Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hati-hati Menyampaikan 5 Saran Ini pada Pemilik Rumah Baru, Stres!

ilustrasi rumah baru (pexels.com/Thirdman)

Menjadi penghuni di sebuah rumah yang baru dibeli atau dibangun mirip dengan membuka lembaran hidup baru. Sebab perjalanan seseorang dari gak punya rumah sampai dapat memilikinya biasanya panjang. Banyak tantangan dan sering kali ia harus bekerja sangat keras.

Dia juga berhemat sedemikian rupa untuk bisa mewujudkan rumah impiannya. Bahagia yang dirasakan setelah berhasil membeli rumah agak berbeda dari kebahagiaan membeli barang lain. Rasa bahagianya lebih tenang, tapi mendalam.

Selain harga rumah gak murah, menempatinya juga diharapkan mendatangkan banyak kebaikan dalam hidup seseorang. Jangan merusak rasa bahagia dan penuh syukurnya dengan komentar yang tak perlu. Lima saran di bawah ini sebetulnya baik. Namun, bisa bikin orang cemas bila kamu kurang hati-hati saat menyampaikannya.

1. Beli perabot ini itu

ilustrasi baru pindah (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Hampir semua pemilik rumah baru butuh belanja perabot. Akan tetapi, hindari terlalu detail memberitahunya apa saja yang perlu dibeli. Kecuali, dia menanyakannya langsung padamu.

Belanja perabot memerlukan banyak uang. Jenis perabotnya juga bermacam-macam. Apa yang menurutmu dibutuhkan, boleh jadi tak mendesak bagi orang lain. Contohnya, dirimu menyuruhnya membeli mesin cuci.

Belum tentu ia membutuhkannya meski bagimu mesin cuci wajib ada. Atau, sebenarnya dia juga memerlukannya. Tapi uangnya hendak dipakai membeli perabot lain yang lebih utama.

Begitu pula kamu gak usah seperti memaksa orang membeli spring bed. Siapa tahu dia lebih nyaman dengan kasur busa. Dia kan, yang punya rumah. Ia juga yang bakal membayar belanjaannya. Biar ia sendiri menentukan apa saja yang akan dibeli.

2. Cepat pasang pagar, CCTV, dan terali

ilustrasi membersihkan rumah (pexels.com/MART PRODUCTION)

Maksudmu dapat dipahami, kok. Kamu pasti fokus pada keamanan rumah tersebut. Dirimu hanya ingin memastikan seseorang benar-benar terlindungi di rumah barunya. Jangan sampai baru hari pertama dia menempatinya telah terjadi kejahatan.

Namun, sadari bahwa memasang ketiganya perlu biaya yang cukup besar. Apalagi kalau pemasangannya dilakukan hampir berbarengan. Padahal, orang yang baru membeli rumah pasti telah mengeluarkan banyak uang.

Belum tentu ia masih punya dana untuk memasang pagar, CCTV, dan terali. Ongkosnya memang jauh lebih kecil dibandingkan manfaatnya. Tapi bila dia benar-benar gak punya cukup uang, nanti malah stres. Ia tak cuma stres karena belum bisa memasang ketiganya.

Namun, dia juga menjadi cemas berlebihan membayangkan tempat tinggalnya kurang aman. Padahal, boleh jadi lingkungannya sangat aman. Beda jauh dengan lingkungan tempat tinggalmu. Pun sudah ada satpam yang berjaga 24 jam nonstop.

3. Pasang toren juga

ilustrasi mencuci piring (pexels.com/RDNE Stock project)

Toren atau tandon air juga sering diperlukan di rumah-rumah. Utamanya kalau aliran air sering mati. Dengan adanya penampungan air yang cukup besar, kebutuhan keluarga menjadi tetap aman. Setidaknya sampai aliran air kembali menyala.

Akan tetapi, lagi-lagi beli toren dan pemasangannya memerlukan biaya. Sering kali untuk pembuatan tempat menaruh toren juga dibutuhkan material dan struktur yang kuat. Beban toren yang terisi penuh amat berat. Kalau penyangganya asal dibuat malah berbahaya.

Daripada kamu langsung meributkan soal toren yang belum ada, tanya dulu airnya lancar atau tidak. Kalau aliran airnya lancar sih, gak pakai toren juga tidak apa-apa. Atau, penghuni rumah cuma satu orang. Air yang ditampung di bak atau ember besar pun masih mencukupi kebutuhannya.

4. Lakukan selamatan sesuai tradisi

ilustrasi serah terima kunci rumah (pexels.com/Thirdman)

Di berbagai daerah acara selamatan masih cukup sering dilakukan. Termasuk selamatan rumah baru. Tujuannya sebagai bentuk rasa syukur pemilik rumah. Juga acara untuk berdoa agar mereka diberi keselamatan selama menempati rumah tersebut.

Acara selamatan dengan mengundang warga sekitar atau membagikan makanan pun dimaksudkan sebagai perkenalan. Walaupun tujuannya baik, belum tentu seseorang masih melestarikan tradisi ini. Bahkan ada orang yang menganggap tradisi selamatan bertentangan dengan keyakinannya.

Dapat pula sebetulnya ia juga ingin menggelar selamatan. Akan tetapi, masyarakat di sekitarnya yang gak familier dengan tradisi tersebut. Daripada dia tampak aneh dan bikin warga kurang suka, mending tidak melakukannya.

5. Sekalian buat usaha saja

ilustrasi membereskan kamar (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Saran ini sangat mungkin terlontar apabila dirimu berprinsip sambil menyelam minum air. Ketimbang rumah yang dibeli mahal-mahal cuma dipakai buat tidur, lebih baik sekalian untuk tempat usaha. Rumahmu sendiri barangkali menerapkan konsep ini.

Kamu menjadikan rumah sebagai tempat tinggal dan usaha. Baik buka warung kecil-kecilan, laundry, atau isi ulang air minum terpenting rumah menjadi lebih cuan. Namun, tidak semua orang punya cita-cita begitu.

Walaupun sekarang harga kebutuhan terus naik, sebagian orang sudah merasa cukup dengan penghasilannya. Mungkin saudara atau temanmu yang baru beli rumah juga begitu. Dia ingin menjadikan rumah hanya sebagai tempat pulang dan beristirahat yang nyaman.

Ia gak mau luas ruangannya berkurang untuk membuka usaha. Apalagi kalau usaha itu mendatangkan banyak orang ke rumahnya. Malah dia merasa kualitas hidupnya bersama keluarga bakal berkurang.

Semua saran di atas sebenarnya bagus. Cuma penyampaiannya perlu kehati-hatian. Jangan ada kesan setiapnya harus dilakukan sekarang juga. Seseorang memang lagi bahagia karena berhasil beli rumah. Namun, biasanya juga ada rasa lelah setelah ia lama berjuang dan baru mengeluarkan begitu banyak uang. Biarkan dia tarik napas dulu serta beradaptasi di lingkungan barunya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us