Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hukum Bacaan Ra Tafkhim dan Tarqiq, Pengertian Serta Contohnya

Ilustrasi membaca Al-Qur'an (unsplash.com/positivemoslemattitude)
Ilustrasi membaca Al-Qur'an (unsplash.com/positivemoslemattitude)

Membaca ayat-ayat Al-Qur'an tentunya harus sesuai dengan kaidah ilmu tajwid yang berlaku. Salah satunya adalah hukum bacaan Ra, yang merupakan salah satu pelajaran penting dalam ilmu tajwid agar bisa membaca Al-Qur'an dengan fasih dan tartil. 

Hukum bacaan Ra ini terbagi menjadi tiga macam, yaitu Tafkhim, Tarqiq, dan Jawazul Wajhain. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai hukum bacaan Ra, mari simak ulasan berikut.

1. Hukum bacaan Ra Tafkhim

Ilustrasi membaca Al-Qur'an (pexels.com/Michael Burrows)
Ilustrasi membaca Al-Qur'an (pexels.com/Michael Burrows)

Dalam buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid oleh Marzuki dan Choirol Ummah, tafkhim berarti menggemukkan atau menebalkan. Secara istilah, tafkhim diartikan sebagai ungkapan tentang ketebalan yang masuk pada suara huruf ketika diucapkan sehingga memenuhi mulut dengan gemanya.

Huruf ra dibaca tafkhim atau tebal apabila:

  • Huruf Ra yang berharakat dhammah atau dhammah tanwin
  • Ra ( ر ) sukun atau sukun karena waqaf, yang huruf sebelumnya berharakat fathah atau dhammah
  • Ra ( ر)  sukun karena waqaf sebelumnya huruf sukun dan sebelumnya lagi huruf yang berharakat fathah atau dhammah

2. Hukum bacaan Ra Tarqiq

ilustrasi membaca Al-Qur'an (pexels.com/Pok Rie)
ilustrasi membaca Al-Qur'an (pexels.com/Pok Rie)

Tarqiq artinya menguruskan atau menipiskan. Secara istilah, tarqiq berarti ungkapan tentang kekurusan yang masuk pada suatu huruf ketika diucapkan sehingga mulut tidak bisa penuh dengan gemanya.

Huruf ra dibaca tarqiq atau tipis apabila:

  • Ra yang berharakat kasrah, baik pada awal kata, pertengahan kata atau akhir kata, pada kata kerja (fiil) ataupun pada kata benda (isim)
  • Ra yang sebelumnya terdapat ya sukun ( ْي)

Sebagai tambahan, selain tafkhim dan tarqiq, terdapat pula huruf ra yang boleh dibaca tebal atau tipis, yaitu Jawazul Wajhain. Ini terjadi apabila huruf ra berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah, sedang huruf sesudahnya adalah huruf isti'la yang berharakat kasrah. 

3. Contoh hukum bacaan Ra

Ilustrasi Alquran dan Buku Yasin (IDN Times/Besse Fadhilah)
Ilustrasi Alquran dan Buku Yasin (IDN Times/Besse Fadhilah)

Untuk lebih memahami hukum bacaan Ra, mari simak beberapa contoh berikut ini yang diambil langsung dari Al-Qur'an:

Contoh Ra Tafkhim

1. QS. Al-Fiil ayat 1

أَلَمْ تَرَ

Keterangan: huruf ra berharakat fathatah.

2. QS. Al-Lahab ayat 3

سَيَصْلَىٰ نَارًا

Keterangan: huruf ra berharakat fathahtain.

Contoh Ra Tarqiq

1. QS. An-Nisa ayat 1

رِجَالًا كَثِيرً

Keterangan: huruf ra berharakat kasrah di awal kata.

2. QS. Al-Baqarah ayat 6

أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ

Keterangan: huruf ra berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah.

Demikian pengertian beserta contoh dari hukum bacaan Ra yang perlu kamu pelajari dan pahami. Kalau sudah mengerti cara membacanya, jangan lupa untuk menerapkannya setiap membaca Al-Qur'an, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
Febriyanti Revitasari
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us