Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi terjadi kerusuhan di jalan
ilustrasi terjadi kerusuhan di jalan (pexels.com/Pixabay)

Intinya sih...

  • Penyebaran hoaks sangat berbahaya, hindari percaya dan sebarkan informasi dari sumber tepercaya.

  • Jangan terprovokasi untuk melakukan penjarahan, beri tahu orang di sekitarmu tentang bahayanya.

  • Kerusuhan bukan tontonan, jauhi lokasi kerusuhan dan waspada terhadap masuknya perusuh ke permukiman.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kerusuhan yang melibatkan massa tidak hanya dapat terjadi di tengah aksi demonstrasi. Kerusuhan juga bisa terjadi antarsuporter tim olahraga, tawuran pelajar, bahkan antrean apa pun yang menghabiskan kesabaran orang-orang. Apa pun penyebab kerusuhan, ada bahaya besar yang mengintai. Korban terluka dapat berjatuhan tidak hanya dari pihak yang langsung terlibat kerusuhan. Warga lain yang kebetulan ada di sekitar lokasi kerusuhan juga bisa menjadi korban. Ini yang harus diantisipasi olehmu.

Bahkan ketika dirimu mengikuti aksi demonstrasi, bukan berarti kamu harus pulang dalam keadaan penuh luka. Sebisa mungkin semua peserta aksi kembali ke rumah dengan selamat. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang harus diwaspadai saat ada kerusuhan yang terjadi seperti di bawah ini.

1. Penyebaran hoaks

ilustrasi kerusuhan (pexels.com/Joel Santos)

Hoaks atau berita bohong sangat berbahaya. Kabar palsu begini menyebabkan kamu bahkan banyak orang mengambil tindakan yang salah. Di era media sosial seperti sekarang, penyebaran hoaks makin mudah.

Hindari dirimu terlalu gampang percaya dengan berita yang beredar. Apalagi kamu langsung menyebarkan berita tersebut tanpa terlebih dahulu memastikan kebenarannya. Selalu update informasi dari kanal berita yang tepercaya.

Andai pun ada informasi yang tersebar melalui akun-akun pribadi, cek dulu di media massa. Kalau tldak satu pun media massa cetak maupun daring yang memberitakannya, jangan-jangan hoaks. Begitu juga dengan berita yang beredar secara lisan di antara teman-teman. Hindari seketika meyakininya.

2. Provokasi

ilustrasi demonstrasi (pexels.com/Wizurai Mahatma)

Contoh provokasi yang beredar di tengah kerusuhan ialah dorongan untuk melakukan penjarahan di pertokoan atau mal. Apa pun alasan provokator, kamu jangan mengikutinya. Beri tahu orang-orang di sekitarmu bahwa itu hanya provokasi dari oknum yang tidak bertanggung jawab.

Jelaskan bahaya bila kalian terprovokasi dan melakukan penjarahan. Pertama, jelas itu merugikan pemilik usaha yang gak punya salah apa-apa. Kedua, besok boleh jadi usahanya tutup dan karyawannya tak memiliki pekerjaan lagi.

Ketiga, pelaku penjarahan yang akan diburu polisi. Sementara provokator biasanya lebih sulit tertangkap. Terutama apabila tak seorang pun dari kalian mengenal dengan jelas para provokator tersebut. Di media sosial, dirimu bisa mengabarkan upaya provokasi itu tapi wajib mencantumkan penegasan agar siapa pun tidak melakukannya.

3. Ajakan menonton kerusuhan

ilustrasi perempuan di pinggir jalan (unsplash.com/Ross Sneddon)

Kerusuhan dalam demonstrasi atau apa pun bukan untuk ditonton. Ini sama seperti bencana kebakaran, tanah longsor, dan sebagainya juga bukan tontonan. Potensi bahaya meningkat jika kamu mengikuti ajakan teman buat menyaksikan kericuhan. Makin banyak orang di sekitar lokasi kerusuhan, makin sulit untuk aparat mengendalikan situasi. Penonton kerusuhan juga dapat menjadi korban salah sasaran. Lokasi kerusuhan harus segera disterilkan untuk meminimalkan korban.

Alih-alih mendekati titik kericuhan, kamu seharusnya justru menjauh. Pun banyaknya penonton dapat menghambat petugas medis dalam upaya mengevakuasi para korban. Pantau perkembangan situasi dari media massa tepercaya saja. Sekalipun dirimu kebetulan melewati lokasi kericuhan, jangan berhenti untuk menyaksikan.

4. Masuknya perusuh ke permukiman

ilustrasi demonstrasi (pexels.com/Wizurai Mahatma)

Jika titik kerusuhan tidak jauh dari permukiman, kamu dan seluruh warga juga harus waspada. Tingkatkan keamanan lingkungan. Warga dapat bergantian berjaga di akses keluar dan masuk lingkungan. Gang-gang kecil sekalipun sebaiknya ditutup dan dijaga.

Ini untuk mencegah perusuh atau orang tidak dikenal bisa dengan mudah masuk serta bersembunyi. Bahkan perusuh dapat membuat kericuhan baru di lingkunganmu guna mengalihkan perhatian aparat. Juga untuk membuat warga makin terprovokasi.

Namun, bukan berarti dirimu dan warga ketakutan secara berlebihan lalu melakukan persekusi. Bila ada tamu atau penganter paket untuk salah satu warga, pastikan dulu identitasnya. Bisa pula satu warga yang berjaga mengantarnya sampai rumah yang dituju.

5. Buka tutup jalan

ilustrasi kerusuhan (pexels.com/Joel Santos)

Meski potensi kerusuhan sudah dapat diperkirakan, mungkin kamu masih harus beraktivitas di luar rumah. Dirimu mesti bekerja dan lokasi demonstrasi tidak jauh dari kantormu. Pastikan kamu selalu memperbarui informasi terkait sistem buka tutup jalan. Tujuannya, agar nanti ketika dirimu pulang tidak kesulitan. Dalam situasi rusuh, baik membawa kendaraan pribadi maupun menggunakan transportasi umum sama-sama berisiko. Jika kamu berkendara seorang diri, bahaya sekali apabila di jalan malah menjadi sasaran amuk massa.

Sementara itu, naik kendaraan umum padahal jalan di sekitar halte terdekat ditutup sebelum jam pulang kerja juga merepotkan. Kamu harus berjalan kaki lebih jauh. Ajukan WFH apabila situasi esok sepertinya akan gawat. Bila pun dirimu tetap ke kantor, pergi dan pulang bersama beberapa teman lebih aman.

Kerusuhan tentu tidak diharapkan siapa pun, kecuali provokator. Akan tetapi, terkadang ini sulit dicegah saat begitu banyak orang berkumpul di satu tempat. Beberapa hal yang harus diwaspadai saat ada kerusuhan patut kamu perhatikan. Sekaligus, tingkatkan kewaspadaanmu baik ketika dirimu tergabung sebagai peserta aksi atau kebetulan harus beraktivitas di sekitar lokasi yang berpotensi terjadi kericuhan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team