Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Kebiasaan Positif yang Terbentuk Setelah Membaca Buku Self Growth

ilustrasi membaca (pexels.com/The lazy artist gallery)
ilustrasi membaca (pexels.com/The lazy artist gallery)

Membaca buku self growth bukan sekadar menambah wawasan. Proses memahami isi bukunya sering memicu perubahan cara berpikir, cara merasa, hingga cara bertindak. Semakin sering kita terpapar ide pengembangan diri, semakin kuat pula dorongan untuk membentuk rutinitas baru yang lebih sehat.

Perlahan, kebiasaan itu menyatu dalam keseharian tanpa terasa seperti beban. Kita mengetahui arah perkembangan diri dengan jelas. Terdapat enam kebiasaan positif yang menyertai setelah tekun membaca buku self growth. Berikut di antaranya.

1. Kebiasaan merefleksikan diri lebih sering

ilustrasi membaca buku (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi membaca buku (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Buku self growth mengajak pembacanya untuk menengok ke dalam diri. Kita dipancing untuk memahami motivasi, reaksi, dan pola hidup yang sedang dijalani. Dari dorongan inilah muncul kebiasaan refleksi. Bentuknya bisa berupa menulis jurnal, bertanya pada diri sendiri setiap malam, atau sekadar berhenti sejenak sebelum mengambil keputusan.

Kebiasaan ini membuat kita tidak mudah dikendalikan keinginan sesaat. Kita jadi lebih sadar akan apa yang sedang dirasakan dan mengapa melakukan sesuatu. Ini pondasi penting bagi perubahan hidup yang lebih terarah dan terstruktur.

2. Membangun disiplin yang konsisten

ilustrasi membaca (pexels.com/SHVETS Production)
ilustrasi membaca (pexels.com/SHVETS Production)

Buku pengembangan diri sering menekankan nilai disiplin kecil yang dilakukan berulang. Saat menyerap gagasan itu, kita mulai membiasakan diri memprioritaskan hal sederhana yang berdampak jangka panjang. Contohnya merapikan meja kerja sebelum tidur, membaca lima halaman buku setiap hari, atau melakukan peregangan singkat pagi hari.

Disiplin kecil semacam ini mengurangi rasa kacau dan meningkatkan perasaan berdaya. Kebiasaan ini terbentuk bukan karena paksaan, melainkan karena kamu sudah memahami alasan di baliknya. Membaca buku tidak sekadar menjadi rutinitas berulang melainkan memberikan manfaat secara nyata.

3. Lebih terbuka pada masukan dan perspektif baru

ilustrasi perempuan membaca buku (pexels.com/George Milton)
ilustrasi perempuan membaca buku (pexels.com/George Milton)

Buku self growth memperkenalkan banyak sudut pandang yang mungkin belum pernah kita pikirkan sebelumnya. Jika sebelumnya kita defensif terhadap kritik, paparan ide-ide baru membuat kita lebih rileks menanggapinya. Kita mulai memahami bahwa masukan bukan ancaman.

Justru ini adalah peluang untuk berkembang. Dari sini lahir kebiasaan mendengar lebih dalam, mempertimbangkan saran, dan tidak menganggap diri paling benar. Sikap terbuka seperti ini menciptakan hubungan sosial yang lebih sehat dan komunikasi yang jauh lebih efektif.

4. Mampu mengelola emosi dengan cara yang lebih bijak

ilustrasi membaca (pexels.com/George Milton)
ilustrasi membaca (pexels.com/George Milton)

Banyak buku pengembangan diri membahas tentang cara menghadapi stres, rasa cemas, atau pikiran negatif. Semakin sering membaca, semakin mudah kita mengenali pola emosi. Kita juga belajar teknik sederhana seperti mengambil jeda sebelum merespons, melakukan pernapasan dalam, atau menjalankan rutinitas grounding ketika pikiran mulai bising.

Kebiasaan ini membuat kita tidak mudah meledak atau tenggelam dalam drama internal. Kita menjadi lebih stabil dalam menghadapi hari, apa pun tantangannya. Inilah yang membuat emosi menjadi lebih tertata meskipun sedang menghadapi situasi tidak terduga.

5. Lebih berani dalam menetapkan prioritas

ilustrasi membaca (pexels.com/BOOM💥)
ilustrasi membaca (pexels.com/BOOM💥)

Semakin banyak membaca, semakin jelas pula gambaran tentang nilai yang kita anggap penting. Buku self growth biasanya menekankan arti fokus dan kejelasan tujuan. Dari sini perlahan tumbuh kebiasaan menentukan prioritas. Kita mulai berani berkata tidak pada hal yang tidak sejalan dengan nilai hidupmu.

Kita juga lebih tegas pada diri sendiri ketika harus memilih mana yang penting dan mana yang hanya menghabiskan energi. Ini membantu bergerak lebih cepat menuju versi diri yang lebih solid. Kita tidak membuang Energi dan sumber daya hanya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.

6. Terdapat dorongan untuk mengembangkan diri berkelanjutan

https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-perempuan-kaum-wanita-buku-catatan-7034047/
ilustrasi membaca buku (pexels.com/George Milton)

Membaca buku self growth sering memicu rasa penasaran yang menyenangkan. Kita merasa ingin terus belajar sepanjang waktu dan kesempatan. Baik melalui buku lain, kursus pendek, kegiatan baru, atau kebiasaan yang meningkatkan kemampuan.

Dorongan ini tidak lagi datang dari tekanan yang menguras mental dan pikiran. Melainkan dari rasa ingin menjadi pribadi yang lebih baik setiap hari. Jika dulu menunggu momentum, kini kita lebih proaktif. Ini kebiasaan positif yang akan bertahan lama karena ditopang oleh kesadaran, bukan sekadar motivasi sesaat.

Membentuk kebiasaan tidak terjadi dalam satu malam. Namun ketika rutin membaca buku self growth, perubahan itu hadir dengan cara yang lebih lembut. Kita tidak lagi merasa perlu mengubah hidup secara ekstrem. Namun cukup memperbaiki satu tindakan kecil per hari. Inilah hal yang membuat kebiasaan positif tersebut bertahan lama dan akhirnya membentuk karakter baru yang lebih kuat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us

Latest in Life

See More

8 OOTD Pakai Rok Tutu ala Mimi Oh My Girl, Chic Abis!

13 Nov 2025, 14:03 WIBLife