Benarkah Biker Rentan Masuk Angin? Ini Penjelasan Ilmiahnya

- Berkendara motor tanpa perlindungan tubuh yang cukup dapat menimbulkan reaksi stres, seperti menggigil dan kaku otot, yang sering dianggap sebagai masuk angin.
- Pengendara rentan terkena polusi udara dan gas buang kendaraan, menyebabkan iritasi saluran pernapasan yang kerap dikira sebagai masuk angin.
- Berkendara dalam waktu lama bisa memicu kontraksi otot perut dan penurunan aliran darah ke sistem pencernaan, yang sering disalahartikan sebagai masuk angin.
Ada anggapan kalau pengendara motor rentan terkena masuk angin, terutama setelah menempuh perjalanan jauh atau berkendara dalam cuaca dingin. Keluhan seperti perut kembung, badan pegal, pusing, dan mual kerap muncul dan dianggap sebagai gejala masuk angin.
Tapi apakah benar angin yang masuk ke tubuh adalah penyebabnya? Jika ditinjau dari sisi medis dan ilmiah, fenomena ini ternyata bisa dijelaskan secara logis, meskipun istilah masuk angin sendiri tidak dikenal dalam dunia kedokteran modern.
Nah, berikut beberapa alasan ilmiah mengapa biker sering merasa masuk angin setelah berkendara.
1. Paparan angin dingin memicu perubahan suhu tubuh

Saat mengendarai motor, tubuh terkena angin secara langsung, terutama jika tidak memakai jaket yang cukup tebal atau pelindung tubuh lainnya. Paparan angin ini menyebabkan suhu tubuh bagian luar menurun drastis, sementara suhu inti tubuh tetap hangat.
Ketidakseimbangan ini dapat memicu respons stres dari tubuh seperti menggigil, kaku otot, hingga pegal-pegal. Reaksi semacam ini sering ditafsirkan sebagai masuk angin, padahal sebenarnya merupakan cara tubuh menyesuaikan diri terhadap perubahan suhu.
2. Terpapar polusi udara dan debu jalanan

Pengendara motor juga sangat rentan menghirup udara kotor yang penuh dengan polutan, debu, dan gas buang kendaraan. Paparan ini bisa mengiritasi saluran pernapasan, menyebabkan tenggorokan kering, pilek, atau batuk. Gejala tersebut sering dikira akibat “angin yang masuk,” padahal sebenarnya tubuh sedang bereaksi terhadap zat asing yang masuk ke saluran napas.
3. Gangguan pencernaan karena suhu dingin dan stres fisik

Berkendara dalam waktu lama, terutama di malam hari atau saat cuaca buruk, bisa memicu kontraksi pada otot perut dan menyebabkan penurunan aliran darah ke sistem pencernaan. Akibatnya, perut terasa tidak nyaman, kembung, atau bahkan mual. Gejala-gejala ini juga umum disebut sebagai masuk angin, meskipun secara medis lebih berkaitan dengan gangguan pencernaan ringan akibat stres fisik dan cuaca.
4. Dehidrasi dan kelelahan yang tidak disadari

Berkendara dalam durasi panjang tanpa cukup istirahat dan asupan cairan bisa membuat tubuh mengalami kelelahan dan dehidrasi ringan. Hal ini menyebabkan tubuh terasa lemas, pusing, bahkan menggigil. Kombinasi gejala ini kemudian dikaitkan dengan masuk angin oleh sebagian orang, padahal tubuh hanya sedang kelelahan.
So, meskipun istilah masuk angin tidak diakui dalam dunia medis, bukan berarti keluhan yang sering dirasakan pengendara motor itu tidak nyata. Sains justru memberikan penjelasan yang masuk akal terkait gejala-gejala tersebut.
Yang penting adalah menjaga tubuh tetap hangat, menggunakan perlindungan saat berkendara, mengatur waktu istirahat, serta menjaga asupan makanan dan cairan. Karena pada akhirnya, bukan angin yang masuk ke tubuh, melainkan reaksi tubuh terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem.