5 Alasan Jangan Sembarangan Meramal Orang, Harus Ada Permintaan Dulu

Apakah kamu tertarik dengan dunia ramalan? Dirimu boleh saja mempelajarinya jika berminat. Atau, kamu bahkan merasakan adanya bakat alami sejak dulu untuk meramal berbagai hal. Awalnya, kamu barangkali tidak menyadarinya.
Namun, seiring waktu diri sendiri maupun orang-orang di sekitar sadar bahwa prediksimu sering tepat. Hingga perlahan tetapi pasti, kepercayaan orang terhadap ucapan-ucapanmu meningkat. Demikian pula kamu lebih percaya diri buat secara sengaja mencoba meramalkan sesuatu.
Dari sesederhana nanti sore akan turun hujan atau tidak, siapa yang bakal memenangkan pertandingan, sampai kehidupan pribadi seseorang. Untuk ramalan yang terakhir, dirimu mesti sangat berhati-hati.
Apa pun yang dikatakan olehmu perihal orang lain bisa bikin dia kurang berkenan. Tak usah kamu sembarangan unjuk kemampuan dengan meramal orang. Ini lima alasannya.
1. Kalau tidak diminta gak etis

Kurang tepat jika kamu bermaksud bermurah hati dengan meramal siapa saja. Sampai-sampai tidak ada orang yang minta diramal pun otomatis dirimu mendekat dan memprediksi kehidupannya. Seperti awalnya kamu menebak apa yang sudah terjadi padanya hari ini hingga lama-lama menerawang masa depannya.
Sadar gak sih, bila aksi begini termasuk sangat tidak sopan? Segala hal yang dikatakan olehmu dan menyangkut kehidupan orang lain sama dengan menerobos halaman rumahnya. Seharusnya kamu bertanya dulu boleh atau tidak mencoba membaca kehidupannya. Itu jika dia belum tahu dirimu jago meramal.
Seandainya seseorang sudah mengerti kamu sering meramal dan tepat, cukup tunggu ia minta diramal olehmu. Bila dia tidak memintanya berarti ramalanmu tak dibutuhkan.
Ramalan bukan bantuan yang didambakan semua orang. Ketika terlihat ada orang yang butuh bantuan, dirimu dapat langsung saja melakukannya tanpa diminta. Tapi jangan berbuat sama terkait ramalan.
2. Ramalan bisa berpengaruh positif atau negatif

Isi ramalan yang berpengaruh positif biasanya menggembirakan orang yang diramal. Misalnya, kamu meramalkan teman bakal sukses tak lama setelah ia lulus kuliah dan mulai bekerja. Tentu kawanmu senang sekali mendengarnya. Dia menjadi merasa optimis dengan masa depannya.
Ia tambah semangat untuk menyelesaikan skripsinya biar bisa membuktikan ramalanmu. Tapi sepositif apa pun isi ramalanmu juga dapat berakibat kurang baik pada seseorang. Masih dengan contoh ramalan seperti di atas. Tidak semua orang menjadi lebih termotivasi setelah mendengar ramalan tersebut.
Ada pula orang yang meski gembira mendengarnya, tapi lantas menjadi terlalu santai dalam menjalani hidup. Seolah-olah ramalanmu pasti bakal terjadi dengan atau tanpa dia perlu melakukan apa pun. Akibatnya, bukan cuma ramalan kesuksesan tak lama setelah ia bekerja yang tidak terwujud. Kuliahnya saja berantakan.
Bila isi ramalan yang positif pun dapat berujung buruk, apalagi ramalan yang memang kurang baik. Mungkin hanya sedikit orang yang bakal lebih termotivasi untuk membuktikan ramalanmu salah.
Namun, lebih banyak orang dapat langsung kena mental seolah-olah upaya sekeras apa pun tidak bisa melawan ramalan burukmu. Tanpa sadar dirimu berperan dalam menghancurkan mimpinya.
3. Tak semua orang suka diramal bahkan mungkin anti

Kesukaan orang berbeda-beda, termasuk tentang ramalan. Ada orang yang membeli majalah mahal-mahal hanya untuk membaca ramalan dalam sepekan. Boleh jadi itu pun belum cukup sehingga ia membuka-buka aplikasi lainnya buat melihat ramalan berdasarkan zodiak, shio, dan weton.
Lain dengannya, ada juga orang yang sangat tidak suka dengan ramalan. Boro-boro ramalan yang ditujukan khusus untuknya. Ramalan buat zodiak, shio, dan weton apa saja juga disikapinya dengan antipati. Landasannya bisa berkaitan dengan agama yang dianutnya.
Dapat pula terdapat rasa trauma terkait ramalan buruk yang menjadi nyata. Sejak saat itu, dia menutup telinga dari segala ramalan. Bayangkan apabila dirimu langsung meramalnya bakal begini dan begitu. Kamu bisa kaget dengan reaksinya yang seperti mendadak menganggapmu musuh bahkan menyebutmu sesat.
4. Kamu malu sendiri bila ramalan tidak terbukti

Memang ramalan bukan garis takdir yang pasti akan terjadi dan gak bisa diapa-apakan lagi. Namun, kesalahan dalam meramal akan tetap membuatmu malu. Orang-orang bakal mengatakan lagakmu sudah seperti peramal kesohor. Dirimu tampak meyakinkan sekali saat bicara.
Mungkin keningmu sampai berkerut ketika membaca kartu atau garis tangan. Kamu juga memberikan wejangan ini itu seolah-olah jauh lebih tua dan berpengalaman daripada teman yang diramal. Tapi ujung-ujungnya ramalanmu cuma jadi bahan tertawaan.
Alih-alih dirimu diakui pandai meramal justru dapat disebut cuma sok tahu. Sampai lama setelahnya, ramalanmu yang tidak akurat akan terus diingat dan diungkit orang. Apalagi jika kesalahan seperti ini kerap terjadi. Lebih baik kamu berhenti atau hanya meramal untuk orang-orang yang memercayaimu.
5. Suka menganalisis hidup orang, lalai akan kehidupan sendiri

Ramalanmu boleh jadi bukan semata-mata ilham yang muncul begitu saja seakan-akan alam membisikkannya di telingamu. Prediksimu juga dapat berasal dari kesabaranmu menganalisis berbagai tanda. Kamu memperhatikan dan memikirkan hal-hal yang terjadi melampaui kebanyakan orang.
Dengan begitu, dirimu bisa menemukan benang merah antara satu kejadian dengan kejadian berikutnya. Kemudian dari situ kamu mampu memperkirakan apa lagi yang akan terjadi selanjutnya. Meski ramalanmu sering tepat sebab berasal dari hasil pemikiran yang sungguh-sungguh, bagaimana dengan hidupmu sendiri?
Jangan sampai dirimu jago meramal orang, tetapi kehidupanmu malah berantakan. Kamu kehilangan minat pada kehidupan pribadi. Perhatianmu selalu terarah pada hidup orang lain. Fokusmu mesti dibagi dengan cukup seimbang seandainya dirimu ingin tetap sambil meramal. Hidupmu perlu dibangun dan bukan dicueki saking sibuknya kamu meramal orang.
Perasaan bahwa dirimu bisa membaca masa depan mesti dibarengi dengan kehati-hatian. Andai pun ada orang yang minta diramal, barangkali tidak semua hal yang menjadi firasatmu perlu disampaikan.
Pikirkan kesiapannya untuk mendengar dan akibat seandainya dia gak siap. Kamu tak cuma perlu mengasah kemampuan dalam meramal, tetapi juga harus tetap bersikap bijak.