ilustrasi orang sedang berkomunikasi (pexels.com/ELEVATE)
Sibuk mengetik isi perasaan di media sosial, kamu akan kurang paham bagaimana penyampaiannya dalam hidup yang nyata. Terkadang, kalimat yang baik pun bisa dibaca dengan nada yang salah, makanya lebih bijak jika mau mengobrolkannya secara langsung juga. Ini akan melatih keterampilan berkomunikasimu. Bagaimana caranya menyampaikannya dengan nada yang sesuai, bagaimana gerakan tubuhnya yang mendukung, bagaimana memilih respons yang tepat, dan perihal tata cara komunikasi lainnya.
Untukmu yang mulai merasa kebutuhan sosial nyata berkurang, karena terlarut dalam keseruan berkegiatan di dunia virtual, sebelum merusak kesehatan mental, mulailah mengurangi durasinya. Lakukan secara bertahap dan konsisten, buat jadwalnya untuk mendorong kedisiplinan diri, sehingga gak gampang terdistraksi. Atur fokus hidupmu di kehidupan nyata, biar bisa merasakan kebahagiaan yang sifatnya apa adanya.
Manfaatkan media sosial untuk hal-hal positif saja, lalu terapkan ilmu yang didapat ke dunia nyata. Sambung komunikasi melalui pertemuan tatap muka, lihat respons orang aslinya secara langsung. Akankah lebih baik tetap terhubung atau mulai membatasi diri, bisa kamu dicermati lagi.
Tujuan utamanya, supaya kamu gak terjebak dalam kesemuan, atau kesenangan yang ternyata malah memberikan duka pada kenyataannya. Fokuslah pada keadaan sebenarnya, jangan mudah terbawa suasana yang dibangun hanya melalui dunia maya. Jalani kegiatan secara seimbang, supaya bisa menemukan banyak sumber kebahagiaan.