Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi junk journaling (pexels.com/Kristyna Vyvolej.to)

Jika pernah menyimpan tiket lama atau surat-surat tetapi tidak tahu dimana harus menaruhnya, jangan buru-buru membuangnya. Junk journaling mungkin bisa menjadi solusi untuk menyimpan kenangan dari benda-benda tersebut. Tren junk journaling merupakan versi terbaru dari scrapbooking atau bentuk scrapbook modern. 

Junk journaling menawarkan cara yang lebih fleksibel dan santai untuk mendokumentasikan kenangan. Itulah mengapa junk journaling populer di TikTok atau memiliki lebih dari 54 juta unggahan, di mana para kreator mengisi jurnal mereka dengan apa pun. Cari tahu lebih dalam mengenai junk journaling di sini, yuk!

1. Apa itu junk journaling?

Ilustrasi junk journaling (pexels.com/Feyza Tuğba)

Junk journaling termasuk aktivitas journaling atau menulis diary, yang biasanya dilakukan untuk menyimpan kenangan, mencatat ide, maupun sebagai catatan perjalanan hidup, dengan konsep scrapbook modern. Junk journaling dapat diisi dengan potongan tiket, bungkus makanan, struk belanja, pembatas buku, hingga perangko, atau segala hal yang tidak terpakai, bahkan dianggap sudah menjadi sampah. 

Junk journal menjadi cara tepat untuk menggabungkan seni dalam kehidupan sehari-hari, dengan fleksibilitas untuk membuat kolase berbeda. Semuanya dapat dipersonalisasi, menjadikannya pilihan tepat bagi kamu yang tidak suka menulis buku harian yang panjang. Artinya, tidak ada ketentuan 'barang-barang' apa saja yang wajib disematkan di dalamnya. 

Junk journaling fokus pada penggunaan bahan-bahan yang ditemukan atau daur ulang, untuk membuat kolase artistik yang berfungsi seperti jurnal tertulis biasa. Misalnya, menempatkan foto dan kartu ucapan dapat mendokumentasikan pengalaman tersebut dengan cara yang sama seperti menuliskannya. 

2. Perbedaannya dengan journaling biasa

Ilustrasi journaling (pexels.com/stayhereforu)

Walau terdapat tren junk journaling, model journaling biasa tetap menjadi pilihan saat kamu sedang ingin menulis. Junk journaling dapat dianggap sebagai aktivitas journaling yang lebih bebas dan kreatif, serta bagi banyak orang, terasa lebih santai. Prosesnya juga memakan waktu lebih sedikit dibandingkan journaling tradisional serta dapat disesuaikan dengan suasana hati.

Menurut Sarah Thompson, LPC, seorang konselor profesional berlisensi dan pendiri SJT Therapy, salah satu hambatan dalam journaling tradisional yaitu sering terasa terlalu serius. Ia menjelaskan bahwa journaling tradisional menuntut kesempurnaan isi maupun layout.

"Bagi para perfeksionis, journaling bisa menjadi tantangan karena merasa harus menulis dengan sempurna tentang topik yang berarti. Bagi sebagian orang, sesi journaling yang tenang bisa terasa membosankan atau terlalu terstruktur, sehingga sulit dijadikan kebiasaan yang konsisten," ungkapnya mengutip Bustle. 

"Mengumpulkan dan merangkai potongan-potongan bisa terasa menyenangkan dan spontan. Junk journaling menawarkan cara yang tidak membebani untuk 'menyimpan' kenangan," tambahnya. 

3. Manfaat junk journaling

Ilustrasi junk journaling (pexels.com/Lisa Fotios)

Bagi banyak orang, mengumpulkan struk, stiker, atau potongan tiket sering terjadi tanpa disengaja. Namun, dengan sengaja mencari benda-benda kecil ini selama menjalani hari, pengalaman tersebut bisa menjadi menyenangkan.

"Junk journaling dapat menciptakan rasa keterhubungan dengan momen saat ini, mirip dengan mindfulness, yang merupakan elemen utama dari teknik grounding yang sering digunakan dalam terapi. Selain itu, aktivitas seperti memotong, menempel, dan menyusun barang-barang ini bisa sangat menenangkan dan menstabilkan," jelas Thompson lagi. 

Sebagai bonus, ketika jurnal sudah penuh, membuka kembali dan melihat semua hal tersebut dalam satu tempat terasa menyenangkan. Ini menjadi cara yang indah untuk menghidupkan kembali kenangan positif, memperkuat rasa syukur dan nostalgia. Bagi yang merasa sulit menulis, junk journaling menawarkan alternatif untuk memproses dan mendokumentasikan emosi atau pengalaman.

4. Tips praktis untuk memulai junk journaling

Ilustrasi junk journaling (pexels.com/cottonbro studio)

Jika kamu baru mengenal junk journaling, berikut beberapa tips praktis untuk memulainya, dari Randi Owsley, LMSW, seorang psikoterapis berlisensi, melansir laman Womens Mental Health Podcast.

  1. Kumpulkan bahan-bahan
    - Mulailah dengan buku kosong, buku sketsa, atau jurnal bekas.
    - Kumpulkan bahan daur ulang seperti majalah, koran, kardus, potongan kain, dan kemasan.
    - Siapkan lem, selotip, gunting, spidol, cat, dan alat lainnya yang menginspirasi.
  2. Terima ketidaksempurnaan
    - Tidak ada cara benar atau salah untuk membuat junk journal.
    - Cobalah berbagai teknik dan bahan, dan jangan takut membuat kesalahan.
  3. Cari inspirasi
    - Lihat junk journal lain secara online atau di buku untuk mendapatkan ide.
    - Ikuti kreator junk journaling di media sosial untuk inspirasi.
  4. Take your time!
    - Junk journaling adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan.
    - Luangkan waktu, nikmati prosesnya, dan biarkan kreativitas berkembang.

5. Ide junk journaling

Ilustrasi elemen junk journaling (unsplash.com/Kirk Cameron)

Junk journal bisa diisi dengan kartu nama, bungkus makanan, bahkan stiker bermotif buah-buahan. Saat mengunjungi toko buku, kartu nama dan penanda buku, semuanya dapat dimasukkan ke dalam jurnal.

Kartu sampel parfum bisa tambahkan agar notebook beraroma harum, hingga potongan kertas kecil dan catatan yang menumpuk di meja. Layout-nya juga bisa dibuat bergaya kolase. Barang-barang juga bisa ditempelkan ke dalam jurnal tanpa aturan, sementara sebagian lainnya membuat junk journal-nya lebih terorganisir. 

Untuk memulai junk jurnaling juga tidak memerlukan buku baru yang mewah untuk memulai. Buku tulis biasa juga bisa digunakan. Perlakukan itu sebagai tempat untuk menampung segala hal dalam hidup kamu, dan nikmati proses mengumpulkan barang-barang.

Meski bagi sebagian orang terlihat seperti sampah, barang-barang yang diletakkan dalam junk journaling merupakan kenang-kenangan dari tempat yang pernah dikunjungi dan pengalaman yang telah dialami. Apakah kamu tertarik membuat junk journaling?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team