Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Jenis Manipulasi Berbahaya yang Sering Diremehkan, Hati-hati!

Ilustrasi seorang wanita (Pexels.com/Matteo Badini)

Pernah merasa gak enak hati setelah berinteraksi dengan seseorang, tapi gak bisa menjelaskan kenapa? Atau pernah dipaksa melakukan sesuatu yang sebenarnya gak mau, tapi akhirnya nurut karena gak enak? Bisa jadi, kamu sedang mengalami manipulasi. Manipulasi itu bukan cuma tentang kebohongan besar atau drama ekstrem di film. Sering kali, bentuknya halus, nyaris gak terasa, tapi dampaknya bisa bikin kita kehilangan kendali atas diri sendiri.

Masalahnya, banyak orang meremehkan manipulasi karena menganggapnya sebagai bagian dari "seni bergaul" atau "cara bertahan hidup." Padahal, kalau dibiarkan, ini bisa mengikis kepercayaan diri dan kesehatan mental kita. Jadi, biar lebih waspada, yuk kenali lima jenis manipulasi berbahaya yang sering diremehkan ini!

1. Gaslighting: bikin kamu ragu sama diri sendiri

Ilustrasi seorang wanita (Pexels.com/Pavel Danilyuk)

Gaslighting adalah trik manipulasi yang membuat seseorang meragukan ingatan, perasaan, atau persepsinya sendiri. Contohnya, saat kamu yakin seseorang pernah berkata kasar padamu, tapi dia bilang, "Ah, kamu terlalu sensitif, aku gak pernah ngomong gitu." Lama-lama, kamu jadi merasa mungkin memang kamu yang salah.

Kalau kamu sering mengalami ini, penting untuk tetap percaya dengan apa yang kamu rasakan. Catat kejadian-kejadian yang membuatmu ragu, dan kalau bisa, cari teman terpercaya untuk konfirmasi. Ingat, perasaanmu valid, dan kamu berhak mempertahankannya.

2. Silent treatment: diam bukan berarti emas

Ilustrasi seorang wanita (Pexels.com/Engin Akyurt)

Diam bisa menjadi senjata manipulasi, terutama saat seseorang sengaja mengabaikanmu sebagai bentuk hukuman. Ini sering dilakukan agar kamu merasa bersalah dan akhirnya melakukan apa yang mereka mau, bahkan kalau itu bertentangan dengan keinginanmu.

Jangan terjebak! Kalau seseorang terus menerus melakukan silent treatment untuk mengontrolmu, lebih baik komunikasikan perasaanmu dengan tegas. Kalau gak ada perubahan, mungkin sudah saatnya menjaga jarak dari orang tersebut demi kesehatan mentalmu.

3. Guilt-tripping: memanfaatkan rasa bersalah

Ilustrasi seorang wanita (Pexels.com/cottonbro studio)

Pernah gak sih, merasa dipaksa melakukan sesuatu dengan alasan "Aku kan udah baik banget sama kamu" atau "Kalau kamu gak bantu, aku bakal sedih banget"? Itu namanya guilt-tripping. Manipulasi ini membuatmu merasa bersalah kalau gak menuruti keinginan orang lain, padahal keputusan itu harusnya tetap di tanganmu.

Kamu harus ingat bahwa menolak sesuatu bukan berarti kamu orang jahat. Setiap orang punya batasan, dan menjaga kesejahteraan diri sendiri itu penting. Jangan biarkan orang lain mengontrol tindakanmu dengan rasa bersalah yang mereka ciptakan.

4. Love bombing: terlalu baik untuk jadi nyata

Ilustrasi seorang wanita (Pexels.com/Stacey Koenitz)

Love bombing sering terjadi di hubungan percintaan atau pertemanan baru. Seseorang akan memberikan perhatian berlebihan, pujian terus-menerus, atau hadiah tanpa alasan. Sekilas terlihat baik, tapi tujuannya adalah membuatmu ketergantungan secara emosional.

Saat kamu mulai merasa seseorang terlalu intens dalam waktu singkat, berhati-hatilah. Hubungan yang sehat tumbuh secara alami, bukan dengan ledakan perhatian yang akhirnya berubah jadi kontrol penuh atas hidupmu.

5. Playing victim: menghindari tanggung jawab

Ilustrasi seorang pria (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Orang yang suka playing victim selalu berperan sebagai korban, bahkan saat mereka jelas-jelas salah. Misalnya, ketika kamu mengingatkan kesalahan mereka, tiba-tiba mereka malah bercerita panjang lebar tentang betapa sulitnya hidup mereka. Ujung-ujungnya, kamu jadi merasa bersalah dan berhenti menuntut keadilan.

Jangan tertipu! Kasih empati boleh, tapi jangan sampai mereka menggunakan rasa kasihanmu untuk menghindari tanggung jawab. Tetaplah objektif dan jangan biarkan perasaan bersalah menghalangimu menegakkan batasan.

Manipulasi bisa datang dari siapa saja—teman, pasangan, bahkan keluarga. Karena itu, mengenali tanda-tandanya adalah langkah pertama untuk melindungi diri. Ingat, hubungan yang sehat itu saling menghargai, bukan tentang mengendalikan. Kalau kamu merasa sering berada dalam posisi yang dirugikan, jangan ragu untuk berbicara atau bahkan menjauh. Kamu punya hak untuk menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan dirimu sendiri. Percaya sama diri sendiri, dan jangan biarkan orang lain mengendalikan hidupmu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us