5 Ciri Gamophobia, Takut Berkomitmen dan Menikah

Berbeda dengan ketakutan menikah pada umumnya, orang yang mengalami gamophobia sudah merasa cemas luar biasa meski baru memikirkan untuk menikah. Muncul rasa khawatir berlebihan pada masa depan hubungan yang sedang dijalani saat ini jika harus segera dilanjutkan ke jenjang yang lebih serius.

Padahal hubungannya selalu baik-baik saja, harmonis, dan tanpa masalah berarti, tapi saat baru memikirkan komitmen masa depan, pikirannya jadi tidak terkendali. Dampaknya, ada tekanan batin yang dirasakan terhadap hubungan ini akibat ketakutannya sendiri pada pernikahan.

Akibat ketakutan yang dirasakan, 'penderita' gamophobia akan memilih menghindari obrolan tentang pernikahan. Bagi sebagian orang mungkin sikap semacam akan dianggap berlebihan. Namun, rasa takut yang sudah terlanjur berkuasa, gak bisa menerima tema pernikahan meski hanya basa basi.

Bahkan, sekadar ngobrol ringan bersama pasangan tentang masa depan yang terbilang masih jauh pun, kamu sudah tidak mampu menerimanya dengan tenang dan lapang dada. Walhasil, komitmen dan pernikahan jadi tema yang terbilang tabu untuk diangkat jadi topik pembicaraan.

Baru obrolan tentang menikah saja sudah mampu bikin cemas, gak heran kalau kamu bisa kena serangan panik mendadak saat ada yang ingin melamar. Lamaran yang jadi bukti nyata sebuah keseriusan hubungan menuju pernikahan justru jadi momok tersendiri dalam hidupmu.

Meski dilamar oleh pacar sendiri yang notabene sudah menjalin hubungan cukup lama sekalipun, rasa takut tersebut tetap belum mampu dihilangkan. Layaknya orang yang dihadapkan pada fobia, dilamar justru memicu peningkatan level takutmu akibat panik karena beranggapan setelahnya harus segera menikah.

Orang dengan gamophobia identik dengan cara berpikir yang kelewat berlebihan tentang ketakutan atas kehidupan pernikahan nantinya. Kamu pun jadi makin overthinking pada segala kemungkinan buruk yang bakal dialami saat sudah menikah. 

Bahkan pikiranmu dipenuhi dengan hal-hal negatif tentang pernikahan, seperti andai nanti gak bahagia dan harus dihadapkan pada perceraian. Padahal, pernikahan yang harmonis itu nyata ada dan gak semua permasalahan dalam pernikahan akan berujung pada keputusan untuk bercerai.

Saat kamu mengalami gamophobia, segala cara akan dilakukan demi menghindari komitmen dan pernikahan. Akhirnya, dibanding melawan rasa takut dan belajar menerima serta menjalani komitmen, kamu justru memilih untuk gak menjalin hubungan dengan serius.

Mungkin kamu masih bisa pacaran, tapi ada rasa enggan untuk berkomitmen apalagi sampai membahas tentang pernikahan. Bagimu, rasa aman adalah menjaga batas antara pacaran dan komitmen agar tidak saling bersatu. Pacaran gak masalah, tapi bukan untuk dibawa ke arah pernikahan.

Saat melihat kelima tanda tadi ada dalam dirimu, terima dulu dengan lapang dada lalu hadapi dan lawan ketakutanmu secara perlahan sampai tuntas. Ingat, semua ketakutan sumbernya ada di pikiran. Jadi, beranikan diri hadapi pikiran negatifmu dan menangkan 'perang' melawan dirimu sendiri.