3 Filosofi Hidup Orang Jepang yang Membuat Hidup Produktif

Belajar jadi pribadi produktif

Jepang merupakan salah satu negara di kawasan Asia Timur yang terkenal dengan kemajuan teknologi dan perkembangan ekonomi yang baik. Meskipun negara ini pernah dibumihanguskan pada perang dunia kedua dan menghadapi berbagai macam bencana alam yang besar, Jepang tetap bisa bertahan dan terus bangkit.

Keberhasilan negara dengan keindahan bunga sakuranya ini tentu tidak terlepas dari masyarakatnya yang memiliki etos kerja tinggi. Masyarakat Jepang dikenal sebagai orang yang rajin, ulet, disiplin, dan pekerja keras. Bukan hanya karena faktor genetik atau keberuntungan, tetapi pola pikir, konsep, dan prinsip hidup yang mereka terapkan.

Berikut ini tiga filosofi hidup ala orang Jepang yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar lebih berkembang dan produktif!

1. Wabi Sabi

3 Filosofi Hidup Orang Jepang yang Membuat Hidup Produktifilustrasi mencintai diri (unsplash.com/Raychan)

Rasa malas seringkali muncul saat kita terlalu fokus membandingkan pencapaian hidup dengan orang lain. Melihat sebagian orang mungkin sudah jauh berjalan, sebagiannya lagi kita saksikan sudah mencapai puncak yang didambakan.

Sedangkan diri mungkin masih berjuang, tertatih-tatih mendaki mimpi-mimpi yang sedang diperjuangkan. Merasa tidak ada progres bahkan merasa kemampuan diri sangat kurang dibanding yang lain.

Prinsip wabi sabi akan menenangkan pikiran-pikiran negatif dalam diri. Filosofi ini mengajarkan tentang menghargai segala keunikan dan ketidaksempurnaan dalam segala hal, termasuk menerima semua proses sesuai ritme alaminya.

Wabi sabi berasal dari bahasa Jepang. "Wabi" yang seiring berkembangnya frasa ini berarti sederhana dan tidak matrealistis, dan "sabi" yang mempunyai pengertian bahwa keindahan tidak selamanya ada.

Dalam konsep wabi sabi, yang dibutuhkan hanya pikiran tenang untuk menghargai segala keindahan diri dalam ketidaksempurnaan dan kesediaan diri untuk menerima segala sesuatu sebagaimana adanya. Kita dapat merangkul ketidaksempurnaan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tiap-tiap kehidupan.

Ketika diri sudah bisa memahami dan menerima keunikan, ketidaksempurnaan, serta segala proses hidup dalam setiap momen, kita akan menemukan segala keindahan dalam hal sederhana bahkan pada proses perjuangan hidup yang seringkali terasa monoton.

2. Ikigai

3 Filosofi Hidup Orang Jepang yang Membuat Hidup Produktifilustrasi merenung (unsplash.com/sean Kong)

Ikigai berasal dari bahasa Jepang, "iki" yang artinya hidup, dan "gai" yang artinya nilai. Secara sederhana ikigai adalah cara pandang yang mengajarkan kita untuk menemukan alasan atau tujuan hidup di dunia ini.

Untuk mengatasi rasa malas, diri perlu memiliki tujuan dan target hidup sehingga bisa mengisi hari dengan perasaan bahagia, berharga, dan bermakna dari mulai semangat bangun pagi hingga menjalani hari berikutnya.

Meskipun terlihat sederhana, namun pada kenyataannya justru masih banyak dari kita yang belum tahu ikigai nya apa. Nah, jangan khawatir, karena ada 5 pilar dasar yang bisa membentuk ikigai dalam diri.

  1. Mulai dari hal-hal kecil: temukan hal sederhana yang bisa memberi rasa semangat pada diri untuk bangun tidur dan menjalani hari. Sesederhana ingin bangun pagi untuk bisa berangkat lari, menonton serial favorit, membaca buku, apapun itu. Mulai menghadirkan rasa semangat dari hal-hal kecil hingga akhirnya bisa menumbuhkan kebiasaan dan perbaikan meski hanya 1% setiap harinya.
  2. Bebaskan diri: biarkan segala rutinitas maupun tugas mengalir tanpa khawatir akan banyak hal. Jalani kehidupan tanpa paksaan dari orang lain, dan jangan merasa terbebani dengan pencapaian orang lain. Hidupmu adalah milikmu.
  3. Keselarasan dan kesinambungan: sadari bahwa kita hidup berdampingan dengan yang lain, akan ada banyak karakteristik, pilihan, dan cara pandang yang harus kita hargai dan hormati. Karena tidak semua hal akan selalu satu argumen dengan kita.
  4. Menghargai hal-hal sekecil apa pun: cobalah untuk menghargai dan bersyukur pada setiap momen yang sudah dan sedang terjadi, karena setiap momen dan proses yang ada tidak akan pernah persis sama terulang untuk kedua kalinya.
  5. Hidup sepenuhnya di sini dan kini: jangan terpaku pada masa lalu yang tidak bisa diulang, ataupun masa depan yang belum pasti adanya. Dengan berfokus dan menikmati apa yang terjadi hari ini, akan memudahkan diri untuk menjalani hidup dengan perasaan tenang tanpa banyak kekhawatiran berlebihan.

Baca Juga: 4 Filosofi Hidup dari Memancing, Ajarkan Sabar dan Konsentrasi

3. Soshin

3 Filosofi Hidup Orang Jepang yang Membuat Hidup Produktifilustrasi orang belajar (unsplash.com/JESHOOTS.COM)

Soshin merupakan salah satu filosofi Jepang yang mengajarkan untuk senantiasa menempatkan diri memiliki pemikiran seorang pemula. Sehingga meski sebenarnya sedikit banyaknya diri sudah mengetahui suatu hal, tapi akan terus merasa antusias dan terbuka terhadap wawasan baru. Berpikirlah bahwa diri perlu belajar lebih banyak lagi dan tidak mudah merasa puas.

Miliki kerendahan hati untuk senantiasa mendengarkan, berdiskusi, dan belajar dari semua orang juga semua hal yang ada dalam hidup ini. Lepaskan ego merasa diri paling benar dan paling bisa segalanya. Seperti ungkapan Steve Jobs "Stay hungry, Stay Foolish", tetaplah merasa bodoh tanpa merendahkan diri, dan sadari bahwa kita senantiasa perlu belajarbdari manapun dan siapapun di dunia ini.

Ketiga konsep, filosofi, serta pola pikir diatas bisa mulai diterapkan dalam kehidupan. Mulai sekarang buang segala rasa malas, rasa takut, dan jadilah lebih produktif!

Baca Juga: 5 Tips Menerapkan Filosofi Slow Living untuk Mengatasi Ketidakpuasan

Fujinaraa Photo Writer Fujinaraa

Speak up. Believe in yourself. Take risks

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi

Berita Terkini Lainnya