Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Langkah Membedakan Keinginan dan Kebutuhan, Finansial Lebih Sehat!

ilustrasi finansial (pexels.com/ Kaboompics)
ilustrasi finansial (pexels.com/ Kaboompics)

Seringkali kita kebingungan dalam membedakan antara apa yang sebenarnya kita butuhkan dan apa yang sekadar kita inginkan. Di satu sisi, kita berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kelangsungan hidup, tetapi di sisi lain, berbagai godaan dalam bentuk barang dan experiencing juga sering membuat kita lupa akan prioritas sebenarnya.

Membedakan antara kebutuhan dan keinginan bukan hanya penting dalam pengelolaan finansial, tetapi juga dalam mencapai standar hidup yang lebih stabil. Dengan memiliki pemahaman yang jelas tentang kedua hal ini, kita bisa membuat keputusan yang lebih baik dan tidak terbawa arus konsumsi yang berlebihan. Mari kita pahami apa saja yang membedakan kebutuhan dan keinginan dalam kehidupan sehari-hari dalam artikel ini.

1. Memilih kebutuhan esensial demi kelangsungan hidup

ilustrasi finansial (pexels.com/ Tima Miroshnichenko)
ilustrasi finansial (pexels.com/ Tima Miroshnichenko)

Kebutuhan adalah segala hal yang sifatnya sangat mendasar dan penting bagi kelangsungan hidup kita. Kebutuhan umumnya mencakup makanan, air, tempat tinggal, pakaian, dan akses terhadap layanan kesehatan. Tanpa memenuhi kebutuhan ini, seseorang bukan hanya tidak nyaman, tetapi juga bisa berisiko terhadap kualitas dan keselamatan hidupnya.

Sebaliknya, keinginan sifatnya adalah sesuatu yang ingin dimiliki atau dicapai, tetapi tidak berpengaruh langsung terhadap kelangsungan hidup. Keinginan ini bisa mencakup barang-barang seperti gadget terbaru, kendaraan mewah, atau liburan ke destinasi impian. Meskipun keinginan bisa memberikan kebahagiaan sesaat, tetapi tidak memiliki dampak langsung terhadap keberlangsungan hidup atau kesejahteraan kita dalam jangka panjang.

2. Menyusun yang harus didahulukan berdasarkan prioritas dan urgensi

ilustrasi finansial (pexels.com/ Kaboompics)
ilustrasi finansial (pexels.com/ Kaboompics)

Kebutuhan selalu menjadi prioritas utama dalam hidup. Ketika seseorang kekurangan kebutuhan dasar, seperti makanan atau tempat tinggal, segala upaya harus difokuskan untuk memenuhinya. Kebutuhan sifatnya juga tidak bisa ditunda karena akan menimbulkan konsekuensi serius. Misalnya, seseorang yang tidak memiliki tempat tinggal yang layak akan mengalami kesulitan besar dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan menjaga kesehatannya.

Di sisi lain, keinginan cenderung lebih fleksibel dalam hal prioritas. Meskipun kita mungkin sangat menginginkan suatu barang atau mengalami pengalaman tertentu, hal tersebut tidak memiliki urgensi yang mendalam. Keinginan biasanya bisa ditunda atau bahkan diabaikan sebab tidak memberikan dampak besar terhadap kualitas hidup kita. Misalnya, membeli smartphone terbaru mungkin menjadi keinginan, tetapi tidak membeli gadget tersebut tidak akan mempengaruhi kelangsungan hidup kita.

3. Perhatikan alternatif yang tersedia

ilustrasi finansial (pexels.com/ Mikhail Nilov)
ilustrasi finansial (pexels.com/ Mikhail Nilov)

Kebutuhan umumnya tidak memiliki banyak alternatif yang dapat menggantikan perannya dalam kehidupan kita. Jika kita membutuhkan makanan, kita harus mendapatkannya dalam bentuk dan jumlah yang memenuhi kebutuhan gizi dan kesehatan. Demikian pula, kebutuhan akan tempat tinggal, harus dipenuhi dengan cara yang memastikan kita memiliki tempat yang aman dan nyaman untuk ditinggali. Tanpa memenuhi kebutuhan ini, kita bisa menghadapi masalah yang lebih serius dalam hidup.

Sedangkan keinginan, seringkali bisa digantikan dengan alternatif yang lebih terjangkau atau yang lebih sederhana. Misalnya, keinginan untuk memiliki pakaian merek ternama bisa digantikan dengan pakaian yang lebih murah, tetapi tetap nyaman dan fungsional. Atau, keinginan untuk memiliki mobil baru bisa diatasi dengan menggunakan transportasi umum atau kendaraan yang lebih terjangkau, yang tetap memungkinkan kita untuk beraktivitas tanpa mengorbankan kebutuhan penting lainnya.

4. Pahami emosi yang timbul ketika tidak terpenuhi

ilustrasi finansial (pexels.com/ Kaboompics)
ilustrasi finansial (pexels.com/ Kaboompics)

Emosi yang timbul saat kebutuhan tidak terpenuhi cenderung lebih kuat dan mendalam. Ketika kita merasa lapar, sakit, atau tidak aman karena kebutuhan dasar kita tidak terpenuhi, emosi yang muncul bisa berupa kecemasan, stres, atau bahkan rasa takut. Dari sini kita bisa memahami bahwa kebutuhan adalah hal yang sangat mendasar, dan jika tidak dipenuhi, kualitas hidup kita akan terganggu. Sebaliknya, jika keinginan tidak terpenuhi, emosi yang muncul biasanya lebih bersifat sementara dan tidak terlalu berdampak besar pada kesejahteraan kita. Kita mungkin merasa kecewa atau frustrasi jika tidak mendapatkan barang atau pengalaman yang kita inginkan, tetapi perasaan tersebut tidak bertahan lama. Dalam banyak kasus, kita bisa mengalihkan perhatian dan memfokuskan diri pada hal-hal yang lebih bermanfaat, dan seiring berjalannya waktu, kita akan merasa lebih baik.

Membedakan antara keinginan dan kebutuhan bukan hanya tentang memilih antara dua hal, tetapi juga tentang memahami apa yang paling penting untuk kesejahteraan kita. Dengan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan, kita memastikan bahwa kita bisa hidup dengan stabil dan aman. Sementara itu, memahami keinginan memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang lebih bijak dan tidak terbawa oleh konsumerisme yang sering kali tidak berkelanjutan. Kehidupan yang seimbang adalah kehidupan yang dapat memenuhi kebutuhan kita tanpa melupakan ruang untuk menikmati keinginan secara bijak. Dengan kesadaran akan perbedaan ini, kita bisa lebih mudah mengelola sumber daya yang kita miliki, baik itu waktu, uang, atau energi. Jika kita memiliki finansial yang sehat, tentunya hal tersebut juga memberikan dampak bagi kesehatan fisik dan mental yang baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us