6 Pertimbangan sebelum Memutuskan Resign saat Terjebak Situasi Monoton

Jenuh dengan pekerjaan yang sama menurunkan kinerja

Ketika jenuh mulai merayap dalam rutinitas pekerjaan sehari-hari, mengambil keputusan besar seperti resign bisa terdengar seperti jalan keluar yang menggoda. Namun, sebelum kamu menandatangani surat pengunduran diri, ada beberapa pertimbangan penting yang perlu kamu pikirkan dengan cermat.

Keputusan ini memerlukan refleksi mendalam dan analisis terhadap implikasinya terhadap kehidupan pribadi, finansial, dan profesional kamu. Berikut enam pertimbangan utama sebelum resign agar kamu bisa membuat keputusan yang paling bijaksana.

Baca Juga: 5 Cara Hadapi Toxic Positivity di Tempat Kerja, Jangan Resign Dulu!

1. Evaluasi kembali keinginan dan tujuan karier kamu

6 Pertimbangan sebelum Memutuskan Resign saat Terjebak Situasi Monotonilustrasi pria merenung (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Langkah pertama yang harus kamu ambil adalah mengevaluasi kembali keinginan dan tujuan karier kamu. Pertimbangkan apakah pekerjaan saat ini sesuai dengan passion dan minat kamu.

Apakah pekerjaan ini memberi kamu kesempatan untuk berkembang dan mencapai tujuan karier yang telah kamu tetapkan? Terkadang, rasa jenuh dapat muncul ketika pekerjaan tidak lagi memberi kamu kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, sehingga mempertanyakan apakah pekerjaan ini masih cocok untuk kamu sering menghantui pikiran kamu.

2. Analisis kondisi finansial kamu dengan teliti

6 Pertimbangan sebelum Memutuskan Resign saat Terjebak Situasi Monotonilustrasi suasana bekerja (pexels.com/Alena Shekhovtcova)

Pertimbangan finansial sangat penting. Sebelum kamu membuat keputusan untuk resign, analisis kondisi finansial kamu dengan teliti. Evaluasi tabungan, hutang, dan kewajiban finansial lainnya. Berapa lama kamu bisa bertahan tanpa pendapatan tetap?

Apakah kamu memiliki cadangan finansial yang cukup untuk menutupi biaya hidup kamu selama periode pencarian pekerjaan baru? Memiliki pemahaman yang jelas tentang situasi finansial kamu akan membantu kamu mengurangi risiko dan kecemasan ketika memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan.

3. Pertimbangkan alternatif dan peluang baru

6 Pertimbangan sebelum Memutuskan Resign saat Terjebak Situasi Monotonilustrasi suasana diskusi (pexels.com/Karolina Grabowska)

Jangan lupa mempertimbangkan alternatif dan peluang baru sebelum mengambil langkah besar ini. Apakah ada peluang lain di tempat kerja kamu yang belum kamu eksplorasi? Bisakah kamu meminta perubahan tanggung jawab atau memindahkan ke bagian yang berbeda di perusahaan?

Di sisi lain, pertimbangkan juga peluang karier di luar perusahaan kamu saat ini. Apakah ada industri atau pekerjaan lain yang selalu kamu impikan? Melihat gambaran besar peluang baru dapat membantu kamu membuat keputusan yang terinformasi.

Baca Juga: 5 Pertimbangan sebelum Mengambil Side Job, Pikirkan Baik-Baik!

4. Evaluasi dampak emosional dan mental

6 Pertimbangan sebelum Memutuskan Resign saat Terjebak Situasi Monotonilustrasi suasana diskusi (pexels.com/Kampus Production)

Penting juga untuk mengevaluasi dampak emosional dan mental dari rasa jenuh ini. Rasa stres, kelelahan, dan frustrasi yang terus-menerus dapat memiliki dampak serius pada kesejahteraan emosional dan mental kamu.

Pertimbangkan apakah pekerjaan ini telah mengorbankan kesehatan mental dan emosional kamu. Kesehatan jiwa kamu adalah aset berharga. Oleh karena itu, memastikan bahwa kamu berada dalam lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan mental kamu juga harus menjadi prioritas.

5. Bicarakan dengan orang yang dapat dipercaya

6 Pertimbangan sebelum Memutuskan Resign saat Terjebak Situasi Monotonilustrasi suasana bekerja (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Membicarakan perasaan kamu dengan orang-orang yang dapat dipercaya dapat memberikan wawasan berharga. Ajak bicara teman, anggota keluarga, atau bahkan seorang konselor karier yang berpengalaman. Mereka dapat membantu kamu melihat situasi dari sudut pandang yang berbeda dan memberikan masukan objektif.

Diskusi dengan orang lain juga dapat membantu kamu menilai apakah rasa jenuh ini hanya situasional atau mungkin menunjukkan adanya masalah yang lebih dalam yang perlu kamu tangani.

6. Pertimbangkan rencana dan strategi yang matang

6 Pertimbangan sebelum Memutuskan Resign saat Terjebak Situasi Monotonilustrasi suasana bekerja (pexels.com/Karolina Grabowska)

Terakhir, tetapi tidak kalah penting adalah pertimbangkan rencana dan strategi yang matang. Jangan membuat keputusan impulsif. Buatlah rencana yang rinci tentang bagaimana kamu akan menghadapi masa depan setelah resign. Tentukan langkah-langkah konkret yang akan kamu ambil, termasuk pencarian pekerjaan baru, pelatihan tambahan, atau bahkan memulai bisnis sendiri jika itu adalah impian kamu. Memiliki rencana yang matang akan memberikan kamu kepercayaan diri dan membantu kamu menghadapi masa transisi ini dengan lebih tenang. 

Penting untuk diingat bahwa keputusan untuk resign dengan alasan jenuh adalah langkah besar yang memerlukan pertimbangan matang. Jangan takut untuk mencari bantuan dari orang-orang di sekitar kamu dan memanfaatkan sumber daya yang ada. Dengan mempertimbangkan kembali keinginan dan tujuan karier, analisis finansial yang cermat, mempertimbangkan alternatif dan peluang baru, mengevaluasi dampak emosional dan mental, berbicara dengan orang yang dapat dipercaya, dan merencanakan strategi yang matang, kamu dapat membuat keputusan yang tepat untuk masa depan kamu.

Sebagai penutup, ingatlah bahwa kamu layak mendapatkan pekerjaan yang memotivasi dan menginspirasi kamu, yang mana kamu merasa dihargai dan memiliki kesempatan untuk berkembang. Dengan pertimbangan yang tepat, kamu dapat mengarahkan hidup kamu ke arah yang lebih memuaskan dan memenuhi. Jangan menyerah dan teruslah mengejar impian kamu.

Baca Juga: 5 Pertimbangan Sebelum Ganti Pekerjaan, Pilih yang Prospeknya Jelas

Januar Lestari Photo Verified Writer Januar Lestari

Terbang bebas mengangkasa, menjadikan tulisan sebagai sarana healing terbaik. Ig @jei.el26

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fajar Laksmita

Berita Terkini Lainnya