5 Fakta Impact Bias, Membuat Kita Berlebihan dalam Merespons!

Pernahkah kamu membayangkan akan sangat bahagia setelah mendapatkan pekerjaan impian? Atau sebaliknya, membayangkan akan sangat sedih jika gagal dalam ujian penting? Nah, kamu mungkin mengalami impact bias.
Impact bias adalah kecenderungan kita untuk melebih-lebihkan intensitas dan durasi reaksi emosional kita terhadap peristiwa di masa depan. Fenomena ini bisa bikin kita salah menebak kebahagiaan, memengaruhi keputusan, dan bahkan membuat kita cemas berlebihan dalam menghadapi situasi baru.
Meskipun impact bias bisa merepotkan, tapi memahami fenomena ini dapat membantu kita lebih siap menghadapi masa depan. Yuk, simak beberapa fakta menarik tentang impact bias!
1. Impact bias menyebabkan kamu salah perkirakan kebahagiaan

Kamu pasti sering mengira bahwa peristiwa tertentu akan membuat kamu sangat bahagia atau sangat sedih untuk waktu yang lama. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kita cenderung tidak merasa seburuk atau sebahagia yang kita duga ketika peristiwa tersebut terjadi. Misalnya, kamu mungkin berpikir bahwa memenangkan lotre akan mengubah hidupmu selamanya, tetapi banyak pemenang lotre melaporkan bahwa setelah kegembiraan awal mereda, mereka tidak merasa lebih bahagia daripada sebelumnya.
Selain itu, kita juga sering mengabaikan kemampuan adaptasi kita yang luar biasa. Ketika menghadapi peristiwa yang tampaknya stres, seperti wawancara kerja, kita mengantisipasi akan merasa lebih cemas daripada kenyataannya. Namun, sering kali kita menemukan bahwa kita dapat beradaptasi dengan cepat dan merasa lebih tenang daripada yang kita perkirakan.
2. Impact bias dapat mempengaruhi keputusan kamu

Dari memilih tempat makan malam hingga mempertimbangkan perubahan karier besar, kita sering memilih opsi yang kita pikir akan membawa kebahagiaan terbesar. Namun, ini bisa menyebabkan kita membuat keputusan impulsif tanpa mempertimbangkan konsekuensi atau kerugian dari pilihan kita. Misalnya, kamu mungkin memutuskan untuk membeli mobil baru dengan harapan akan merasa bahagia untuk waktu yang lama, hanya untuk merasa kecewa dan menyesal ketika kegembiraan awal memudar.
Kita juga sering menganggap bahwa peristiwa negatif akan berdampak lebih buruk daripada kenyataannya. Ini karena kita mengabaikan betapa cepatnya kita bisa beradaptasi dengan situasi yang tidak nyaman. Sebagai contoh, kamu mungkin menghindari mengambil risiko karena takut akan kegagalan, tetapi jika kamu benar-benar mengalami kegagalan, kamu mungkin menemukan bahwa itu tidak seburuk yang kamu bayangkan dan kamu belajar banyak dari pengalaman tersebut.
3. Impact bias berkaitan dengan affective forecasting

Impact bias terjadi ketika kita memprediksi emosi kita di masa depan, proses yang dikenal sebagai affective forecasting. Kita cenderung fokus pada satu aspek dari peristiwa masa depan dan mengabaikan faktor-faktor lain yang juga akan terjadi pada saat yang sama. Misalnya, ketika merencanakan liburan impian ke pantai, kamu mungkin membayangkan kebahagiaan yang tak terukur dan relaksasi yang sempurna, tetapi kamu mungkin tidak mempertimbangkan kemungkinan hambatan seperti keramaian, cuaca yang tidak terduga, jet lag, atau terbakar matahari.
Selain itu, kita sering kali terlalu memperkirakan dampak emosional dari peristiwa positif dan negatif. Ketika kita menghadapi peristiwa yang tampaknya menyenangkan, seperti pesta ulang tahun, kita mungkin mengharapkan kebahagiaan yang luar biasa, tetapi pada kenyataannya, kita mungkin menemukan bahwa sementara itu menyenangkan, itu tidak sebahagia yang kita bayangkan. Hal ini menunjukkan bahwa kita seringkali tidak memperhitungkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pengalaman kita.
4. Impact bias dapat dikurangi dengan memperluas fokus kamu pada masa depan

Salah satu cara untuk mengurangi impact bias adalah dengan memikirkan semua peristiwa lain yang akan terjadi di masa depan. Dengan memperluas fokus kita ke masa depan, kita dapat mengurangi efek dari bias ini. Misalnya, ketika mempertimbangkan untuk pindah ke kota baru, alih-alih hanya memikirkan tentang kegembiraan hidup di tempat baru, pertimbangkan juga tantangan-tantangan seperti membuat teman baru, menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang baru, atau menghadapi biaya hidup yang lebih tinggi.
Selain itu, dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan hasil dari suatu peristiwa, kita dapat mengembangkan rencana yang lebih realistis dan menghindari kekecewaan. Misalnya, jika kamu sedang mempertimbangkan promosi pekerjaan, pikirkan tidak hanya tentang peningkatan gaji atau status, tetapi juga tentang tanggung jawab tambahan, jam kerja yang lebih panjang, atau tekanan yang lebih besar yang mungkin datang dengan posisi tersebut.
5. Impact bias menunjukkan cara kamu beradaptasi

Kita sering mengabaikan betapa cepatnya kita bisa beradaptasi dengan situasi yang tidak nyaman. Misalnya, ketika menghadapi peristiwa yang tampaknya stres, seperti wawancara kerja, kita mengantisipasi akan merasa lebih cemas daripada kenyataannya. Namun, sering kali kita menemukan bahwa kita dapat beradaptasi dengan cepat dan merasa lebih tenang daripada yang kita perkirakan.
Kemampuan respon adaptasi ini juga berlaku untuk peristiwa positif. Kita mungkin berpikir bahwa peristiwa seperti pesta pernikahan akan membuat kita bahagia selamanya, tetapi pada kenyataannya, kebahagiaan itu hanya sementara dan kita kembali ke tingkat kebahagiaan normal kita setelah itu. Ini menunjukkan bahwa kita memiliki kapasitas yang luar biasa untuk kembali ke baseline emosional kita, tidak peduli seberapa positif atau negatif peristiwa yang kita alami.
Memahami impact bias bagaikan memiliki superpower untuk menghadapi masa depan. Kita jadi lebih siap dalam menyambut kebahagiaan, membuat keputusan yang matang, dan melewati situasi baru dengan lebih tenang. Ingatlah bahwa emosi kita seringkali lebih moderat daripada yang kita bayangkan. Semoga bermanfaat!