Ayat Al-Quran tentang Puasa Ramadhan yang Perlu Diperhatikan

Pahami landasan hukum puasa Ramadhan ini, yuk

Puasa merupakan salah satu rukun Islam dan menjadi ibadah wajib pada bulan Ramadhan. Pada bulan suci tersebut, seluruh ibadah yang dilaksanan umat muslim memiliki banyak keutamaan daripada bulan lainnya.

Setiap umat muslim yang sudah balig diwajibkan untuk melakukan puasa Ramadhan. Selama melaksanakan puasa, umat muslim harus mampu menahan diri dari hal-hal yang membatalkan misalnya makan, minum, bersenggama, dan melakukan hal-hal yang buruk. Semua itu harus mampu dilakukan dari terbit matahari hingga terbenamnya matahari.

Ayat Al-Quran tentang puasa Ramadhan termaktub dalam surat Al-Baqarah. Sebagai landasan hukumnya, simak penjelasannya berikut ini.

Baca Juga: Apa Itu Puasa? Menjelang Ramadan, Cari Tahu Maknanya!

1. Surat Al-Baqarah ayat 183

Ayat Al-Quran tentang Puasa Ramadhan yang Perlu Diperhatikanilustrasi Al-Qur'an (pexels.com/RODNAE Productions)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn.

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Dalam ayat tersebut diterangkan bahwa Allah SWT telah menurunkan perintah atau syariah untuk berpuasa di bulan Ramdahan. Di mana hal ini sebelumnya sudah dilaksanakan atau diperintahkan orang-orang bertakwa sebelumnya.

2. Surat Al-Baqarah ayat 184

Ayat Al-Quran tentang Puasa Ramadhan yang Perlu Diperhatikanilustrasi ayat suci Al-Qur'an (unsplash.com/Zahra Tavakoli fard)

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Ayyāmam ma'dụdāt, fa mang kāna mingkum marīḍan au 'alā safarin fa 'iddatum min ayyāmin ukhar, wa 'alallażīna yuṭīqụnahụ fidyatun ṭa'āmu miskīn, fa man taṭawwa'a khairan fa huwa khairul lah, wa an taṣụmụ khairul lakum ing kuntum ta'lamụn.

Artinya: (Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Dalam ayat 184 ini dijelaskan adanya pengecualian atau pengkhususan dalam berpuasa Ramadhan. Di antaranya diberlakukan kepada orang-orang yang sakit atau para musafir yang sedang bepergian jauh.

Mereka boleh tidak melaksanakan puasanya pada saat itu, tetapi diwajibkan untuk menggantikan puasanya pada hari lainnya. Untuk para orang-orang yang tidak mampu berpuasa seperti orang tua lanjut usia, maka bisa mengantikan puasanya dengan membayar fidyah kepada orang miskin.

Baca Juga: Doa, Bacaan Niat Puasa Rajab, Pahalanya Seperti Berpuasa Setahun

3. Surat Al-Baqarah ayat 185

Ayat Al-Quran tentang Puasa Ramadhan yang Perlu DiperhatikanIlustrasi Al-Qur'an (unsplash.com/@abfaraz100)

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Syahru ramaḍānallażī unzila fīhil-qur`ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān, fa man syahida mingkumusy-syahra falyaṣum-h, wa mang kāna marīḍan au 'alā safarin fa 'iddatum min ayyāmin ukhar, yurīdullāhu bikumul-yusra wa lā yurīdu bikumul-'usra wa litukmilul-'iddata wa litukabbirullāha 'alā mā hadākum wa la'allakum tasykurụn.

Artinya: Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.

Pada Ayat 185 ini dijelaskan tentang penegasan kewajiban berpuasan pada bulan Ramdhan. Umat muslim yang mengetahui tentang hadirnya bulan Ramdhan pada tempat tersebut maka wajib untuknya untuk segera melaksanakan puasa.

Terkecuali seseorang tersebut sakit atau sedang melakukan perjalanan jauh, maka bisa menggantikan puasanya di hari-hari yang lain. So, buat kamu yang sehat dan tidak sedang berhalangan, puasa sampai penuh, ya.

4. Surat Al-Baqarah ayat 187

Ayat Al-Quran tentang Puasa Ramadhan yang Perlu Diperhatikanilustrasi Al-Qur'an (pixabay.com/freebiespic)

اُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَاۤىِٕكُمْ ۗ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عَاكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ

Uḥilla lakum lailataṣ-ṣiyāmir-rafaṡu ilā nisā`ikum, hunna libāsul lakum wa antum libāsul lahunn, 'alimallāhu annakum kuntum takhtānụna anfusakum fa tāba 'alaikum wa 'afā 'angkum, fal-āna bāsyirụhunna wabtagụ mā kataballāhu lakum, wa kulụ wasyrabụ ḥattā yatabayyana lakumul-khaiṭul-abyaḍu minal-khaiṭil-aswadi minal-fajr, ṡumma atimmuṣ-ṣiyāma ilal-laīl, wa lā tubāsyirụhunna wa antum 'ākifụna fil-masājid, tilka ḥudụdullāhi fa lā taqrabụhā, każālika yubayyinullāhu āyātihī lin-nāsi la'allahum yattaqụn.

Artinya: Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa.

Pada ayat 187 ini diterangkan bahwa di bulan Ramadhan, pasangan suami istri masih boleh untuk melakukan kebutuhan biologisnya. Penegasan tentang dibolehkannya melakukan hubungan suami istri pada malam hari di bulan Ramadhan atau setelah berbukanya puasa. 

Namun, tetap diwajibkan untuk menahan diri dari makan, munim, serta bersenggama pada saat puasa yang dimulai dari matahari terbit hingga matahari terbenam. Demi menghindari dosa, ada baiknya ditahan dulu, ya.

Ayat Al-Quran tentang puasa Ramadhan di atas pun dijadikan landasan utama. Setiap umat muslim pun wajib memahami dan menaati perintah Allah SWT mengenai puasa Ramadhan dari ayat-ayat tersebut.

Baca Juga: Jadwal Puasa Nisfu Syaban 2024 : Keutamaan dan Anjurannya

Topik:

  • Langgeng Irma Salugiasih
  • Stella Azasya
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya