Bercanda adalah salah satu cara untuk menghibur diri sendiri dan orang lain. Bercanda dapat membuat kita merasa senang dan bahagia. Namun, ada pula candaan yang membuat perasaan menjadi tidak nyaman.
Bercanda dengan seseorang adalah hal yang boleh-boleh saja, selama masih dalam batas yang wajar. Ada beberapa jenis candaan yang sebaiknya tidak perlu dilakukan pada orang lain. Berikut ini lima contoh bahan candaan yang sebaiknya kamu hindari.
Terkadang kita seringkali membuat guyonan tentang kondisi fisik seseorang. Mungkin kamu melakukannya hanya sebagai hiburan semata. Namun tanpa disadari, guyonan fisik atau body shaming berpotensi melukai perasaan orang lain.
Sebagai contoh, kamu memanggil temanmu dengan panggilan "si kurcaci" karena memiliki tubuh yang pendek. Meskipun kamu menganggap sebagai hal yang biasa, tetapi candaan seperti ini sebaiknya dihindari. Tidak semua orang menyukainya guyonan yang mengolok-olok kondisi fisik. Justru sebaliknya, hal ini bisa membuat orang lain merasa tersinggung.
Kita tinggal di negara yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Tentunya ada beragam agama, ras, suku, dan bahasa. Namun, kita semua harus saling menghargai. Jangan membuat guyonan atau bahan candaan yang dapat menyudutkan orang lain.
Sayangnya, banyak di antara kita yang menjadikan ras seseorang sebagai bahan candaan. Sebagai contoh, mengolok-olok dengan candaan seperti "orang kulit hitam selalu malas dan tidak berpendidikan." Meskipun kamu tidak bermaksud serius atau hanya bercanda, panggilan tersebut bersifat diskriminatif dan bisa menyinggung perasaan orang lain.
Bercanda dengan seseorang dapat membuat kita merasa senang dan bahagia. Candaan juga dapat membantu menghindari stres dan beban pikiran. Namun, membuat candaan kepada orang lain haruslah bersifat positif dan tidak menyinggung.
Jenis candaan yang sebaiknya tidak kamu lakukan seperti bercanda mengenai status ekonomi dan pekerjaan seseorang. Misalnya kamu melontarkan kata "Kamu hanya seorang petugas kebersihan. Kayaknya kamu gak sanggup beli mobil, deh." Guyonan seperti ini membuat seseorang merasa direndahkan, meskipun niatmu hanya bercanda.
Candaan yang mengolok-olok kelemahan orang lain merupakan hal yang sensitif. Kamu mengkritik dan menyoroti ketidaksempurnaan yang dimiliki oleh seseorang. Hal ini bisa membuat orang lain merasa tidak nyaman dan direndahkan.
Contohnya, kamu mungkin menilai seseorang sebagai orang yang pemalu, karena tidak mampu berbicara di depan orang banyak. Kemudian, kamu menjadikan hal ini sebagai bahan candaan. Namun, menggunakan kelemahan orang lain sebagai bahan candaan tidaklah pantas. Tindakan tersebut berpotensi menyinggung dan menyakiti perasaan orang lain.
Terkadang kita sering membuat guyonan dengan menggunakan bahasa yang tidak sopan. Biasanya hal ini dilakukan di antara orang-orang terdekat atau dalam lingkungan pertemanan yang akrab. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua orang menyukai guyonan yang menggunakan bahasa kasar dan vulgar.
Berguyon dengan menggunakan bahasa yang tidak sopan merupakan perilaku yang tidak pantas. Jenis guyonan ini sering dikaitkan dengan penghinaan atau pelecehan. Sebagai contoh, membuat lelucon yang mengandung kata-kata cabul atau pornografi. Hal tersebut dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman, bahkan merasa direndahkan.
Penting bagi kita untuk menghormati batasan dalam membuat bahan candaan. Tidak semua orang menyukai guyonan yang mengolok-olok, meremehkan, menghina, atau bahkan menggunakan bahasa yang kasar. Saat bercanda dengan seseorang, kita harus selalu memperhatikan perasaannya. Kita harus berhati-hati agar candaan kita tidak menyebabkan mereka tersinggung dan merasa terhina.