Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Kecemasan yang Dirasakan Fresh Graduate, Gak Cuma Soal Gaji Lho

ilustrasi fresh graduate (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi fresh graduate (pexels.com/Ron Lach)

Selamat buat kamu yang baru lulus kuliah. Ini pasti menjadi momen yang sudah kamu tunggu-tunggu setelah beberapa bulan bergelut dengan skripsi. Akhirnya, kamu siap memasuki dunia kerja, nih. 

Bisa juga malah inilah yang menjadi pusat dari kecemasan yang kamu rasakan akhir-akhir ini? Tak perlu terlalu khawatir, fresh graduate sepertimu memang banyak yang mengalami kecemasan setelah lulus kuliah. Biasanya, kecemasanmu berkisar pada hal-hal berikut ini.

1. Cemas tidak segera mendapatkan pekerjaan

ilustrasi mencari lowongan (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi mencari lowongan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Berbeda dengan saat kamu lulus SMA, setelah kuliah selesai, masa pendidikanmu seolah-olah telah habis. Sekalipun ada pilihan untuk melanjutkan pendidikan ke program pascasarjana, semua orang pasti sepakat bahwa tugas utamamu sekarang ialah bekerja.

Maka dari itu, ketika pekerjaan tak juga didapat, kamu menjadi sangat cemas. Jangan-jangan, kamu bakal selamanya menganggur. Tidak ada cara lain buat mengurangi kecemasan tersebut selain memperbanyak usaha dan doa. 

Tetaplah rajin mencari info lowongan kerja. Kurangi sikap terlalu pemilih dalam melamar pekerjaan. Walau kamu punya pekerjaan idaman, sadarilah bahwa memperolehnya barangkali tak mudah. Jika harapan utamamu adalah secepatnya mandiri, maka kamu harus mau bekerja apa saja. Soal pekerjaan impian, nanti diperjuangkan sambil jalan.

2. Cemas gaji terlalu kecil dan gak cukup buat hidup

ilustrasi menghamburkan uang (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi menghamburkan uang (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Khususnya untuk kamu yang merantau, soal besaran gaji pertama pasti bikin kepikiran. Jika kamu masih tinggal bersama orangtua, setidaknya kamu gak perlu membayar uang kos. Makan pun mungkin masih banyak ikut orangtua.

Gajimu bakal nyaris utuh sehingga kamu tidak berpikir panjang ketika menerima pekerjaan. Lain halnya dengan bila kamu harus indekos. Bukan soal kamu banyak mau, tapi kalau gajimu terlalu kecil, sulit juga untuk mencukupi biaya hidup meski dirimu telah berhemat.

3. Cemas pekerjaan tidak sesuai dengan jurusan kuliah

ilustrasi karyawan (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi karyawan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Lagi-lagi kecemasan ini juga bukan soal gengsi, melainkan perbedaan antara bidang kerja dengan jurusan kuliah pastinya menghadirkan tantangan tersendiri. Kamu seperti harus belajar dari nol tentang bidang kerjamu.

Tak jarang ini bakal bikin kamu kewalahan dan akhirnya tidak betah bekerja. Sayangnya, mendapatkan pekerjaan yang betul-betul cocok dengan latar belakang pendidikan memang tidak mudah. Kecuali, kamu menjadi akademisi, menjalani pendidikan kedinasan, atau menjalani pendidikan profesi seperti dokter.

Di luar itu, biasanya jenis pekerjaan dan latar belakang pendidikan yang diperlukan bercampur aduk. Sisi positifnya, syarat pendidikan semua jurusan membuat kamu lebih fleksibel dalam melamar pekerjaan. Walau setelah diterima kamu perlu lebih banyak belajar dan beradaptasi.

4. Cemas mendengar teman diterima sebagai PNS

ilustrasi mengobrol (pexels.com/mentatdgt)
ilustrasi mengobrol (pexels.com/mentatdgt)

Sebenarnya, semua pekerjaan sama baiknya. Toh, tujuannya sama-sama buat mencari nafkah. Namun, tidak dimungkiri bahwa status PNS kerap kali dihubungkan dengan kehidupan yang lebih terjamin bahkan sampai ke masa tua.

Kamu yang masih merasa terteror oleh status PNS teman, perlu mengubah mindset, nih. Terlepas dari status pekerja swasta atau PNS, karyawan tetap atau freelancer, terjamin atau tidaknya kehidupan bergantung pada banyak faktor. Salah satunya, kemauan untuk terus mengembangkan diri dan kemampuan mengelola keuangan dengan baik.

5. Cemas kesulitan menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah dalam pekerjaan

ilustrasi karyawan (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
ilustrasi karyawan (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Perkuliahan yang amat teoretis memang dapat menjadi hambatan ketika kamu memasuki dunia kerja. Barangkali kamu akan banyak menemukan ketidaksesuaian antara apa yang telah dipelajari selama ini dengan praktiknya.

Ketimbang memaksakan pengetahuanmu akan berbagai teori, ada baiknya menjelma bak bejana kosong lagi. Kamu kudu siap menerima ilmu baru di dunia kerja yang belum tentu sama dengan apa yang telah dipelajari selama berkuliah. Terpenting, pekerjaanmu berjalan dengan baik dan kamu tidak terkesan sebagai karyawan baru yang sok pintar.

6. Cemas melihat banyak temanmu langsung lanjut S2

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Buro Millennial)
ilustrasi pertemanan (pexels.com/Buro Millennial)

Apakah timbul rasa insecure dalam dirimu setelah melihat sejumlah teman langsung melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2? Meski aslinya sih, kamu belum tentu menginginkannya juga. Hanya saja, lanjut S2 seakan-akan menjadi jaminan akan masa depan yang lebih cerah.

Walaupun tingkat pendidikan berpengaruh pada kesuksesan, hindari menyimpulkan bahwa kamu tidak akan bisa sesukses teman-temanmu yang lulusan S2 atau S3. Kamu perlu memperluas arti kesuksesan dan paham apa yang menjadi prioritas hidupmu saat ini.

Kecemasan yang dirasakan fresh graduate memang tumpang tindih dengan quarter life crisis sehingga tekanan psikisnya ganda. Kamu yang tengah mengalaminya perlu memperbanyak sharing dengan orang yang lebih dewasa, berpengalaman, dan bijaksana. Begitu pula apabila kamu punya adik yang baru lulus. Dampingi dia supaya dapat mengatasi kecemasan-kecemasannya secara tepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Ines Sela Melia
EditorInes Sela Melia
Follow Us