Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Etika Mengajukan Cuti Dadakan di Bulan Desember, Tetap Profesional!

ilustrasi berbicara dengan atasan
ilustrasi berbicara dengan atasan (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Kejujuran adalah kunci utama saat mengajukan cuti mendadak di bulan Desember
  • Ajukan permintaan cuti sesegera mungkin untuk memberi ruang bagi tim menyesuaikan alur kerja
  • Pastikan pekerjaan ditinggal dalam kondisi rapi dan berikan solusi alternatif sebelum meminta izin
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bulan Desember selalu jadi masa paling sibuk di banyak kantor, apalagi menjelang akhir tahun ketika laporan harus selesai dan jadwal kerja makin padat. Situasi ini bikin cuti dadakan jadi isu sensitif karena sedikit perubahan bisa mengganggu alur kerja tim. Mengajukan last-minute leave memang sah, tapi harus dilakukan dengan cara yang tepat agar reputasimu tetap terjaga.

Cuti dadakan bukan hanya soal izin pergi, tapi juga tentang bagaimana kamu menjaga kepercayaan atasan dan rekan kerja. Komunikasi yang tepat bisa membuat keputusanmu tetap dipahami tanpa memunculkan kesan tidak bertanggung jawab. Kalau kamu ingin tetap profesional meski mengajukan cuti mendadak, yuk simak lima etika penting yang wajib kamu perhatikan!

1. Sampaikan alasan secara jujur dan langsung pada atasan

ilustrasi orang berbicara
ilustrasi orang berbicara (freepik.com/freepik)

Kejujuran adalah kunci utama saat kamu mengajukan cuti mendadak, terutama di bulan Desember yang penuh tenggat waktu. Atasan perlu memahami situasi yang membuatmu harus mengambil cuti di jam-jam terakhir. Semakin jelas kamu menjelaskan alasan, semakin mudah atasan menilai urgensinya.

Menghindari alasan yang dibuat-buat akan menjaga reputasimu tetap baik di mata kantor. Jangan menutupi informasi penting yang berkaitan dengan pekerjaan karena itu hanya menimbulkan masalah nanti. Dengan berbicara langsung dan transparan, kamu menunjukkan sikap profesional dan dapat dipercaya.

2. Ajukan permintaan cuti sesegera mungkin

ilustrasi orang berbicara
ilustrasi orang berbicara (freepik.com/pressfoto)

Meskipun cuti yang kamu ajukan mendadak, bukan berarti kamu boleh menunda-nunda pemberitahuan pada tim. Segera kabari atasan begitu kamu tahu bahwa kamu perlu mengambil cuti, bahkan jika itu hanya beberapa jam sebelum jam kerja. Ketepatan waktu memberi ruang bagi tim untuk menyesuaikan alur kerja.

Keterlambatan dalam menyampaikan informasi bisa menciptakan bottleneck yang menghambat pekerjaan lain. Semakin cepat kamu memberi kabar, semakin besar kemungkinan permintaanmu diterima tanpa drama. Dengan begitu, kamu dianggap sebagai karyawan yang tetap mempertimbangkan kepentingan tim meski izin mendadak.

3. Pastikan pekerjaanmu ditinggal dalam kondisi rapi

ilustrasi perempuan membaca dokumen
ilustrasi perempuan membaca dokumen (freepik.com/freepik)

Sebelum mengajukan cuti dadakan, lakukan pengecekan cepat terhadap tugas yang sedang berjalan. Pastikan kamu sudah memberikan pembaruan pada rekan kerja atau menyelesaikan pekerjaan yang bersifat mendesak. Menyisakan pekerjaan berantakan hanya akan memberikan beban tambahan pada tim.

Buat catatan singkat berisi status pekerjaan untuk memastikan transisi berjalan mulus. Berikan akses atau informasi penting yang dibutuhkan rekan kerja agar pekerjaan tidak terhambat. Sikap ini menunjukkan tanggung jawabmu meski sedang tidak berada di kantor.

4. Berikan solusi alternatif sebelum meminta izin

ilustrasi berbicara dengan atasan
ilustrasi berbicara dengan atasan (freepik.com/pch.vector)

Mengajukan cuti mendadak akan lebih mudah diterima jika kamu sudah menyiapkan solusi untuk dampaknya. Misalnya, menawarkan opsi work from home, menyelesaikan sebagian tugas sebelum pergi, atau meminta rekan yang kompeten untuk backup. Dengan begitu, kamu tidak meninggalkan kekosongan yang mengganggu.

Pendekatan proaktif akan membuatmu terlihat lebih dewasa secara profesional. Atasan cenderung lebih tenang ketika tahu bahwa kamu sudah meminimalkan risiko atas keputusanmu. Sikap ini juga mencerminkan etos kerja yang baik dan loyalitas pada tim.

5. Tetap responsif jika ada hal mendesak

ilustrasi perempuan menggunakan handphone
ilustrasi perempuan menggunakan handphone (freepik.com/freepik)

Meski sedang cuti, atasan kadang perlu menghubungimu jika terjadi keadaan mendesak yang membutuhkan konfirmasi. Kamu tidak perlu online terus, tapi tetap tunjukkan bahwa kamu bisa dihubungi untuk hal-hal penting. Respons yang cepat akan membantu menjaga kelancaran pekerjaan tim.

Sikap ini tidak berarti kamu bekerja saat cuti, tetapi menunjukkan bahwa kamu tidak lepas tangan. Dengan tetap responsif saat diperlukan, kamu membangun citra profesional yang solid. Atasan pun merasa lebih nyaman memberikan izin meski waktunya mendadak.

Cuti dadakan di bulan Desember memang memiliki risiko, tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan dengan cara yang profesional. Sikap transparan, tanggung jawab, dan komunikasi yang baik tetap jadi kunci diterimanya permintaanmu. Yuk tetap jaga etika kerja agar reputasimu tetap positif meski mengambil cuti di waktu yang sensitif!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Novel Horor tentang Iblis dan Kerasukan, Bikin Merinding!

10 Des 2025, 23:58 WIBLife