Istilah MBTI yang Wajib Kamu Tahu, Biar Lebih Paham Kepribadianmu!

- E untuk extrovert dan I untuk introvert: Bedanya ada di sumber energi, bukan pemalu atau ramai. Introvert dapat bersosialisasi, tapi energinya lebih cepat habis di keramaian.
- S untuk sensing dan N untuk intuition: Orang sensing suka detail dan fakta, sementara intuition suka memikirkan pola dan kemungkinan di masa depan.
- T untuk thinking and F untuk feeling: Orang thinking pakai logika, sedangkan feeling mempertimbangkan nilai personal dan empati dalam membuat keputusan.
Sebagai salah satu tes kepribadian paling populer di dunia, MBTI memperkenalkan 16 tipe kerpibadian yang disusun dari empat dimensi utama. Banyak orang yang menggunakan MBTI sebagai cara untuk mengidentifikasi diri mereka. Bahkan gak jarang yang dengan bangga mencantumkan tipe kepribadian mereka di bio media sosialnya.
Kamu sendiri, mungkin sudah cukup akrab dengan istilah INTJ, ENFP, dan lain sebagainya. Tapi, seberapa paham sih kamu arti dari setiap singkatan huruf sampai istilah fungsi kognitif yang kedengarannya ribet? Supaya kamu gak sekadar ikut-ikutan tren, coba deh pahami istilah dalam MBTI berikut ini. Selain bisa menambah pemahaman, juga membantu refleksi terhadap kepribadianmu dengan lebih baik.
1. E untuk extrovert dan I untuk introvert

Ini salah satu istilah paling sering bikin salah paham. Banyak orang mengira introvert itu pemalu dan ekstrovert itu ramai banget. Padahal, bedanya ada di sumber energi. Orang-orang ekstrovert (E) mendapatkan energi mereka melalui interaksi sosial, ngobrol, dan aktivitas di luar. Sedangkan orang introvert (I) mendapatkan energinya di waktu-waktu sendirian, sambil melakukan refleksi, atau aktivitas yang lebih tenang.
Kalau kamu gampang capek setelah nongkrong ramai-ramai, mungkin kamu lebih ke arah introvert. Sebaliknya, kalau justru tambah semangat setelah ngobrol sama banyak orang, bisa jadi kamu ekstrovert. Gak ada yang lebih baik atau buruk, ini cuma soal preferensi energi yang beda-beda pada setiap orang. Selain itu, jangan beranggapan kalau introvert gak bisa bersosialisasi, ya. Mereka sangat bisa kok berteman. Cuma, energi mereka lebih cepat habis saja kalau berada di tengah keramaian.
2. S untuk sensing dan N untuk intuition

Dimensi kedua dari MBTI nunjukin cara kita memproses informasi. Orang-orang dengan tipe sensing (S) lebih suka hal konkret, detail, dan fakta nyata. Mereka biasanya fokus ke apa yang ada sekarang, dan cenderung berpikir secara praktis. Sedangkan tipe intuition (N) lebih suka memikirkan pola, ide besar, dan kemungkinan di masa depan.
Contohnya, orang sensing lebih nyaman kalau dikasih instruksi step by step. Sementara orang intuition lebih suka gambaran besar dulu baru detail belakangan. Perbedaan dalam memproses informasi ini juga membuat keduannya berbeda dalam bertindak dan mengeksekusi gagasan. Orang intuition senang berimajinasi dan membiarkan kreativitas terbuka selebar-lebarnya. Sementara itu, orang sensing lebih memikirkan kemungkinan dan peluang serta potensi yang mereka miliki.
3. T untuk thinking and F untuk feeling

Dimensi yang berikutnya ini ngomongin cara kamu bikin keputusan. Orang-orang Thinking (T) biasanya pakai logika, data, dan analisis objektif. Mereka cenderung mikirin apa yang paling masuk akal. Sedangkan orang Feeling (F) lebih mempertimbangkan nilai personal, empati, dan bagaimana keputusan itu bakal mempengaruhi orang lain.
Coba, kamu sering mementingkan keadilan dan rasionalitas atau lebih memikirkan perasaan orang lain dan hubungan yang kamu miliki? Jangan pernah beranggapan kalau salah satunya lebih baik, ya. Kamu tetap bisa mengedepankan sisi thinking atau feeling-mu kok. Karena semua tetap bersifat conditional.
4. J untuk judging dan P untuk perceiving

Banyak yang salah paham sama kata judging di sini. Orang-orang judging bukan berarti suka nge-judge orang, ya! Judging (J) maksudnya lebih suka teratur, punya rencana jelas, dan cenderung terstruktur. Sedangkan Perceiving (P) lebih fleksibel, spontan, dan open minded sama perubahan.
Misalnya, tipe J biasanya sudah bikin itinerary detail sebelum liburan, sementara tipe P lebih Santai. Prinsip mereka, “Ya udah jalanin aja, lihat nanti gimana.” Kedengarannya sepele, tapi preferensi ini sangat berpengaruh ke cara kita kerja, belajar, bahkan mengatur hidup sehari-hari. Orang judging lebih suka menyelesaikan pekerjaanya dulu baru beristirahat. Sementara orang perceiving lebih memilih apa yang ingin mereka kerjakan dulu. Bahkan jika deadline bisa diundur, buat mereka gak masalah.
5. Fungsi kognitif yang terdiri dari dominant, auxiliary, tertiary, inferior

Nah, ini istilah yang sering bikin bingung kalau baru kenal MBTI. Di balik empat huruf MBTI, ada yang namanya cognitive functions alias fungsi kognitif. Setiap orang punya susunan fungsi mental yang terdiri dari Dominant (fungsi utama), Auxiliary (pendukung), Tertiary (pelengkap), dan Inferior (paling lemah). Misalnya, seorang ENTJ dengan Dominant: Extraverted Thinking (Te) yang bikin mereka tegas dan logis, atau mereka memiliki penyerta Auxiliary: Introverted Intuition (Ni) yang bikin mereka jadi visioner. Sementara INFP punya Dominant: Introverted Feeling (Fi) yang bikin mereka penuh nilai personal, plus Auxiliary: Extraverted Intuition (Ne) yang bikin mereka kreatif. Istilah ini memang gak terlalu banyak dibahas. Tapi, kalau kamu mengerti, ini bisa bikin kamu lebih dalam memahami kenapa orang dengan tipe yang sama tetap bisa berperilaku beda.
Nah, itu dia istilah-istilah MBTI yang paling penting buat kamu tahu. Jadi, lain kali kalau hasil tes kamu keluar ENFP atau ISTJ, kamu gak cuma sekadar lihat hurufnya doang. Kamu bisa langsung paham maknanya dan gimana kepribadian tersebut tercermin dalam cara kamu berpikir dan bertindak. Ingat, MBTI bukan label kaku yang ngotak-ngotakin manusia. Ini cuma alat buat refleksi dan membantu kita mengenali pola diri. Semakin kamu mengerti istilah-istilahnya, semakin gampang juga buat kamu menjadikan MBTI sebagai panduan dalam memahami diri.