5 Kebiasaan Naik Motor yang Buat Kamu Mudah Masuk Angin, Awas Sakit!

Intinya sih...
Tidak menggunakan jaket saat naik motor membuat tubuh rentan terpapar angin dan memicu masuk angin.
Naik motor dalam kondisi perut lapar dapat menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan perut kembung.
Membiarkan leher terbuka saat berkendara meningkatkan risiko sakit kepala dan pegal di pundak akibat paparan angin.
Naik motor menjadi pilihan transportasi yang praktis dan efisien, terutama di tengah kemacetan kota. Kebiasaan ini juga membawa risiko tersendiri terhadap kesehatan tubuh. Gangguan yang sering dialami oleh pengendara motor adalah masuk angin, yang ditandai dengan gejala seperti perut kembung, badan meriang, dan pegal-pegal. Penyebabnya bukan hanya terpaan angin saat berkendara, tetapi juga kebiasaan-kebiasaan sepele yang sering diabaikan.
Masuk angin memang tidak termasuk dalam istilah medis formal, tetapi kondisi ini tetap mengganggu aktivitas dan kenyamanan. Pengendara motor yang kurang memperhatikan perlindungan tubuh saat berkendara bisa lebih mudah terserang masuk angin. Berikut ini lima kebiasaan saat naik motor yang diam-diam memicu datangnya gangguan tersebut.
1. Tidak menggunakan jaket
Mengabaikan penggunaan jaket saat mengendarai motor dapat membuat tubuh langsung terpapar angin dalam waktu lama. Angin yang terus-menerus mengenai dada dan punggung menyebabkan suhu tubuh menurun secara perlahan. Hal ini memicu timbulnya rasa tidak enak badan dan mempercepat datangnya gejala masuk angin.
Penggunaan jaket berfungsi melindungi suhu tubuh tetap stabil serta mencegah angin masuk ke dalam pori-pori kulit. Jaket dengan bahan tahan angin dan bagian dalam yang hangat sangat efektif menjaga tubuh tetap hangat, terutama saat berkendara di malam hari atau di daerah dataran tinggi yang dingin.
2. Naik motor dalam kondisi perut lapar
Mengendarai motor dengan perut kosong dapat membuat daya tahan tubuh menurun. Saat tubuh kekurangan asupan energi, metabolisme menurun dan kemampuan untuk menahan suhu dingin menjadi lebih rendah. Angin yang menerpa tubuh dalam kondisi seperti ini membuat seseorang lebih rentan merasa mual, lemas, dan meriang.
Perut kosong juga menyebabkan gas lambung meningkat, yang kemudian memicu perut kembung. Jika dibarengi dengan paparan angin saat berkendara, gejala masuk angin akan semakin terasa. Menyempatkan makan ringan sebelum bepergian dengan motor bisa menjadi solusi sederhana untuk menjaga kondisi tubuh tetap prima.
3. Membiarkan leher terbuka
Leher dan kepala termasuk bagian tubuh yang sangat sensitif terhadap udara dingin dan angin kencang. Tidak mengenakan penutup kepala atau buff saat berkendara membuat area tersebut langsung terkena hembusan angin. Akibatnya, muncul gejala seperti kaku di tengkuk, sakit kepala, dan rasa pegal yang menjalar ke pundak.
Penutup kepala seperti helm full-face, buff, atau syal dapat membantu mengurangi paparan angin yang langsung mengenai leher dan kepala. Melindungi bagian tubuh ini bukan hanya mengurangi risiko masuk angin, tetapi juga membantu menjaga fokus saat berkendara. Kondisi kepala yang tidak nyaman bisa mengganggu konsentrasi di jalan.
4. Berkendara terlalu lama
Mengendarai motor dalam waktu lama tanpa henti dapat menyebabkan tubuh kelelahan. Kelelahan fisik memengaruhi sistem imun sehingga tubuh lebih mudah terserang penyakit ringan seperti masuk angin. Apalagi jika perjalanan dilakukan saat cuaca dingin atau malam hari, risiko gangguan kesehatan akan semakin tinggi.
Mengistirahatkan tubuh setiap satu atau dua jam sekali dapat membantu menjaga sirkulasi darah tetap lancar dan menghindari ketegangan otot. Istirahat juga memberi kesempatan tubuh untuk kembali menyesuaikan suhu. Selain menghindari masuk angin, cara ini juga meningkatkan keamanan dalam berkendara.
5. Mengabaikan keringat setelah berkendara
Keringat yang muncul saat berkendara, terutama saat cuaca panas, sering diabaikan begitu saja. Ketika tubuh berkeringat lalu tiba-tiba terkena angin atau masuk ke ruangan ber-AC, suhu tubuh berubah drastis. Kondisi inilah yang bisa memicu gejala masuk angin, terutama jika baju tetap dikenakan dalam keadaan basah.
Mengganti pakaian setelah berkendara merupakan langkah penting untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil. Baju yang basah karena keringat bisa menjadi medium yang membuat tubuh kehilangan panas lebih cepat. Menjaga tubuh tetap kering setelah aktivitas luar akan membantu mencegah gangguan ringan yang dapat berlanjut menjadi tidak nyaman sepanjang hari.
Naik motor memang memberikan kebebasan dan kemudahan, tetapi juga menuntut perhatian terhadap kondisi tubuh. Kebiasaan yang terlihat sederhana seperti tidak memakai jaket atau membiarkan tubuh terlalu lama terpapar angin ternyata berkontribusi besar terhadap munculnya masuk angin. Perhatian terhadap detail kecil bisa menjadi langkah penting menjaga kesehatan saat berkendara.