Kenapa Persahabatan di Usia Dewasa Terasa Tenang dan Nyaman?

- Persahabatan di usia dewasa terasa nyaman meski dengan low maintenance
- Kematangan emosi menciptakan dinamika baru dalam persahabatan
- Kedekatan emosi yang mendalam tercipta saat sahabat kenal dengan keluarga, membuat hubungan semakin erat
Semakin usia bertambah, sering kali jumlah sahabat justru berkurang. Tidak dapat dimungkiri bahwa dalam kehidupan, orang selalu datang dan pergi. Mereka yang memilih untuk tinggal, meski hanya beberapa orang saja, itulah yang merupakan sahabat sejatimu.
Kendati persahabatannya tidak seramai sewaktu remaja dulu, tetapi ada hal-hal menarik yang patut untuk disyukuri. Jika direnungkan dan benar-benar dirasakan, ternyata hubungan persahabatan di usia dewasa menghadirkan perasaan nyaman yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
Sekarang pertanyaannya, kenapa persahabatan di usia dewasa terasa tenang dan nyaman? Ini beberapa alasannya!
1.Tidak memerlukan perawatan hubungan yang rumit

Coba ingat lagi, saat menjalin persahabatan sewaktu masih usia remaja dulu, kamu tentu akan menghabiskan banyak waktu bersama. Makan harus bersama, pergi ke suatu tempat harus bersama, sampai berangkat dan pulang sekolah pun harus selalu bersama. Jika ada satu atau dua momen saja terpaksa tidak bisa ikut karena ada keperluan lain, rasanya sudah sedih sekali, bukan begitu?
Sayangnya, persahabatan di usia dewasa tentu tidak lagi bisa seperti itu. Kendati ada keinginan untuk bertemu sesering mungkin, tetapi kesibukan sehari-hari tidak memungkinkan terjadinya hal tersebut. Namun, berhubung tinggal menyisakan orang-orang yang memang ingin terus menjalin pertemanan erat denganmu, hubungan menjadi tidak rumit untuk dijalani. Persahabatan tetap hangat dan menyenangkan meski hanya dengan low maintenance. Bukankah hal seperti ini harus banyak-banyak disyukuri?
2.Ada kematangan emosi yang membuat persahabatan penuh dinamika

Kamu mungkin masih ingat persahabatan pada masa remaja selalu dipenuhi oleh energi. Ketika salah satu orang merasa gembira, semuanya akan turut gembira. Ketika satu orang sedang menghadapi masalah, semuanya akan memberikan dukungan dengan penuh semangat. Namun, dulu sering kali belum punya kemampuan untuk menyaring informasi, sehingga meski sahabat yang sebenarnya bersalah, tetap saja dibela habis-habisan.
Seiring bertambahnya usia, ada kematangan emosi yang tercipta. Dinamika persahabatan pun muncul dan menciptakan warna baru. Jika dulu kamu tetap dibela meski salah, kini sahabatmu berani untuk mengoreksi dan memberikan pandangan dari berbagai sisi.
Tidak lupa, mereka pun tetap bisa menenangkanmu setelah menyampaikan apa pun yang diperlukan. Mungkin awalnya dapat menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi perlahan kamu pun menyadari bahwa inilah yang kamu butuhkan.
3.Sahabat terasa seperti keluarga

Sewaktu masih anak-anak hingga remaja dulu, sahabatmu adalah milikmu. Kalian selalu menghabiskan waktu bersama dan tidak ingin diganggu oleh siapa-siapa. Namun, saat sudah beranjak dewasa, orang-orang terdekatmu itu tidak hanya ingin mengenalmu, tetapi juga keluargamu, terutama orangtua. Nah, hal ini ternyata menciptakan keseruan baru.
Sahabat yang juga kenal dengan orangtuamu ternyata menimbulkan kedekatan emosi yang semakin dalam. Kamu tidak lagi memandang orang-orang itu sebagai sahabat, tetapi sudah menjadi bagian dari keluarga. Hasilnya, interaksi yang terjalin akan semakin nyaman dan persahabatan kalian pun menjadi lebih erat dari waktu ke waktu. Kalau begini, hati terasa begitu tenang, ya?
Persahabatan di usia dewasa terasa lebih nyaman karena hubungan tetap terjalin meski dengan low maintenance, ada kematangan emosi yang menimbulkan dinamika luar biasa, serta kedekatan emosi mendalam yang membuat orang-orang sudah seperti keluarga sendiri. Semua itu bisa membuat hidup menjadi lebih bahagia dan bermakna. Jadi, mari syukuri hadiah indah seperti ini dan terus rawat sebaik-baiknya agar terjaga hingga nanti.