Mengenal Istilah Floodlighting, Tren Kencan Viral Ala Gen Z

Berbagai tren kencan ala remaja dan Gen Z muncul di TikTok. Mulai dari ghosting, situationship, love bombing hingga kini muncul istilah floodlighting.
Floodlighting pertama kali dikemukakan oleh Brené Brown, pengarang buku "The Power of Vulnerability: Teachings of Authenticity, Connections and Courage". Floodlighting terjadi ketika seseorang memberikan detail informasi secara berlebihan demi memperoleh perhatian. Namun perilaku floodlighting ini ternyata justru kerap ditiru remaja dan Gen Z untuk mendekati seeorang hingga jadi viral, nih.
Lantas, apa itu tren kencan viral floodlighting? Apakah perilaku oversharing informasi pribadi ini aman atau justru berakibat buruk? Yuk, kita bahas bersama.
1. Apa itu floodlighting?

Dilansir Forbes, floodlighting dalam kencan adalah istilah yang digunakan ketika seseorang dengan sengaja membagikan detail pribadi atau kondisi emosional mendalam kepada orang lain yang baru saja ia kenal. Tujuannya adalah agar hubungan keduanya semakin dekat. Peristiwa ini biasanya terjadi di dating apps di mana orang-orang bertemu di dunia maya untuk mencari pasangan.
Perilaku floodlighting dipilih pelaku agar hubungan antar 2 orang bisa terjalin lebih cepat dan lebih intim. Namun, alih-alih melakukan pendekatan secara perlahan dan alami, proses pendekatan instan ini justru lebih terasa sebagai ujian bagi pasangan. Hal tersebut terjadi lantaran ia harus memberi tanggapan tentang kisah mendalam yang diceritakan si pelaku.
"Di satu momen, kamu berbagi cerita ringan tentang tersandung di depan kelas. Di momen berikutnya, kamu menyelami perundungan yang terjadi, merinci kenangan menyakitkan yang tidak siap didengar teman kencanmu. Meskipun mungkin tampak seperti cara untuk mempercepat kedekatan, hal itu sebenarnya dapat menjauhkan orang," Mark Travers, seorang psikolog mengungkapkan dalam Forbes.
2. Ciri-ciri floodlighting

Mungkin kamu secara tidak sengaja pernah melakukan floodlighting pada pasangan kencanmu agar kalian semakin dekat. Atau sebaliknya, pasanganmu mungkin melakukannya tanpa kamu sadari.
Perilaku floodlighting dalam kencan memiliki beberapa ciri khas. Berikut ini ciri perilaku floodlighting:
- Membagikan informasi yang terlalu mendalam secara detail, termasuk pengalaman buruk dan sedih di awal proses kencan.
- Mengharapkan reaksi emosional instan atas kisah yang disampaikan.
- Menggunakan kerentanan untuk menguji pasangan, apakah ia mau menerima masa lalu kelam tersebut atau tidak.
Sebuah studi tahun 2022 yang diterbitkan dalam Psychological Reports menemukan bahwa perilaku oversharing di media sosial seperti floodlighting ini berhubungan erat dengan kecemasan, keinginan mencari perhatian, dan kecanduan media sosial di kalangan remaja. Remaja cenderung melakukan hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya seperti mencari validasi. Di sisi lain, perilaku ini juga berhubungan dengan kurangnya kendali remaja akan batasan yang dibuat.
3. Sisi negatif floodlighting

Terkadang ketika menemukan seseorang yang nyaman, kita ingin segera dekat dan berbagi emosi bersama. Namun ternyata perkembangan hubungan yang terlalu cepat melalui floodlighting juga memiliki beberapa sisi negatif.
Berikut ini sisi negatif floodlighting yang harus diwaspadai:
- Berbagi detail diri yang mendalam secara instan kepada seseorang tanpa mengetahui latar belakangnya menimbulkan risiko eksploitasi. Orang asing bisa saja memanfaatkan kisahmu dan berbuat jahat.
- Floodlighting berpotensi membentuk hubungan yang tidak seimbang dimana satu pihak akan terus berkeluh-kesah sementara pasangannya menjadi pengasuh emosional baginya.
- Floodlighting ini bisa juga berasal dari perasaan tidak aman yang merembet ke pasangan.
- Pasangan dapat merasa kewalahan jika dibanjiri detail mendalam tentang kecemasan secara terus menerus.
- Hubungan yang dimulai dengan floodlighting justru bisa menjadi rapuh.
Alih-alih mencari kedekatan instan, Mark Travers menggunakan teori penetrasi sosial sebagai cara untuk menjalin kedekatan dengan pasangan secara perlahan dan alami. Floodlighting jelas bertolak belakang dengan teori ini.
"Hubungan seharusnya berkembang melalui lapisan-lapisan pengungkapan diri secara bertahap, yang sering kali diibaratkan seperti mengupas bawang. Keintiman semakin dalam secara perlahan seiring berjalannya waktu, dimulai dengan detail yang lebih dangkal, kemudian berkembang ke sikap pribadi dan akhirnya mengarah ke emosi dan pengalaman yang lebih dalam," katanya.
Itulah penjelasan mengenai istilah floodlighting yang sedang tren di kalangan Gen Z. Perilaku floodlighting bisa menjadi bumerang pada si pelaku, serta bisa menyusahkan pasangan.
Kamu harus berhati-hati dan bersabar dalam menjalin hubungan, ya. Kedekatan yang alami justru lebih memungkinkan hubunganmu untuk langgeng, lho.