Ini 6 Peranan Nyata Millennial untuk Jadikan Indonesia Lebih Baik

Pernah dengar program Indonesia Mengajar yang dulu diprakarsai oleh Bapak Anies Baswedan? Lembaga nirlaba yang ada sejak akhir tahun 2009 ini memiliki program untuk merekrut, melatih dan mengirim generasi muda terbaik bangsa ke berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai Pengajar Muda di sekolah dasar selama satu tahun.

Artinya, siapa pun yang lolos seleksi program Indonesia Mengajar, harus siap cuti dari rutinitasnya dan mengabdi penuh di lokasi pengabdian selama satu tahun. Bagi kamu yang memiliki semangat tinggi dan terdorong untuk melongok langsung kondisi pendidikan di daerah terpencil di Indonesia serta ingin ikut andil untuk memperbaikinya, program ini bisa kamu coba.

Namun, apabila jangka waktu satu tahun pengabdian terlalu lama untukmu karena terhalang aktivitas kantor, kamu masih bisa ikut program serupa dengan durasi kegiatan hanya satu sampai dua hari. Kamu bisa mendaftar sebagai pengajar di program Kelas Inspirasi, 1000 Guru, Komunitas Inspirasi Jelajah Pulau (KIJP), atau komunitas yang lain. Masing-masing program sudah memiliki perwakilan di tiap kota atau kabupaten.

Dengan begitu, kamu bisa lebih leluasa memilih lokasi pengabdian. Tentunya kamu harus melalui proses seleksi dulu, ya.

Nah, andai kamu tertarik berkontribusi langsung dalam dunia pendidikan namun kurang percaya diri untuk turun langsung sebagai pengajar, solusinya kamu bisa mendaftar sebagai relawan dokumentator. Selain membuka penerimaan relawan pengajar, program semacam Kelas Inspirasi, 1000 Guru, dan KIJP juga membuka rekruitmen untuk tenaga fotografer dan videografer.

Eits, relawan dokumentator di sini bukan sekadar tukang foto atau tukang video biasa, lho. Kamu wajib memahami cara membuat karya foto dan video yang bercerita dan menggambarkan dengan baik kegiatan yang berlangsung dan kondisi sekolah tempat kamu mengabdi. Karena dari hasil karya kamu itulah masyarakat luas nantinya bisa mengetahui informasi tentang program kerelawanan yang tim kamu jalani.

Namanya River Ranger Jakarta, sebuah komunitas peduli lingkungan berbasis di Jakarta yang memfokuskan kegiatannya di sungai Ciliwung. Kegiatan rutinnya sederhana saja, yaitu bersih-bersih sungai setiap satu bulan sekali dengan diselingi kegiatan inspiratif lain seperti belajar tentang air bersih, camping bersama dan aktivitas bersifat edukatif lainnya. Memang, tidak sepanjang sungai dibersihkan, hanya titik-titik tertentu saja. Namun, efeknya tetap bisa dirasakan, lho.

Dari program yang dilakukan komunitas River Ranger Jakarta tadi, kamu bisa banget ikut berperan serta di bidang lingkungan dalam program serupa yang ada di daerah kamu. Atau jika kamu memiliki potensi sebagai pionir, kamu juga bisa membuat program baru, seperti pengepul sampah-sampah daur ulang atau membuat gerakan tolak sampah plastik.

Berita hoaks, informasi yang mengandung hate speech, dan saling nyinyir di media sosial, agaknya menjadi beberapa permasalahan dalam hal komunikasi elektronik yang masih santer terjadi. Lewat media sosial, berita apapun pasti akan cepat menyebar, tidak peduli benar tidaknya informasi yang terkandung.

Tidak perlu saling tuding dan menyalahkan siapa pun. Sebagai millennial yang cerdas, kamu hanya butuh kesadaran dan lebih bijak dalam menerima informasi di media sosial. Apalagi kalau jaringan internet kamu sudah didukung #Super4GKuota dari Smartfren dengan kecepatan 4G selama 24 jam non-stop. Tidak butuh proses loading yang lama, setiap detik pun informasi baru bisa kamu terima. Kamu harus bisa menyaring setiap berita yang datang agar tak mudah termakan berita hoaks yang masih kerap bertebaran.

Biasakan pula untuk mencari tahu lebih dulu tentang kebenaran suatu berita sebelum kamu membagikannya pada yang lain. Begitu pun ketika kamu berniat #KuotakanSuaramu dan #KuotakanMaumu dalam sebuah tulisan atau berita. Hindari kalimat-kalimat bernada hate speech dan saling nyinyir, ya. Sungguh, tulisan semacam itu hanya makin membuat kusut negara ini.

Sudah tahu kalau pariwisata menjadi salah satu sumber devisa negara? Semakin banyak wisatawan asing yang berlibur ke Indonesia, maka semakin banyak pula devisa negara yang Indonesia dapat dari proses penukaran mata uang.

Nah, artinya kalau kamu suka traveling atau jalan-jalan menjelajah sudut wisata yang ada di Indonesia, jangan hanya datang, foto-foto, lalu pulang. Tantanglah diri kamu untuk mengenal obyek wisata yang kamu datangi lebih dalam sehingga kamu punya lebih banyak bahan cerita yang menarik untuk dibagikan. Cerita menarik dari sudut pandang yang berbeda inilah yang dibutuhkan oleh turis asing agar membuatnya makin penasaran untuk mendatangi Indonesia.

Tulis cerita jalan-jalanmu tadi di blog pribadi atau kirimkan ke media. Lebih baik lagi kalau kamu menulisnya dalam bahasa Inggris. Cantumkan pula foto-foto terbaikmu selama traveling. Jika kamu rutin melakukannya, bukan tidak mungkin tulisanmu tentang banyak destinasi wisata di Indonesia bisa menambah jumlah kunjungan turis asing yang berdampak pada meningkatnya nilai devisa negara ini.

Bagi kamu yang concern dalam bidang kemanusiaan, kamu bisa manfaatkan waktu luangmu untuk ikut berpartisipasi mengumpulkan dana kemanusiaan bagi masyarakat kurang mampu atau korban bencana alam. Untuk lebih menarik perhatian khalayak, kamu bisa mencari ide segar dalam proses pencarian dana ini agar dana yang terkumpul bisa lebih cepat dan efisien.

Ide kreatif tersebut misalnya dengan mengajak teman-temanmu yang suka musik untuk menggelar konser amal, atau membuat garage sale dengan menjual barang-barang bekas layak pakai. Kamu juga bisa mengadakan kampanye penggalangan dana di event car free day atau platform di media sosial. Selain itu, kalau kamu punya koneksi dengan para artis atau selebgram, kamu bisa ajak mereka juga lho untuk berkolaborasi menggalang dana. Keren, kan?

Sebenarnya tidak sulit kok bagi kaum millenial melakukan kontribusi secara nyata demi perbaikan negara Indonesia. Asalkan kamu punya niat dan komitmen untuk #DearFutureIndonesia, keenam hal di atas pasti bisa kamu lakukan dengan ikhlas. Semoga menginspirasi, dan lekas bergerak, ya!