Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mengobrol dengan rekan kerja
ilustrasi mengobrol dengan rekan kerja (freepik.com/KamranAydinov)

Intinya sih...

  • Burnout bukan sekadar kelelahan biasa, tapi kondisi serius yang memerlukan dukungan.

  • Kata-kata seperti "semua orang capek" bisa meremehkan perasaan teman yang burnout.

  • Empati dan komunikasi suportif sangat penting dalam membantu teman yang mengalami burnout.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah kamu melihat teman kerja yang terlihat lelah, tapi saat ditanya jawabannya selalu “baik-baik saja”? Kondisi itu bisa jadi tanda mereka sedang mengalami burnout. Masalahnya, sering kali bukannya memberikan dukungan, kita justru melontarkan kalimat yang bikin mental mereka makin jatuh.

Burnout bukan sekadar lelah biasa, tapi kondisi serius yang bisa mengganggu kesehatan mental kerja. Itulah kenapa empati dan komunikasi suportif sangat penting. Sebelum salah bicara, yuk, kenali lima kalimat yang gak boleh diucapkan ke teman yang burnout biar mereka gak makin terpuruk!

1. “Ah, itu mah biasa. Semua orang juga capek kerja.”

ilustrasi mengobrol dengan rekan kerja (freepik.com/katemangostar)

Mungkin maksudmu ingin menenangkan, tapi kalimat ini justru meremehkan perasaan mereka. Ketika lelah mereka dianggap biasa, rasa sakit yang dialami jadi makin terasa sepi. Alih-alih merasa dimengerti, temanmu bisa makin menarik diri.

Burnout berbeda dengan sekadar kelelahan. Mereka butuh ruang untuk didengar tanpa dibandingkan dengan orang lain. Lebih baik ucapkan, “Aku paham ini berat buat kamu, apa aku bisa bantu sesuatu?”

2. “Kamu harusnya lebih bersyukur, kan banyak yang lebih susah.”

ilustrasi berbicara dengan rekan kerja yang burnout (freepik.com/freepik)

Kalimat ini sering dilontarkan dengan niat memberi perspektif, tapi hasilnya bisa sangat melukai. Perasaan burnout seolah dianggap tidak valid hanya karena ada orang lain yang punya masalah berbeda. Padahal, setiap orang punya kapasitas dan tekanan kerja yang gak sama.

Rasa syukur memang penting, tapi mengaitkannya dengan penderitaan orang lain bukan solusi. Yang dibutuhkan temanmu adalah dukungan nyata, bukan perbandingan. Coba ajak mereka istirahat sebentar atau sekadar mendengarkan tanpa menghakimi.

3. “Jangan lebay deh, kerjaan kamu gak sebanyak itu.”

ilustrasi berbicara dengan rekan kerja yang burnout (freepik.com/pressfoto)

Mengucapkan kalimat ini hanya akan menambah rasa tertekan. Bisa jadi kamu gak benar-benar tahu beban kerja atau tekanan mental yang mereka tanggung. Menyebut temanmu “lebay” akan membuat mereka merasa kesepian dalam perjuangan yang berat.

Empati artinya menerima bahwa apa yang mereka rasakan itu nyata. Mungkin pekerjaan terlihat sederhana dari luar, tapi tekanan batin bisa jauh lebih besar dari yang terlihat. Kalimat dukungan sederhana seperti “Aku mengerti ini pasti berat buat kamu” jauh lebih berarti.

4. “Kamu harusnya bisa lebih kuat dari ini.”

ilustrasi mengobrol dengan rekan kerja (freepik.com/pressfoto)

Mendorong teman untuk kuat memang niatnya baik, tapi cara ini bisa terasa menghakimi. Kalimat tersebut seolah menyiratkan bahwa mereka lemah hanya karena burnout. Padahal, burnout bisa dialami siapa pun, bahkan orang yang paling tangguh sekalipun.

Mengukur kekuatan seseorang dari seberapa lama mereka bertahan dalam tekanan bukanlah cara yang adil. Semua orang punya batas yang berbeda. Lebih bijak kalau kamu memberi ruang untuk mereka beristirahat tanpa merasa gagal.

5. “Ya udah, jangan dipikirin. Santai aja, nanti juga hilang.”

ilustrasi berbicara dengan rekan kerja (freepik.com/KamranAydinov)

Ucapan ini terdengar sederhana, tapi nyatanya gak membantu sama sekali. Burnout bukan masalah yang bisa hilang hanya dengan “santai.” Mengatakan hal ini justru membuat mereka merasa tidak dimengerti.

Kesehatan mental kerja butuh penanganan yang nyata, bukan sekadar kalimat penghiburan singkat. Mendengarkan dengan sabar atau menawarkan bantuan praktis jauh lebih berguna. Jangan anggap remeh, karena satu kata yang salah bisa memperburuk keadaan mereka.

Burnout adalah kondisi serius yang bisa menimpa siapa saja di lingkungan kerja. Komunikasi suportif dan penuh empati adalah salah satu kunci untuk membantu mereka pulih, karena setiap kata yang terucap bisa berdampak besar pada perasaan seseorang. Alangkah baiknya kamu menghindari kalimat yang gak boleh diucapkan ke teman yang burnout. Yuk, mulai lebih berhati-hati memilih kata agar temanmu merasa didengar, merasa dihargai, dan tahu bahwa mereka gak sendirian menghadapi tekanan hidup maupun pekerjaan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team