Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilutrasi ruangan (pexels.com/Pixabay)

Intinya sih...

  • Konsep minimalis berasal dari filosofi Zen Jepang dan berkembang sebagai respon terhadap tekanan konsumtif dan kompleksitas hidup.

  • Minimalis mengurangi barang tidak perlu, memprioritaskan kualitas, makna, pengalaman, dan kesadaran lingkungan untuk menciptakan kebebasan dan ketenangan.

  • Hidup minimalis memberikan dampak positif pada kesehatan mental, keuangan, hubungan sosial, serta mengurangi stres dan penumpukan sampah.

Pernahkah kamu merasa rumahmu penuh barang, tapi hatimu justru terasa kosong? Tanpa sadar, kita sering menimbun banyak hal yang sebenarnya tidak kita butuhkan, hanya untuk mengejar rasa puas sesaat. Padahal, semakin kita memiliki, kadang justru semakin kita terbebani.

Gaya hidup minimalis hadir sebagai pengingat bahwa hidup tak harus ribet dan penuh tumpukan. Dengan memilih hal-hal yang benar-benar penting, kita bisa merasakan ketenangan yang selama ini sulit ditemukan. Yuk, kenali lebih dalam bagaimana konsep minimalisme!

1. Asal mula minimalis

ilustrasi barang yang berantakan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Konsep minimalis awalnya bermula dari filosofi Zen di Jepang yang menekankan keharmonisan, kesimbangan dan kebersahajaan. Kemudian, pada abad ke-20, gerakan ini merambah seni dan desain, memunculkan karya-karya arsitektur dan interior dengan garis bersih, warna netral serta fungsi yang optimal tanpa elemen berlebihan. Kehidupan minimalis bersumber dari nilai-nilai spriritual dan filsafat kuno lalu berkembang pesat di era modern sebagai respon terhadap tekanan konsumtif, kompleksitas hidup dan kelelahan mental.

Minimalis juga mempunyai nilai ketenangan, harmoni dan keseimbangan yang menjadi pondasi berfikir minimalis seperti untuk menata tata letak ruangan, pikiran dan menata kehidupan agar tidak berlebihan. Kehidupan minimalis muncul dari dorongan untuk meredam hasrat berlebihan dan menata hidup yang lebih sederhana. Dan kini, minimalis diadaptasi sebagai gaya hidup di berbagai belahan dunia.

2. Prinsip dasar minimalis

ilustrasi sesorang sedang memilih barang (pexels.com/cottonbro studio)

Pada dasarnya minimalis mempunyai prinsip yaitu mengurangi barang yang tidak perlu, minimalis percaya bahwa semakin sedikit barang yang dimiliki maka semakin besar ruang untuk kebebasan dan ketenangan. Minimalis hanya berfokus pada kualitas bukan kuantitas daripada membeli banyak barang murah, lebih baik investasi pada barang berkualitas yang tahan lama. Lalu minimalis juga lebih memprioritaskan makna dan pengalaman. Dan kesadaran terhadap lingkungan, minimalisme juga membantu mengurangi sampah dan konsumsi berlebihan sehingga berdampak positif pada kelestarian alam.

Minimalisme menuntut kita untuk mempertanyakan kebutuhan dan keinginan. Kita diajak memilih hanya pada hal-hal yang memberi nilai nyata saja. Bukan karena pelit untuk mengeluarkan uang tetapi membuat kita lebih berfikir terlebih dahulu dalam membeli sesuatu. Karena nantinya akan terlalu banyak barang dan penumpukan sampah. Dengan begitu kita bisa menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan lainnya ataupun untuk ditabung.

3. Manfaat gaya hidup minimalis

ilustrasi ruangan yang rapi (pexels.com/Minh Phuc)

Hidup minimalis adalah gaya hidup yang berfokus pada menyederhanakan kepemilikan, prioritas dan kebiasaan untuk menciptakan ruang bagi hal-hal yang benar-benar penting. Filosofi ini menekankan bahwa lebih sedikit bisa berarti lebih banyak; lebih banyak ketenangan, makna dan kebahagiaan. Hidup minimalis memberikan dampak positif terhadap kesehatan mental, keuangan dan kualitas hubunga social.

Dengan kamu memilih hidup gaya minimalisme maka akan mengurangi stres, hemat biaya, lebih fokus pada prioritas dan ramah lingkungan. Rumah kamu akan menjadi lebih rapi dan sederhana sehingga membuat pikiran, keuangan mu tidak akan membengkak dan dapat mengurangi adanya penumpukan sampah. Jadi yuk mulai sekarang terapkan hidup minimalis versi kamu sendiri!

4. Bagaimana memulai hidup minimalis?

ilustrasi barang yang sudah tidak digunakan (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Memulai hidup minimalis sebenarnya tidak serumit dan seribet yang dibayangkan,lho. Intinya kamu harus menyaring apa yang penting dan menyingkirkan yang tidak perlu lalu mempertahankan pola pikir tersebut dalam jangka yang panjang. Prinsip minimalis bukan sekadar membuang barang, tetapi juga mengubah cara pandang tentang prioritas, kebiasaan konsumsi dan gaya hidup.

Yang pertama, bersihkan ruang secara bertahap. Mulailah dari satu ruangan lalu singkirkan barang yang jarang dipakai. Lalu yang kedua refleksi nilai hidup tanyakan pada dirimu apa yang benar-benar membuat bahagia. Yang ketiga belilah barang secara bijak gunakan prinisip “satu masuk, satu keluar” agar barang tidak menumpuk terlalu banyak. Dan yang terakhir yaitu konsisten dalam melakukan step by step langkah-langkah tersebut.

Minimalisme bukan berarti hidup yang serba kekurangan atau pelit dalam hal sesuatu, tetapi justru tentang kesadaran penuh untuk memilih hal-hal yang memberi nilai tertinggi dalam hidup kita. Dengan membuang kelebihan, kita membuka ruang bagi kebahagiaan, ketenangan dan makna yang sesungguhnya. Minimalisme mengajarkan kita untuk hidup sederhana yang sesuai keuangan kita bukan karena kekurangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team