Introspeksi, Mungkin Ini 9 Alasan Orang Blokir Kamu di Media Sosial

Bukannya ngomong langsung, mereka biasanya akan membuat postingan berupa sindiran kepada temannya tanpa menyebut nama. Sekali-dua kali sindiran sih masih bisa dimaklumi karena hanya dianggap sebagai pelampiasan emosi sesaat. Namun, ketika postingan sindiran tersebut terjadi berulang-ulang, maka pemblokiran merupakan salah satu jalan mujarab bagi mereka yang sudah merasa jengah dengan sindiran-sindiran teman media sosialnya. Jadi, daripada menyindir, lebih baik ngomong langsung gih sama orangnya kalau lagi ada masalah!

Seiring dengan banyaknya pengguna media sosial, maka akan banyak pula grup-grup medsos dengan keperluannya masing. Saat lama tak membuka media sosial, tiba-tiba notif dari beberapa orang membludak di beranda dan timeline medsos karena kamu dimasukkan dalam grup tanpa pemberitahuan. Daripada notif terus bertambah, maka biasanya orang akan memblokir akun pertemanan mereka di media sosial.

Coba perhatikan postingan beberapa akun yang bertebaran di beranda atau timeline media sosial kamu. Kamu pasti sering melihat ada beberapa di antaranya yang biasanya memosting tulisan atau link yang mengarah ke situs esek-esek. ‘Duh, musim dingin butuh penghangat nih!’, ‘Ciye, pengantin baru belah duren’, atau ‘butuh temen curhat, hubungi nomor ini’. Auto-blokir deh!

Terutama di musim kampanye seperti sekarang ini, ada banyak sekali berita-berita hoax dan penebar kebencian antara satu pendukung dengan pendukung lainnya. Tak bisa dibendung, link-link hoax tersebut menyebar lebih cepat dari kedipan mata. Daripada menimbulkan fitnah dan keributan, blokir atau unfollow akun medsos seperti ini memang mutlak dilakukan.

Ketika kamu memosting status tentang pembahasan tertentu, kamu pasti akan menemukan beragam komentar dari teman medsos atau followers kamu. Kalau komentarnya masih sopan dan santun, mungkin kamu akan merasa nyaman membaca komen selanjutnya. Namun, saat tak sengaja membaca komentar vulgar, frontal, dan ngegas, kamu pasti akan melakukan tindakan pemblokiran terhadap akun tersebut.

Ada beberapa orang yang membuat akun media sosial namun tak berminat aktif di dalamnya. Di dalam akunnya, mereka hanya sesekali memosting tulisan atau foto dengan intensitas yang cukup jarang. Selain itu, mereka juga biasanya hanya akan menjadi silent reader dan malas memberikan komentar pada sebuah postingan meski hal yang sedang dibahas sedang viral di jagat maya.

Ada orang yang pasif bermedia sosial, namun tak sedikit juga orang yang update status terus setiap waktu. Setiap hal yang terjadi dalam kehidupan mereka dijadikan sebagai postingan yang dianggap membosankan bagi sebagian besar orang. Dikit-dikit posting, bentar-bentar cekrek aplod, begitu seterusnya. Hey, kamu tidak benar-benar ingin hidup di dunia maya kan?

Ada beberapa orang yang biasanya malas melakukan interaksi dengan akun fiktif di media sosial. Tidak semua sih, namun kebanyakan akun fiktif biasanya digunakan oleh orang-orang iseng yang ingin identitas aslinya tak diketahui orang banyak. Beberapa ciri khas akun-akun fiktif tersebut diantaranya: foto profil bukan foto asli, postingan vulgar, banyak mengikuti grup esek-esek, dan akan selalu menolak jika diajak komunikasi secara langsung seperti video call.

Meski tak selalu salah, terkadang ada orang-orang yang biasanya ingin selalu tahu urusan orang lain melalui media sosial. Ada orang yang merasa baik-baik saja saat postingannya dibaca orang, namun tak sedikit juga yang merasa terganggu saat postingannya diketahui oleh beberapa akun. Berfikir positif saja dulu, siapa tahu orang yang baca postinganmu memang sedang butuh inspirasi untuk dijadikan tema tulisan yang akan dibuatnya kan?

Sah-sah saja sih orang memblokir pertemanan atau unfollow beberapa akun yang menurutnya tak sesuai dengan pandangan hidupnya. Yuk tetap bijak bermedia sosial karena apa-apa yang menjadi postinganmu di media sosial mencerminkan kepribadianmu sesungguhnya di kehidupan nyata!