Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Langkah Kurban dengan Ramah Lingkungan, Kurangi Sampah Plastik

ilustrasi sapi (pexels.com/pixabay)
ilustrasi sapi (pexels.com/pixabay)

Idul Adha menjadi salah satu hari raya besar umat muslim. Hampir di seluruh dunia, umat muslim melaksanakan kurban atau penyembelihan hewan ternak seperti sapi, kambing, atau domba. Daging hewan ternak yang sudah dipotong, kemudian dibungkus kresek, dan dibagikan pada warga. Namun, bungkus plastik sebagai wadah jadi momok bagi lingkungan.

Selain plastik, sisa darah dan jeroan hewan dari penyembelihan juga jadi masalah karena bisa meninggalkan bau amis dan penyakit jika tidak dibersihkan dengan baik dan benar. Nah, berikut beberapa cara kurban yang bijak dan tetap ramah lingkungan.

1. Ganti bungkus plastik dengan besek bambu

ilustrasi besek bambu (jawapos.com)
ilustrasi besek bambu (jawapos.com)

Sebagai panitia kurban, alternatif dari plastik yang bisa kamu gunakan untuk wadah daging kurban adalah besek dari bambu dan daun pisang. Bungkus daging dari besek bambu lebih ramah lingkungan karena dapat terurai. Tentu kamu perlu menyiapkan wadah besek bambu dalam jumlah yang banyak.

Ada juga kantong kresek dari singkong yang bisa kamu pakai sebagai wadah daging. Kresek dari singkong sangat praktis dan tahan air seperti plastik pada umumnya. Plastik yang terbuat dari singkong ini bermaterial biodegradable, jadi aman untuk lingkungan.

Jika kamu penerima daging kurban berbungkus plastik, sebelum membuang bungkus kresek sebaiknya cuci kresek sampai bersih. Kemudian keringkan, lalu buang ke tempat sampah. Membuang kresek yang berbau amis dengan bekas darah bisa mengundang hama tikus di tempat sampah.

2. Buang sisa jeroan dan potongan tulang sapi dengan benar

ilustrasi memotong daging sapi (unsplash.com/mham3816)
ilustrasi memotong daging sapi (unsplash.com/mham3816)

Sisa jeroan dan tulang sapi menjadi limbah yang harus dibuang dengan baik dan benar. Bila sisa jeroan sapi atau kambing dibuang secara sembarangan, apalagi ke saluran air, jeroan sapi tersebut bisa membawa bakteri yang mencemari sungai. Bahkan bisa membuat ikan-ikan kecil di ekosistem sungai mati, lho.

Buang sisa jeroan sapi atau kambing dengan cara dikubur. Sebelum dikubur, pastikan sisa jeroan sudah dicuci dan diberi disenfektan supaya tidak menularkan patogen saat terpendam dalam tanah. Hindari membuang sisa darah atau jeroan langsung di saluran air, apalagi saluran air yang langsung mengalir ke sungai.

3. Bersihkan area penyembelihan usai kurban

ilustrasi domba (pexels.com/josephmartin)
ilustrasi domba (pexels.com/josephmartin)

Sebelum melakukan penyembelihan kurban, pastikan area sekitar sudah bersih. Termasuk peralatan yang digunakan untuk pemotongan daging. Pastikan kamu memakai sarung tangan saat melakukan pemotongan daging untuk menjaga daging kurban tetap higienis.

Setelah penyembelihan dan pemotongan, area dan peralatan pemotongan juga harus dibersihkan. Cuci barang-barang sekali pakai seperti alas plastik dan sarung tangan sebelum dibuang ke tempat sampah. Mencuci barang-barang sebelum dibuang akan meminamalisir penularan penyakit atau bakteri di sekitar tempat sampah.

4. Simpan daging ke dalam freezer tanpa plastik

ilustrasi daging sapi (unsplash.com/macrz)
ilustrasi daging sapi (unsplash.com/macrz)

Setelah penyembelihan dan pemotongan daging kurban, langkah selanjutnya adalah menyimpan daging agar tetap awet di dalam kulkas. Jangan langsung memasukkan daging berbungkus plastik ke dalam kulkas. Kamu perlu mengeluarkan daging dari plastik, dan memotongnya menjadi beberapa bagian. Daging tidak perlu dicuci karena kontaminasi air bisa berpotensi mendatangkan bakteri. Sebaiknya simpan daging di dalam wadah stainless atau material kaca yang lebih ramah lingkungan.

5. Kompos sisa daging

ilustrasi mengiris daging (unsplash.com/joseignaciopompe)
ilustrasi mengiris daging (unsplash.com/joseignaciopompe)

Mengompos makanan dari sisa daging adalah hal yang sulit, tetapi bukan berarti mustahil. Sisa daging kurban dan tulangnya tetap bisa dijadikan pupuk karena dapat terurai.

Namun, sisa daging sapi atau daging kambing, bahkan daging ayam bisa menarik hama karena baunya disukai hama seperti tikus. Tentu kamu harus mengompos sisa daging dengan benar agar bisa terurai menjadi pupuk.

Pertama, pastikan wadah kompos tertutup rapat dan jauh dari hama pengerat. Kedua, bersihkan daging dan tulang dari aroma rempah-rempah. Aroma rempah-rempah bisa menghalangi bakteri mengurai daging. Kamu bisa mencampur sisa daging dan tulang bersama dengan sisa makanan lainnya seperti kulit buah, daun, bonggol sayur, dan lain-lain.

Meskipun dirayakan setahun sekali, momen sakral penyembelihan kurban masih meninggalkan jejak karbon dan sampah. Untuk itu, kita sebagai umat muslim sebisa mungkin meminalisir sampah dari proses penyembelihan hewan. Ini juga menjadi bentuk kontribusi kita terhadap pelestarian dan konservasi yang ramah lingkungan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us