Kisah Orang Samaria dalam Alkitab Sebagai Perumpamaan Tentang Kasih

Dikisahkan dalam Lukas 10:30–37

Kisah orang Samaria yang baik hati merupakan salah satu perumpamaan yang diceritakan Yesus ketika dicobai oleh ahli Taurat. Secara garis besar, perumpamaan ini mengajarkan kita tentang kasih kepada siapa saja, tanpa pandang bulu.

Supaya lebih memahami kisah orang Samaria dan juga maknanya, yuk cek penjelasan lebih lengkapnya di bawah ini!

1. Kisah orang Samaria dalam Lukas 10:30–37

Kisah Orang Samaria dalam Alkitab Sebagai Perumpamaan Tentang Kasihilustrasi Alkitab (pixabay.com/pexels)

Kisah orang Samaria yang baik hati tercantum dalam kitab Lukas 10:30–37. Berikut isinya:

"Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.  Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"  Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

2. Perumpamaan tentang kasih

Kisah Orang Samaria dalam Alkitab Sebagai Perumpamaan Tentang Kasihilustrasi berdoa (pexels.com/barbara olsen)

Melalui Kisah orang Samaria yang baik hati, Yesus mengajarkan kita bahwa hukum kasih merupakan hukum paling utama. Kita harus mengasihi orang lain, tanpa peduli batasan ras, golongan, atau perbedaan apa pun, seperti yang ditunjukkan dalam perumpamaan ini.

dm-player

Di zaman Yesus, orang Samaria dan Yahudi tidak memiliki hubungan baik. Saat ada seorang Yahudi yang terluka karena jatuh di tangan penyamun, sewajarnya seorang imam Yahudi dan seorang Lewi lah yang lebih tergerak untuk menolong. Selain karena sebangsa, mereka juga memiliki kedudukan sebagai pemuka umat. Meskipun begitu, mereka tidak menolong, karena merasa orang Yahudi itu berdosa dan kotor (karena jatuh di tangan penyamun).

Meskipun begitu, imam Yahudi dan Lewi malah membiarkan orang Yahudi yang terluka itu. Pada akhirnya orang tersebut justru ditolong oleh orang Samaria, yang sesungguhnya gak memiliki kewajiban apa pun untuk menolong. 

Orang Samaria tersebut tergerak untuk menolong karena kasih. Dia hanya melihat ada seseorang yang terluka, dan dia bersedia untuk membantu, terlepas dari perbedaan dan pertikaian antar bangsa yang terjadi. Itulah kasih yang diajarkan oleh Yesus.

Baca Juga: 5 Doa Katolik untuk Keluarga, agar Selalu dalam Perlindungan Tuhan

3. Kristus sebagai gambaran dari orang Samaria yang baik hati

Kisah Orang Samaria dalam Alkitab Sebagai Perumpamaan Tentang Kasihilustrasi patung Yesus (pexels.com/cottonbro)

Penggambaran Yesus Kristus dalam perumpamaan orang Samaria ini menjadi landasan kita untuk mengasihi tanpa memandang bulu, tanpa membeda- bedakan ras dan golongan, dan tanpa mengharapkan balasan. Kristus sendiri telah memberikan teladan kepada kita, sebab Ia-lah yang digambarkan sebagai orang Samaria yang baik hati itu

Hal ini diungkapkan St. Agustinus. Ia mengumpamakan bahwa orang Samaria yang baik hati menggambarkan Kristus dan orang yang jatuh ke tangan penyamun itu adalah seluruh umat manusia yang jauh ke dalam dosa. Terdorong oleh belas kasihan, Kristus turun ke dunia untuk menyembuhkan luka-luka manusia, dan menjadikan luka-luka tersebut sebagai luka-luka-Nya sendiri

Demikian kisah orang Samaria dalam Alkitab. Semoga kita semua bisa menjadi orang Samaria yang baik hati, dan mau berbelas kasih kepada siapa pun, tanpa memandang bulu.

Baca Juga: Doa Syafaat dan Pokok Doa untuk Hari Natal 2021

Topik:

  • Pinka Wima
  • Stella Azasya

Berita Terkini Lainnya