3 Hal Penting Tentang Depresi Pasca Kehilangan

- Kesedihan vs. Depresi: Perbedaan antara kesedihan normal dan depresi akibat kehilangan, beserta tanda-tandanya.
- Dampak Depresi: Bagaimana depresi akibat kehilangan dapat berdampak pada kesehatan fisik, mental, hubungan, pekerjaan, dan kualitas hidup seseorang.
- Cara Mengatasi: Berbagai cara untuk mencari bantuan dan dukungan, termasuk berbicara dengan orang terdekat, bergabung dengan kelompok dukungan, mencari bantuan profesional, dan pengobatan.
Kehilangan orang yang dicintai adalah pengalaman yang sangat menyakitkan. Kesedihan adalah respons alami terhadap kehilangan, dan setiap orang berduka dengan cara yang berbeda. Namun, bagi sebagian orang, kesedihan ini bisa berubah menjadi depresi yang mendalam dan berkepanjangan. Depresi akibat kehilangan orang tersayang, atau sering disebut complicated grief atau prolonged grief disorder, adalah kondisi yang serius dan membutuhkan perhatian khusus. Mari kita bahas lebih lanjut tentang depresi akibat kehilangan, tanda-tandanya, dan cara mengatasinya.
1. Mengenali tanda-tanda depresi akibat kehilangan

Berduka adalah proses yang kompleks dan melibatkan berbagai emosi, seperti kesedihan, kemarahan, kebingungan, dan penolakan. Namun, ada perbedaan antara kesedihan yang normal dan depresi akibat kehilangan. Beberapa tanda yang menunjukkan seseorang mungkin mengalami depresi akibat kehilangan antara lain:
- Kesedihan yang intens dan berkepanjangan: Kesedihan yang sangat kuat dan berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Kesulitan menerima kenyataan: Merasa sulit untuk mempercayai bahwa orang yang dicintai telah meninggal.
- Merasa mati rasa atau hampa: Merasa tidak merasakan emosi apa pun atau merasa terputus dari dunia.
- Memikirkan almarhum secara obsesif: Terus-menerus memikirkan almarhum dan merasa sulit untuk fokus pada hal lain.
- Menghindari hal-hal yang mengingatkan pada almarhum: Menghindari tempat, benda, atau aktivitas yang terkait dengan almarhum karena menimbulkan rasa sakit yang hebat.
- Merasa bersalah atau menyalahkan diri sendiri: Merasa bersalah atas hal-hal yang mungkin atau tidak mungkin dilakukan, atau menyalahkan diri sendiri atas kematian almarhum.
- Kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai: Tidak lagi menikmati hobi atau kegiatan yang dulu menyenangkan.
- Perubahan pola makan dan tidur: Mengalami perubahan nafsu makan atau kesulitan tidur.
- Munculnya pikiran untuk bunuh diri: Merasa putus asa dan tidak melihat harapan untuk masa depan.
2. Dampak depresi akibat kehilangan seseorang

Depresi akibat kehilangan dapat berdampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan seseorang. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:
- Masalah kesehatan fisik: Meningkatnya risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan masalah kesehatan lainnya.
- Masalah kesehatan mental lainnya: Meningkatnya risiko gangguan kecemasan, PTSD (Post-traumatic Stress Disorder), dan penyalahgunaan zat.
- Masalah hubungan: Kesulitan mempertahankan hubungan dengan keluarga, teman, dan pasangan.
- Masalah pekerjaan atau sekolah: Kesulitan berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas, yang dapat berdampak pada kinerja di tempat kerja atau sekolah.
- Penurunan kualitas hidup secara keseluruhan: Merasa sulit untuk menikmati hidup dan menjalani aktivitas sehari-hari.
3. Mencari bantuan dan dukungan untuk mengatasi depresi

Penting untuk diingat bahwa depresi akibat kehilangan bukanlah tanda kelemahan dan dapat diobati. Ada berbagai cara untuk mencari bantuan dan dukungan, antara lain:
- Berbicara dengan orang terdekat: Berbicara dengan keluarga, teman, atau tokoh agama dapat memberikan dukungan emosional.
- Bergabung dengan kelompok dukungan: Berinteraksi dengan orang-orang yang mengalami kehilangan serupa dapat memberikan pemahaman dan dukungan.
- Mencari bantuan profesional: Terapis, psikolog, atau psikiater dapat membantu mengidentifikasi masalah dan mengembangkan strategi koping yang efektif. Terapi kognitif perilaku (CBT) dan terapi interpersonal (IPT) adalah beberapa jenis terapi yang terbukti efektif untuk mengatasi depresi akibat kehilangan.
- Pengobatan: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat antidepresan untuk membantu meredakan gejala depresi.
Kehilangan orang tersayang adalah pengalaman yang sangat sulit, dan berduka adalah proses yang penting. Namun, jika kesedihan berlarut-larut dan mengganggu kehidupan sehari-hari, penting untuk mencari bantuan. Ingatlah bahwa kamu tidak sendirian, dan ada banyak orang yang peduli dan ingin membantumu melewati masa sulit ini. Jangan ragu untuk mencari dukungan yang kamu butuhkan. Dengan bantuan yang tepat, kamu bisa pulih dan melanjutkan hidup dengan lebih baik.