Film Eksil: Memahami Sejarah dengan Kacamata yang Lebih Kritis

Ini 5 hal yang bisa kamu dapat setelah menonton Eksil

Film dokumenter berjudul 'Eksil' hasil karya Lola Amaria tengah menjadi perbincangan sebab mengangkat peristiwa bersejarah di Indonesia. Karya visual yang diangkat dari peristiwa tahun 1965 ini menyoroti kehidupan orang-orang yang tidak dapat pulang kembali ke tanah air sebab konflik politik dan menjadi terasingkan. 

Secara lebih luas, film ini bertujuan membuka mata masyarakat mengenai peristiwa di masa lampau dari sudut pandang pra eksil. Dokumentasi yang menyoroti perjalanan dan pengalaman para mahasiswa yang dikirm ke luar negeri untuk menempuh pendidikan namun tak dapat pulang ke tanah air ternyata memiliki pesan moral yang sarat makna. Terlebih bagi generasi muda yang tak mengalami secara langsung peristiwa besar di tahun tersebut.

1. Film eksil mengajarkan untuk memahami dan mendalami sejarah Indonesia secara lebih berimbang

Film Eksil: Memahami Sejarah dengan Kacamata yang Lebih KritisCuplikan film Eksil (Youtube.com/Lola Amaria Production)

Film Eksil mengangkat pengalaman para pelajar yang tak dapat kembali ke Indonesia sejak meletusnya peristiwa G30S/PKI di tanah air. Upaya kudeta oleh sekelompok perwira militer yang diduga berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) mengakibatkan terbunuhnya sejumlah jendral dan perwira. 

G30S/PKI menjadi kejadian penting yang diajarkan di bangku sekolah. Namun, melalui film Eksil, penonton diajak memahami perasaan orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tersebut melalui sudut pandang yang berbeda.

Pengalaman yang berat dari setiap pelajar yang tak dapat pulang ke kampung halaman, serta perasaan orang-orang yang menjadi terasing karena kondisi politik negara sendiri, menggugah rasa simpatik yang mendalam. Melalui film berdurasi 2 jam, penonton diajak untuk menelusuri pengalaman, pemikiran, dan pandangan sejarah dari sudut pandang orang-orang yang terlibat langsung, tak hanya berdasarkan narasi di buku.

2. Cara berbeda dalam mencintai tanah air, film Eksil syarat akan sikap nasionalis

Film Eksil: Memahami Sejarah dengan Kacamata yang Lebih Kritisfilm Eksil (dok. Lola Amaria Production/Eksil)

Nasib para eksil yang terpaksa meninggalkan tanah air dan tak bisa pulang kembali ke kampung halaman, menjadi imbas dari peristiwa G30S/PKI. Meski demikian, para mahasiswa yang kala itu tengah menempuh pendidikan di berbagai negara Asia hingga Eropa tetap berjuang untuk mempertahankan kewarganegaraannya. 

Sifat ini menunjukkan tingginya rasa nasionalis dan cinta tanah air meski berada di situasi yang sulit. Para eksil yang dilarang kembali ke Indonesia dan dianggap sebagai pengkhianat bangsa, tetap mencintai tanah kelahirannya. 

3. Memahami pandangan dan pengalaman orang lain dari berbagai sudut pandang, menumbuhkan empati dalam diri

Film Eksil: Memahami Sejarah dengan Kacamata yang Lebih Kritisfilm Eksil (dok. Jogja-NETPAC Asian Film Festival/Eksil)

Kisah utama yang disajikan dalam film Eksil adalah kepedihan para pelajar yang tak bisa kembali ke Indonesia. Beberapa dari mereka memilih menetap dan membangun keluarga di negara-negara yang dianggap 'netral', namun tak lantas menyurutkan semangat nasionalisme dalam jiwa mereka. 

Film ini menumbuhkan rasa empati yang besar setelah memahami kesulitan dan kesedihan yang dialami para eksil atas pengalaman masing-masing tokoh. Meski diasingkan oleh bangsa sendiri, mereka tetap bersikap bijak dan berpikir rasional dalam bertindak.

Dari film Eksil, kita tak hanya diajarkan untuk mengerti perasaan dari satu sudut pandang, namun juga bisa menempatkan posisi pribadi dengan pengalaman yang dilalui orang lain. Hal ini mendorong kita untuk menggunakan akal pikiran dan emosi positif untuk bisa memahami orang lain.

Baca Juga: Kisah Para Eksil 1965, Mengapa Tidak Dianggap sebagai WNI?

4. Kritis dalam menerima informasi

Film Eksil: Memahami Sejarah dengan Kacamata yang Lebih KritisCuplikan film Eksil (Youtube.com/Lola Amaria Production)

Dalam film tersebut, Lola berusaha mengungkap dan menyajikan peristiwa bersejarah yang mungkin tak dialami secara langsung oleh generasi muda. Sama halnya dengan generasi yang lahir setelah perstiwa tersebut, Lola memiliki banyak pertanyaan terkait kebenaran atas kejadian masa lalu. 

Rasa ingin tahu yang besar membuat Lola menampilkan kisah para eksil dan realita di balik peristiwa fenomenal tahun 1965 hingga 1998. Melalui film tersebut, kita diajarkan untuk menanggapi setiap peristiwa bersejarah dengan lebih kritis. 

Proses berpikir kritis mengedepankan pemikiran yang independen, jernih dan rasional dalam menilai suatu kejadian. Menggunakan kemampuan berpikir kritis, suatu peritiwa dapat ditafsirkan secara lebih komperhensif dan menyeluruh.

5. Tak mudah terprovokasi dan bijaksana menyikapi informasi

Film Eksil: Memahami Sejarah dengan Kacamata yang Lebih Kritisilustrasi para eksil pada saat itu (commons.wikimedia.org/Berita Film Indonesia)

Kesadaran untuk mengerti suatu peristiwa dengan pandangan terbuka menunjukkan sikap yang bijaksana. Film ini juga mendorong penonton untuk tidak mudah terprovokasi dalam pengambilan keputusan, digambarkan dalam film tersebut saat para eksil dihadapkan pada pilihan yang berat dan kompleks.

Dalam melangkah dan mengambil tindakan, seseorang harus memiliki informasi yang utuh dan mencangkup keseluruhan peristiwa. Tak mudah terprovokasi menjadi keterampilan yang harus dimiliki setiap manusia. 

Demikian beberapa hal yang bisa diambil dari film Eksil. Pesan di atas mungkin dapat membantumu dalam memahami film ini secara lebih baik. 

Baca Juga: 8 Film Dokumenter Politik Mirip Eksil, Bikin Merinding

Topik:

  • Dina Fadillah Salma
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya