4 Dalil tentang Nuzulul Qur'an, Turunnya Al-Qur'an di Bulan Ramadan

Kemuliaan bulan Ramadan, saat Al-Qur'an turun sebagai wahyu

Bulan Ramadan dianggap sebagai periode yang paling mulia di antara keseluruhan bulan dalam kalender Islam. Bulan ini dipandang memiliki keutamaan dan kemuliaan yang beragam, salah satunya adalah peristiwa turunnya Al-Qur'an. Ada empat dalil yang menguraikan peristiwa penting ini dan proses penurunan Al-Qur'an, yang kemudian menjadi panduan bagi umat Islam, diperingati setiap tahunnya dengan nama Nuzulul Qur’an.

Dikutip laman resmi Kementerian Agama, Nuzulul Qur'an adalah peristiwa ketika Allah SWT menurunkan wahyu-Nya (Al-Qur'an) kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril AS ketika Nabi Muhammad SAW berusia 40 tahun dan sedang menjalani masa pengasingan, serta berdoa di Gua Hira. Di Gua Hira inilah Nabi Muhammad Saw menerima wahyu pertama Surah Al-Alaq ayat 1-5.

Meski masih ada perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait hari pertama turunnya Al-Qur’an, secara umum 17 Ramadan diperingati sebagai hari Nuzulul Qur’an di Indonesia. Berikut dalil yang menyebutkan peristiwa dan proses terjadinya Nuzulul Qur’an.

1. Surah Al-Alaq Ayat 1-5

4 Dalil tentang Nuzulul Qur'an, Turunnya Al-Qur'an di Bulan RamadanIlustrasi mushaf Al-Qur'an (Pexels.com/Thirdman)

Al-Alaq ayat 1-5 merupakan wahyu yang pertama kali diterima oleh Rasulullah SAW. Ayat ini juga diturunkan sebagai penanda awal dimulainya peradaban Islam. Nuzulul Quran dalam pandangan Muhammad Husain Haikal digambarkan pada suatu malam di saat Nabi Muhammad SAW sedang tertidur di dalam Gua Hira, datang Malaikat Jibril membawa selembar wahyu seraya berkata kepadanya tertuang dalam ayat yang berbunyi:

(1) Iqra bismi rab bikal lazii khalaq. (2) Khalaqal insaana min 'alaq. (3) Iqra wa rab bukal akram. (4) Al lazii 'allama bil qalam. (5) 'Al lamal insaana ma lam y'alam

Artinya: (1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. (2) Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantara qalam (pena). (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. al-Alaq, 96:1-5)

Kandungan surat ini tak lain adalah perintah membaca oleh Allah SWT yang dimaknai sebagai seruan untuk membaca buku, membaca kebesaran-Nya, membaca diri sendiri, maupun alam semesta. Sehingga, hal tersebut akan membuat manusia menjadi pandai dan terhindar dari kebodohan.

2. Al-Anfal ayat 41

4 Dalil tentang Nuzulul Qur'an, Turunnya Al-Qur'an di Bulan RamadanIlustrasi mushaf Al-Qur'an (Pexels.com/Khats cassim)

Peristiwa Nuzulul Quran merupakan tanda diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul Allah SWT. Di samping itu, kitab suci Al-Qur'an menjadi mukjizat terbesar bagi Rasulullah SAW. Sejarah Nuzulul Quran diperingati pada malam 17 Ramadan, merujuk pada penjelasan surah Al-Anfal ayat 41 yang berbunyi:

Wa'lamu annama ganimtum min syai'in fa anna lillahi khumusahu wa lir-rasuli wa lizil-qurba wal-yatama wal-masakini wabnis-sabili in kuntum amantum billahi wa ma anzalna 'ala 'abdina yaumal-furqani yaumal-taqal-jam'an(i), wallahu 'ala kulli syai'in qadir

Artinya: “Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) pada hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan.” (QS.Al Anfal [8]:41)

Dilansir laman resmi UIN, ayat ini menjelaskan peristiwa Nuzulul Quran terjadi pada Hari Furqan, yaitu hari kemenangan umat Islam atas Perang Badar. Perang ini terjadi pada Jumat, 17 Ramadan 2 H. Tetapi ada juga tidak sependapat, sehingga peristiwa Nuzulul Quran jatuh pada tanggal 18 atau 19 Ramadan. Namun, semua ulama sepakat Al-Qur’an pertama kali turun di Gua Hira pada bulan suci Ramadan.

Baca Juga: 5 Makna Nuzulul Qur’an, Peristiwa Turunnya Kitab Suci Al-Qur’an 

3. Surah Al-Qadar

4 Dalil tentang Nuzulul Qur'an, Turunnya Al-Qur'an di Bulan RamadanIlustrasi mushaf Al-Qur'an (Pexels.com/RDNE Stock Project)

Surat Al-Qadar ayat 1-5 menerangkan bahwa Al-Qur'an diturunkan pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar). Sebagian mufassir menyatakan, turunnya Lailatul Qadar terjadi di antara 10 hari terakhir bulan Ramadan yang menjadi malam turunnya Al-Qur'an secara langsung dari lauful mahfuz ke baitul izzah (langit dunia). Berikut ayat pada surah Al-Qadar:

(1) innā anzalnāhu fī lailatil-qadr. (2) wa mā adrāka mā lailatul-qadr. (3) lailatul-qadri khairum min alfi syahr. (4) tanazzalul-malā`ikatu war-rụḥu fīhā bi`iżni rabbihim, ming kulli amr. (5) salāmun hiya ḥattā maṭla'il-fajr.

Artinya: "(1) Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. (2) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (3) Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (4) Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (5) Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."

Kandungan isi surah ini adalah menjelaskan tentang masa diturunkannya Al-Qur'an ke muka bumi, yaitu pada malam Lailatul Qadr. Lailatul Qadr adalah malam di mana hari itu dipenuhi dengan kemuliaan dan juga dianggap lebih baik dari 1000 malam.

4. Surah Al-Baqarah ayat 185

4 Dalil tentang Nuzulul Qur'an, Turunnya Al-Qur'an di Bulan RamadanIlustrasi mushaf Al-Qur'an (Pexels.com/Oleksandr P)

Allah menyebutkan keutamaan bulan puasa, yaitu bulan diturunkannya Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia menuju kebenaran. Di dalamnya, terdapat bukti-bukti yang sangat jelas tentang petunjuk Allah dan penjelasan tentang perbedaan kebatilan dan kebenaran. Berikut bunyi ayat Al-Baqarah ayat 185:

Syahru ramadanal-lazi unzila fihil-qur'anu hudal lin-nasi wa bayyinatim minal-huda wal-furqan(i), faman syahida minkumusy-syahra falyasumh(u) wa man kana maridan au ala safarin fa iddatum min ayyamin ukhar(a), yuridullahu bikumul-yusra wa la yuridu bikumul-usr(a), wa litukmilul-iddata wa litukabbirullaha ala ma hadakum wa laallakum tasykurun

Artinya: "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.”

Ayat ini ditafsirkan bahwa bulan Ramadan adalah bulan dimana Allah SWT mulai menurunkan Al-Qur'an pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar), sebagai sumber hidayah bagi seluruh manusia menuju kepada kebenaran. Di dalamnya, terdapat bukti petunjuk yang paling jelas yang mengantarkan kepada hidayah Allah dan pembeda antara kebenaran dengan kebatilan.

Ayat ini juga ditafsrikan bahwa siapa yang menyaksikan kehadiran bulan ini dalam keadaan sehat dan mukim, hendaklah berpuasa pada siang harinya. Diberikan pula kemudahan bagi orang sakit dan musafir untuk tidak berpuasa kemudian mereka berdua meng-qada yang sesuai dengan jumlah hari itu.

Baca Juga: Contoh Susunan Acara Nuzulul Qur'an, Lengkap dengan Teks MC!

Hani Safanja Photo Verified Writer Hani Safanja

Progress over perfection

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto

Berita Terkini Lainnya