#GreenBeauty Ikut Bantu Rawat Bumi, Yuk Lakukan 6 Tantangan Simpel Ini

Saya berkomitmen untuk jaga bumi yang berkelanjutan. Kamu?

Melihat keadaan bumi saat ini, mulai dari pemanasan global, meningkatnya volume sampah plastik, polusi hingga pemanfaatan sumber daya alam bumi tanpa upaya pelestarian, tentunya menjadi perhatian terbesar kita saat ini.

Hal ini dikarenakan untuk memastikan kehidupan bumi di masa mendatang masih tetap lestari dan layak untuk dihuni. Untuk itu, menjadi kewajiban kita untuk merawat dan menjaga bumi kita untuk keberlangsungan yang lebih baik.

Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk merawat bumi dan lingkungan kita. Bahkan ada banyak bermunculan berbagai macam aksi-aksi solidaritas merawat bumi. Tak seberat kedengarannya, kamu bisa melakukan 6 tantangan sederhana ini sebagai langkah nyata untuk merawat bumi dan lingkungan. Komitmen dalam diri kamu ya kalau tantangan ini bakal kamu lakukan mulai dari sekarang. Apa saja? Berikut adalah ulasannya untukmu.

1. Manfaatkan transportasi publik untuk pergerakan keseharianmu

#GreenBeauty Ikut Bantu Rawat Bumi, Yuk Lakukan 6 Tantangan Simpel Iniilustrasi transportasi publik (dok. Pribadi/Dede Surya Pradipta)

Tahukah kamu jika penggunaan kendaraan bermotor menjadi salah satu penyumbang emisi karbon terbesar? Di kota-kota besar, jumlah emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor semakin tinggi mengingat semakin meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan pergerakan mereka dari satu tempat ke tempat lain. Tak hanya itu, emisi karbon kendaraan bermotor juga ditentukan dari lama perjalanan dan frekuensi perjalanan. Kondisi ini akhirnya mempengaruhi kualitas udara terutama di daerah perkotaan.

Nah, kamu juga bisa ikut menurunkan jejak emisi karbon dengan menggunakan transportasi publik untuk pergerakan keseharianmu seperti berangkat ke kantor. Oh ya, sebagai salah satu millenials pekerja di kota Jakarta, penulis juga sering memanfaatkan transportasi publik seperti bus Transjakarta dan MRT untuk aktivitas bepergian ke kantor. Sederhana sih tapi cukup membantu mengurangi jejak karbon dari kendaraan. Plus, hemat ongkos juga.

Kamu juga bisa carpool car bareng teman-teman kantormu dengan menggunakan satu mobil secara bersama-sama untuk berangkat ke kantor. Untuk pergerakan ke tempat yang lebih dekat, kamu bisa bersepeda atau jalan kaki. Bersepeda dan jalan kaki juga jadi sarana olahraga buat kamu. Udara sehat, tubuh juga sehat kan? Gimana, bisa dong buat jalanin tantangan ini!

2. Mulai beralih ke produk eco-friendly dan kenali kesadaran merek terhadap lingkungan 

#GreenBeauty Ikut Bantu Rawat Bumi, Yuk Lakukan 6 Tantangan Simpel Iniilustrasi beralih ke product eco-friendly (unsplash.com/@goodsoulshop)

Produk-produk eco-friendly ini biasanya menggunakan material alami, mudah terurai dan ramah lingkungan seperti bambu dan jerami gandum. Kamu dapat bertahap untuk beralih ke produk eco-friendly seperti alat makan, kebutuhan kamar mandi (sabun dan sampo) hingga produk perawatan diri. Selain itu, mengenali merek yang sadar lingkungan juga harus diperhatikan. Hal ini dikarenakan ada beberapa merek yang abai soal kandungan produknya hingga rantai bisnis yang merusak lingkungan.

Sejalan dengan hal itu, Garnier sebagai salah satu merek produk kecantikan terkemuka di dunia meluncurkan program #GarnierGreenBeauty sebagai bentuk komitmen Garnier memberikan dampak positif terhadap lingkungan. Melalui program ini, Garnier bertransformasi menjadi merek berkonsep 'lebih hijau' di setiap tahapan produksi mereka, mulai dari formulasi bahan hingga kemasan.

Komitmen ini diwujudkan dengan varian produk Garnier Sakura White dan Light Complete yang mengedepankan ekstrak bahan alami dan berkelanjutan seperti sakura dan lemon yuzu. Selain itu, produk Garnier Mask Sakura White bisa terurai dengan metode composting. Tak hanya formula bahan, produk kemasan Garnier juga menggunakan plastik daur ulang seperti di Sakura Glow Water-Glow Essence dan Garnier Micellar Water. Keren kan!

Tidak hanya dari produknya, Garnier juga berperan sebagai perusahaan yang sadar akan isu lingkungan dengan mengurangi jejak emisi karbon dan penggunaan energi terbarukan dari teknologi mini-hydro system. Bahkan ditargetkan menjadi pabrik zero emisi.

Gimana, keren kan! Yuk, ikut kampanye #GarnierGreenBeauty. Untuk informasi selengkapnya, kamu bisa langsung cek laman https://www.garnier.co.id/greenbeauty. Ssst, jangan lupa pakai produk Garnier juga ya! Merawat diri sambil merawat bumi juga!

3. Pilah dan kelola sampah di rumahmu

#GreenBeauty Ikut Bantu Rawat Bumi, Yuk Lakukan 6 Tantangan Simpel Iniilustrasi pilah-pilih sampah (unsplash.com/@splashabout)

Sebagian besar sampah berasal dari sampah rumah tangga. Membuang sampah tak hanya sekedar meletakkan sampah pada tempat sampah dan dibiarkan begitu saja. Untuk itu, saatnya kita upgrade kebiasaaan kita membuang sampah dengan cara memilah dan mengolah kembali sampah-sampah yang ada di rumah.

Pilah sampah rumahmu berdasarkan jenisnya. Umumnya, sampah di rumah bisa dibedakan menjadi sampah organik dan anorganik. Kedua jenis sampah ini tidak disarankan untuk terurai secara bersamaan karena bisa menimbulkan bau tidak sedap. Sampah organik seperti sisa buah dan sayuran bisa kamu manfaatkan untuk media kompos. Untuk sampah anorganik seperti botol plastik atau kaca, kamu bisa melakukan recycle seperti pot tanaman atau menyalurkannya ke bank sampah.

dm-player

Yuk, mulai dari sekarang kita mulai pilah-pilih sampah rumah agar sampah tak hanya berakhir di pembuangan dan ada keberlanjutan pengelolaan yang lebih baik. Gimana, bisa dong ya!

Baca Juga: #GreenBeauty 5 Tips Menuju Millennial Minimalis, Mudah Dilakukan!

4. Buat yang sering jajan ke gerai minuman, mulai dari sekarang tolak sedotan plastik dan bawa sedotanmu sendiri

#GreenBeauty Ikut Bantu Rawat Bumi, Yuk Lakukan 6 Tantangan Simpel Iniilustrasi tolak sedotan plastik (unsplash.com/@davidmac)

Mengapa sedotan plastik menjadi salah satu concern konservasi lingkungan? Sampah plastik, termasuk sedotan menjadi salah satu bahan dengan rentang waktu hancur dan terurai terlama. Tak hanya menjadi masalah untuk ekosistem daratan, tak jarang sampah plastik ini berakhir di lautan dan mengancam biota laut seperti paus dan penyu. Bahkan, laporan kematian biota laut karena sampah pun sering dilaporkan.

Untuk itu, sudah menjadi kewajiban kita secara sadar untuk memerangi hal tersebut. Biasanya, sedotan plastik menjadi hal yang biasa diberikan oleh berbagai gerai minuman, kafe, maupun restoran. Harganya yang murah menjadikan konsumsi sedotan plastik menjadi tak terkontrol dan berujung pada peningkatan volume sampah.

Saat ini, gerakan tanpa sedotan plastik mulai digalakkan secara masif. Oleh karena itu, yuk bareng aku dan lainnya, kita biasakan menolak penggunaan sedotan plastik dan membawa sedotan sendiri. Saatnya mulai beralih menggunakan sedotan dengan bahan mudah terurai seperti bambu dan kertas. Dengan begitu, konsumsi dan permintaan sedotan plastik akan perlahan berkurang sehingga produsen sedotan pun akan mulai beralih ke bahan yang lebih ramah lingkungan. Challenge accepted ya!

5. Tahan dorongan pembelian impulsif dan hanya membeli jika memang dibutuhkan

#GreenBeauty Ikut Bantu Rawat Bumi, Yuk Lakukan 6 Tantangan Simpel Iniilustrasi menahan pembelian impulsif (unsplash.com/@john_cameron)

Apa sih hubungan pembelian impulsif dengan isu lingkungan? Pembelian impulsif adalah perilaku konsumen yang memutuskan melakukan pembelian barang atau jasa secara tiba-tiba dan tanpa perencanaan. Mungkin kamu pernah berkata "Wah, baju ini bagus, beli ah mumpung diskon!"  atau seperti"Baju ini produk terbaru dari brand X, biar tetep up to date, harus beli nih!. Nah, itu adalah sebagian kecil contoh pembelian impulsif.

Karena pembelian produk ini tanpa rencana, hanya berdasarkan keinginan dan tidak mendesak, seringkali produk ini akan berakhir tidak terpakai dan berujung pada penumpukan sampah. Belum lagi, kita tak memperhatikan material produk yang kita beli, apakah ramah lingkungan atau tidak. Untuk itu, bijak dalam pembelian produk sangatlah diperlukan.

 Ada satu teori yang bisa kita gunakan untuk menahan dorongan pembelian impulsif ini. Teori ini dikenal dengan istilah"The Buyerarchy Of Needs Pyramids"  yang dicetus oleh Sarah Lazarovic. Teori ini membagi pertimbangan pembelian kebutuhan ke dalam enam pilihan yaitu gunakan apa yang sudah ada (use what you have), meminjam (borrow), menukar (swap), berburu produk preloved (thrift), membuat (make), dan membeli (buy). Untuk opsi terakhir tentunya dengan pertimbangan kedesakan kebutuhan dan tanggung jawab pengelolaannya.

6. Join the movement!

#GreenBeauty Ikut Bantu Rawat Bumi, Yuk Lakukan 6 Tantangan Simpel Iniilustrasi kampanye lingkungan (unsplash.com/@helloimnik)

Yuk, sibukkan diri kita secara produktif dengan ikut serta dalam gerakan kampanye ramah lingkungan sebagai bentuk kewajiban kita merawat bumi yang berkelanjutan. Nah, ada kabar baik nih buat kamu yang mau memulai langkah untuk merawat bumi kita.

Seperti yang telah disebutkan di atas, Garnier telah meluncurkan program #GarnierGreenBeauty. Salah satu terobosannya adalah kolaborasi dengan platform eRecycle. #GarnierxIDNTimes mengajak kamu memulai #OneGreenStep dengan mengatasi sampah plastik melalui program daur ulang. Program ini memberi ruang bagi siapa saja untuk menyumbangkan sampah yang dimiliki lewat aplikasi eRecycle. Sampah yang bisa dikelola oleh eRecycle meliputi sampah plastik, kertas/kardus, botol kaca, dan kaleng bekas minuman.

Dengan aplikasi eRecycle, sampah rumahmu akan dijemput langsung oleh tim eRecycle dan selanjutnya dilakukan daur ulang. Gak perlu repot deh! Oh ya, saat ini layanan eRecycle baru tersedia di Jakarta, Depok, dan Bekasi dengan perluasan ke kota lainnya dalam waktu dekat.

Nah, itu tadi 6 tantangan yang bisa kita lakukan untuk ikut merawat bumi. Bagaimana? Kamu siap buat memulai challenge ini untuk diterapkan di kehidupan sehari-harimu? Kita mulai dari sekarang ya!

Baca Juga: #GreenBeauty 5 Cara Sederhana yang Bisa Mengurangi Pencemaran Plastik

Dede Surya Pradipta Photo Verified Writer Dede Surya Pradipta

Pop news geek in superhero movie, comics, and series

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya