5 Ciri Demonstrasi yang Sebaiknya Tidak Diikuti, Waspadai Kerusuhan!

Setiap warga negara berhak untuk menyampaikan pendapatnya termasuk di muka umum atau dengan melakukan demonstrasi. Aksi demonstrasi biasa terjadi saat ada sekelompok massa yang merasa tidak puas atas kebijakan atau guna mendapatkan keadilan. Demo juga tidak hanya ditujukan pada pemerintah seperti yang kerap terdapat dalam pemberitaan.
Sekelompok pekerja misalnya, bisa mendemo pimpinan perusahaan tempat mereka bekerja. Mahasiswa atau pelajar juga dapat memprotes kebijakan rektor atau kepala sekolah.
Tapi biasanya demonstrasi memang dilakukan oleh orang-orang dewasa. Namun jangan salah, bukan berarti dirimu yang sudah berusia dewasa begitu saja mengikuti berbagai aksi demo.
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum kamu memutuskan mengikuti demonstrasi. Jangan sekadar ikut-ikutan yang bisa menempatkanmu dalam situasi berbahaya.
Bukan sekadar bahaya ketika terjadi bentrokan, melainkan juga dirimu terprovokasi oleh sejumlah oknum. Demontrasi dengan lima ciri berikut sebaiknya gak usah diikuti siapa pun yang mengajakmu.
1. Potensi kekacauannya tinggi

Segala hal memang bisa terjadi di lapangan ketika demonstrasi berlangsung. Tidak mudah baik untuk koordinator aksi maupun pihak keamanan menertibkan massa yang begitu banyak. Apalagi bila demonstrasi terjadi sampai malam hari yang membuat penyusup rawan masuk.
Akan tetapi, upaya pencegahan aksi-aksi anarki masih bisa dilakukan mulai dari kamu sendiri. Jangan ikut-ikutan bila ada ajakan berdemo yang mencurigakan. Misalnya, peserta demo diminta membawa benda-benda berbahaya seperti senjata tajam dan batu. Atau, benda-benda itu sudah disiapkan ketika kalian berkumpul sebelum berangkat demo.
Jika perintah membawa sejumlah senjata diberitahukan jauh sebelum aksi, urungkan niatmu ikut berdemo. Tapi bila benda-benda yang bisa dijadikan senjata saat terjadi bentrokan itu baru diketahui olehmu menjelang aksi, tetap tenang. Nanti ketika massa mulai bergerak, dirimu dapat mencari kesempatan buat diam-diam meninggalkan lokasi.
2. Duduk perkaranya tidak kamu pahami

Ingat bahwa inti dari aksi demo adalah menyampaikan aspirasi. Akan tetapi, bagaimana kamu bisa punya pendapat dan harapan tertentu apabila duduk perkaranya saja gak tahu? Setiap peserta demo tanpa terkecuali harus memahami isu yang menjadi fokus dalam aksi tersebut. Kalian juga kudu punya pendapat yang sejalan sehingga suaranya solid.
Kalau pendapatmu dengan peserta lain berbeda, nanti malah kalian ribut-ribut sendiri. Lebih parah lagi jika dirimu sebenarnya gak mengerti masalah yang menyebabkan demonstrasi itu. Kamu belum berangkat saja sudah bingung apalagi sesampainya di lokasi demo. Ketidaktahuan melemahkan perjuangan.
Bahkan sikap sekadar ikut demo memudahkan provokator masuk. Dirimu akan mengikuti apa saja arahannya meski itu menyebabkan aksi yang semula damai menjadi kacau dan penuh aksi kekerasan. Kamu harus mempelajari dulu persoalannya sampai benar-benar paham. Jangan asal membeo apa kata orang sekalipun dia tokoh yang cukup ternama.
3. Ada pemaksaan

Demonstrasi harus dilakukan dengan sukarela. Apa pun yang menjadi masalahnya, gak boleh ada orang yang memaksamu buat ikut demo. Jika terdapat orang yang main paksa begini, bersikaplah tegas menolaknya. Atau, masa bodoh saja terpenting akhirnya dirimu tak ikut turun ke jalan.
Jika aksi demo benar-benar untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, tidak usah ada paksaan pun pasti banyak orang mau ikut. Sebaliknya, aksi yang kemungkinan penuh kepentingan pihak tertentu serta gak memperoleh simpati dari masyarakat biasanya main paksa. Kalau pemaksaannya keterlaluan sampai disertai ancaman yang membahayakan keselamatanmu, laporkan saja ke pihak berwajib.
Demonstrasi merupakan kebebasan berpendapat yang dijamin undang-undang. Namun, kenapa satu atau beberapa orang malah berusaha merampas kebebasanmu yang gak ingin ikut demo?
Sudah ada kesalahan fatal di sini sehingga aksi itu mungkin tidak memiliki tujuan yang baik. Sebab tujuan positif pun seharusnya dilakukan dengan cara yang baik pula.
4. Ada hal lain yang lebih penting untuk dilakukan

Kata solidaritas biasanya digaungkan dalam aksi demonstrasi. Memang sikap setia kawan ada baiknya. Terutama dalam upaya memperjuangkan hal-hal yang positif. Akan tetapi, kamu juga harus tetap memikirkan diri sendiri. Tidak semua orang perlu turun ke jalan kalau masih bisa perwakilan saja.
Pun boleh jadi jika dirimu ikut berdemo malah ada hal-hal yang sangat penting dalam hidupmu menjadi kacau. Contohnya, kamu pekerja harian. Artinya, tidak bekerja sehari saja dirimu gak memperoleh pendapatan. Bila kamu masih punya simpanan buat makan hari itu ikut demo tak apa-apa.
Akan tetapi jika tidak bekerja seharian bakal membuatmu dan keluarga kelaparan, tolak baik-baik ajakan berdemo. Ada diri serta keluarga yang mesti dinafkahi. Di tengah keinginan berjuang bersama teman-teman, kamu tetap kudu bisa berpikir rasional. Jangan hanya mengedepankan perasaan.
5. Tuntutannya tidak masuk akal buatmu

Dalam aksi demonstrasi pasti terdapat tuntutan yang disuarakan. Biasanya tuntutan demonstran tidak hanya satu melainkan beberapa. Coba cermati satu per satu. Apakah semuanya cukup masuk akal dan kamu setuju? Atau ada sebagian bahkan seluruhnya yang menurutmu aneh atau terlalu sulit direalisasikan?
Jika dirimu merasakan yang terakhir, berarti sudah terdapat perbedaan pandangan antara kamu dengan orang-orang yang merumuskan daftar tuntutan itu. Bila kamu masih bisa memberi masukan serta didengarkan sehingga tuntutan disusun ulang, ikut demo gak apa-apa. Namun apabila suaramu tidak digubris, tinggalkan saja.
Kelompok itu tak menggambarkan pandanganmu. Tuntutan mereka yang terlampau tinggi juga cenderung tak bakal dikabulkan oleh pihak yang didemo. Apalagi bila teman-temanmu bertekad gak akan mau diajak bernegosiasi. Kamu yang sudah melihat demo bakal menemui jalan buntu mending tidak usah ikut sekalian.
Ikut demonstrasi bukan hal buruk selama kamu tetap berhati-hati dan bukan sekadar ikut-ikutan. Siapa pun yang mengajakmu, jangan asal mau saja sampai demonstrasi seperti menjadi kegiatanmu sehari-hari.
Kalau dirimu punya kemampuan menulis, kamu masih bisa menuliskan aspirasimu dan kawan-kawan di media massa. Turun ke jalan bukan satu-satunya cara untuk menyampaikan pendapat.