutuhkan ratusan tahun untuk terurai. Jadi, setiap kali membeli barang bekas, kita sebenarnya sedang memberi kesempatan kedua pada pakaian tersebut sebelum berakhir sebagai sampah. Di tengah tren fast fashion yang mendorong kita membeli terus-menerus, thrifting menjadi cara efektif memperlambat aliran limbah tekstil. Dengan memperpanjang umur pakaian, volume sampah tekstil bisa ditekan secara signifikan.
2. Menghemat sumber daya alam

Proses pembuatan pakaian baru membutuhkan banyak sumber daya alam, mulai dari air, energi, hingga bahan baku seperti kapas. Untuk membuat satu celana jeans saja dibutuhkan sekitar 1.800 galon air, mulai dari proses penanaman kapas sampai proses akhir.
Saat kita membeli barang thrifting, otomatis permintaan terhadap produk baru berkurang. Ini berdampak langsung pada penghematan air, energi, dan bahan baku lainnya. Semakin sedikit barang baru yang diproduksi, semakin sedikit pula sumber daya alam yang dieksploitasi.
3. Menurunkan jejak karbon

Industri fashion merupakan salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca global. Produksi serat sintetis membutuhkan energi besar, belum termasuk proses pengiriman pakaian baru dari pabrik ke berbagai belahan dunia. Dengan beralih ke thrifting, permintaan produksi barang baru ikut menurun sehingga emisi karbon yang dihasilkan pun berkurang. Barang bekas juga gak memerlukan pengemasan baru atau pengiriman jarak jauh sehingga jejak karbonnya jauh lebih kecil. Bisa dibilang, thrifting merupakan cara sederhana, tapi efektif, bagi konsumen untuk ikut mengerem perubahan iklim.
4. Mengurangi polusi bahan kimia

Industri tekstil kerap menggunakan pewarna berbahaya, pestisida dalam budi daya kapas, hingga bahan kimia, seperti soda kaustik dan produk samping berbasis minyak bumi. Semua ini berpotensi mencemari tanah, air, dan berdampak buruk pada kesehatan manusia maupun ekosistem. Dengan membeli pakaian bekas yang gak lagi membutuhkan proses produksi dan pewarnaan baru, kita sudah membantu menekan permintaan terhadap proses kimia yang mencemari lingkungan. Artinya, thrifting membantu mengurangi risiko pencemaran jangka panjang dari industri tekstil.
5. Manfaat lingkungan lainnya

Selain hal-hal besar di atas, thrifting juga memberikan manfaat tambahan:
Thrifting bukan sekadar tren belanja murah, melainkan juga bagian dari gaya hidup yang membawa banyak dampak positif bagi lingkungan. Semakin banyak orang yang beralih ke thrifting, semakin besar pula kontribusi kolektif kita dalam menjaga Bumi dari tekanan industri fashion global. Selain hemat, kita juga ikut berbuat baik untuk lingkungan.


















