Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Hal yang Dianggap Lemah, tapi Sebenarnya Wajar Dilakukan, Apa Saja?

ilustrasi seorang perempuan yang sedang menangis (pexels.com/Polina Zimmerman)
Intinya sih...
  • Menerima pertolongan meski biasanya ada pada posisi orang yang sering menolong
  • Menangis saat merasakan emosi tertentu
  • Mengabaikan provokasi untuk bertengkar

Ada beberapa stigma yang muncul di masyarakat dan terbilang cukup mengganggu. Di antara ragam stigma tersebut, salah satu yang rasanya selalu berhasil menimbulkan sensasi tidak nyaman adalah melakukan tindakan tertentu yang dianggap sebagai suatu simbol kelemahan. Celakanya, banyak orang yang kemudian mempercayainya, sehingga berusaha untuk terus berpura-pura kuat meski sudah begitu lelah.

Padahal, setiap orang hanyalah manusia biasa yang pasti punya sisi lemah dalam dirinya. Sesekali menampakkan hal tersebut dalam situasi yang benar-benar mendesak, jelas bukan merupakan kesalahan. Oleh sebab itu, beberapa tindakan yang kerap dianggap lemah berikut ini sebenarnya hal yang wajar, sehingga kamu tidak perlu ragu untuk melakukannya bila memang diperlukan.

1. Menerima pertolongan meski biasanya ada pada posisi orang yang sering menolong

ilustrasi menolong teman (pexels.com/Allan Mas)

Sebagaimana telah diketahui dengan baik bahwa roda kehidupan ini terus berputar. Kondisi yang kamu alami saat ini pasti hanya akan berlangsung untuk sementara waktu, baik itu senang atau pun sedih. Ketika biasanya kamu selalu menjadi sosok yang sering menolong orang lain karena memang punya kemampuan tersebut, tetapi tiba-tiba keadaan berbalik dan sekarang kamulah yang pantas mendapatkan pertolongan, jangan menolaknya.

Pahamilah bahwa menerima pertolongan bukanlah tanda bahwa kamu lemah. Kamu sudah membuktikan kekuatan dengan cara sabar dan bertahan dalam situasi yang tidak menguntungkan, kok. Nah, bantuan yang ada itu hanya sarana untuk mempersingkat waktu penderitaan yang kamu alami, sehingga terimalah dengan hati yang lapang. Kalau kamu lekas bangkit, bukankah kesempatan untuk mampu menolong orang lain akan terbuka kembali?

2. Menangis saat merasakan emosi tertentu

ilustrasi seorang pria yang sedang menangis (pexels.com/Alena Darmel)

Banyak orang menilai tangisan adalah simbol kelemahan. Tidak hanya itu, menangis pun sering dianggap identik dengan perempuan. Akhirnya, menangis dipandang seolah hanya akan dilakukan oleh perempuan dan itu tampak lemah. Padahal, menangis adalah sebuah peristiwa natural yang bisa dirasakan manusia, laki-laki dan perempuan, saat mendapatkan stimulasi tertentu, bisa karena kebahagiaan atau kesedihan yang sudah tidak tertahankan.

Jika kamu sedang merasakan suatu gejolak emosi hebat, baik positif atau negatif, dan merasa ingin menangis, maka lakukan saja. Tidak perlu mengindahkan penilaian orang yang pola pikirnya keliru. Ingat, sekali pun kamu menangis tersedu-sedu, tidak lantas menjadikanmu lemah dan menyerah pada keadaan. Jadi, keluarkan air matamu bila memang itu perlu, ya!

3. Mengabaikan provokasi untuk bertengkar

ilustrasi mengabaikan seseorang (pexels.com/Liza Summer)

Ketika sedang diprovokasi, banyak orang mudah tersulut emosinya. Ketika sudah tidak tahan lagi, mereka bangkit dan melawan dengan cara menunjukkan kekerasan. Menampar, memukul, atau apa pun yang dapat melukai fisik akan dilakukan demi membela diri. Hal seperti ini dianggap terlalu normal, sampai orang-orang yang memilih untuk mengabaikan provokasi demi menghindari pertikaian malah dianggap lemah.

Kamu perlu belajar memahami bahwa meregulasi emosi adalah hal yang jauh lebih sulit untuk dilakukan dari pada melawan dengan kekerasan fisik. Jika kamu mampu menahan diri dan tidak memberikan kesempatan pada orang yang mengganggumu untuk memprovokasimu lebih lanjut, itu merupakan tanda jelas bahwa kamu pribadi yang kuat. Oleh sebab itu, tidak usah mempedulikan penilaian orang yang tidak paham karena sebenarnya kamu hanya mengerjakan sesuatu yang wajar.

Sayang sekali bahwa masih banyak orang yang menganggap tindakan tertentu merupakan simbol kelemahan diri, padahal sebenarnya merupakan hal yang sangat wajar. Nah, kamu tidak perlu mempercayai stigma semacam ini karena hanya akan menyulitkan diri sendiri. Jalani hidupmu dengan baik agar tenang dan damai, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us