Dias Kinanthi, dari Kuliah Kedokteran hingga Jadi Diplomat

Kamu merasa salah jurusan? Dias Kinanthi adalah salah satu dari sekian banyak orang yang pernah mengalami salah jurusan kuliah. Namun, salah jurusan bukan berarti kamu gak bisa sukses. Dias berhasil membuktikannya. Meskipun ia sempat salah jurusan di kuliah kedokteran selama 4 semester, Dias masih bisa tetap bekerja sesuai passion-nya dan menjadi seorang diplomat sukses.
1. Sejak kecil Dias tertarik dengan isu-isu terkini yang menyangkut orang banyak

Dias sebelumnya tidak terpikir untuk menjadi diplomat. Yang ia tahu, sejak kecil dia suka membaca, menonton berita dan tertarik dengan isu-isu yang terjadi di sekitarnya.
"Memang passion saya sejak kecil adalah kepedulian terhadap isu-isu yang terjadi di sekitar saya. Tapi dari SD, SMP, passion ini luas sekali, ya. Kalau passion-nya suka menyanyi, kedepannya pengen jadi penyanyi. Kalau suka gambar, jadi pelukis atau ilustrator. Tapi kalau passion-nya kepedulian tentang isu di sekitar saya, itu apa ya?" ujar Dias dalam acara talkshow Vooya #TauApaMaumu, Jumat (31/8).
2. Masuk jurusan IPA dan berhasil kuliah Kedokteran di Universitas Indonesia

Duduk di bangku SMA, Dias harus memutuskan jurusan yang akan dia tempuh. Awalnya, Dias lebih tertarik untuk masuk jurusan sosial. Namun, pada akhirnya dia masuk ke jurusan IPA. "Karena saya suka baca, suka ikutin berita-berita. Saya pengen masuk jurusan sosial. Tapi waktu SMA itu ada tes bakat. Nah, dari tes bakat itu saya condong ke IPA," terang gadis yang suka berhijab ini.
Setelah masuk jurusan IPA, Sekolah kemudian mendorong Dias untuk masuk fakultas kedokteran di Universitas Indonesia. "Ayo dong, kamu masuk dong fakultas kedokteran biar sekolah bangga juga, passing grade-nya paling tinggi. Yaudah, dengan berat hati akhirnya masuk," terang Dias.
3. Merasa tidak cocok dengan kuliah kedokteran, Dias banting setir ke jurusan sastra Jerman

Ternyata kuliah kedokteran cukup berat bagi Dias, terlebih karena itu bukan passion-nya. Dias hanya bertahan selama 4 semester dalam kuliah kedokteran. Ia berani mengatakan kepada orang tuanya bahwa dirinya ingin berpindah jurusan ke sastra Jerman dan mau membiayai kuliahnya sendiri.
"Sejak aku sekolah aku suka segala isu termasuk bahasa. Dalam perjalanannya aku suka filsafat Jerman. Akhirnya memutuskan untuk ambil sastra Jerman," ujar Dias.
Dias menjelaskan awalnya ia mencari terjemahan sastra Jerman ke Bahasa Inggris untuk membaca karya tersebut. Namun, kemudian Dias tertarik untuk langsung mempelajari bahasa Jerman itu sendiri. Berawal dari situ, Dias kemudian menguasai bahasa Jerman hingga masuk sastra Jerman dan menjadi pengajar bahasa Jerman saat kuliah.
4. Perjuangan Dias kuliah di sastra Jerman sambil bekerja

Banting setir ke jurusan sastra Jerman, Dias berkomitmen dan bertanggung jawab untuk membiayai kuliahnya sendiri. Oleh karena itu sambil kuliah, Dias juga menjadi tutor bahasa Jerman di Priok Jakarta Utara dan bekerja sebagai editor di Jakarta Timur.
"Jadi tiap hari Jakarta Utara-Jakarta Timur-Depok. Tapi karena saya suka jalaninnya, itu gak kerasa capek," papar Dias. Dari pengalamannya ini, Dias mengajak para anak muda untuk mengambil langkah sesuai apa yang mereka sukai.
5. Kini, sukses menjadi Diplomat Multilateral untuk Jenewa, Swiss

Setelah melewati banyak perjuangan, kini Dias sukses menjadi diplomat bidang multilateral di Jenewa, Swiss. Tugasnya menangani beberapa badan PBB di antaranya WHO, ILO dan UNESCO.
Dari perjalanan hidupnya ini, Dias memberi kesimpulan berikut, "kalau Tuhan tutup satu jalan untuk kita. Kita tuh sebenarnya bukan ditutup, tapi diarahkan ke jalan yang lebih baik," papar adik penyanyi Andien ini.