5 Akibat jika Kamu Terlalu Khawatir Dianggap Pamer di Medsos

Kamu yang paling tahu niat sesungguhnya

Apakah kamu merasakan kalau belakangan ini di media sosial sedikit-sedikit kerap disebut pamer? Kalau kamu cuek, tentu kamu tidak memedulikannya dan tetap mengunggah apa pun yang menurutmu perlu untuk dibagikan di media sosial.

Namun bila jadi cemas bakal dicap tukang pamer, kamu bisa gak leluasa menjadi diri sendiri. Lebih lanjut, berikut lima akibat dari terlalu takut dianggap pamer doang di medsos.

1. Jadi gak berani menunjukkan kemampuan terbaikmu

5 Akibat jika Kamu Terlalu Khawatir Dianggap Pamer di Medsosilustrasi bernyanyi sambil memainkan gitar (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menunjukkan kemampuan terbaik di suatu bidang ialah cara untuk mempertemukanmu dengan beragam peluang. Tak cuma itu, apabila memiliki prestasi yang tidak dimiliki semua orang, sudah seharusnya kamu merasa bangga.

Jadi, bila kamu menunjukkannya di media sosial, sebenarnya ini bukan pamer. Daripada tak seorang pun tahu kamu mampu melakukan sesuatu dengan sangat baik, kan? Anggapan orang gak perlu terlalu kamu pikirkan.

2. Kamu gagal membedakan antara niat pamer dengan personal branding

5 Akibat jika Kamu Terlalu Khawatir Dianggap Pamer di Medsosilustrasi laki-laki dengan gadget (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Personal branding diperlukan terutama untuk mengembangkan kariermu dan mendapatkan rasa percaya dari orang lain. Sementara itu, niat pamer hanyalah keinginan supaya kamu tampak lebih hebat dari orang lain.

Jika kamu telah paham perbedaan ini dan memang perlu personal branding, lakukan saja. Perihal orang lain yang tetap menyamakannya dengan sekadar pamer, abaikan. Barangkali baginya media sosial murni hanya untuk bersosialisasi, bukan sekaligus mengembangkan karier.

Baca Juga: 5 Kerugian saat Kamu Memilih Ikut-ikutan Budaya Pamer  

3. Kamu ikut gampang menuduh orang lain pamer

5 Akibat jika Kamu Terlalu Khawatir Dianggap Pamer di Medsosilustrasi pamer foto makanan (foodandwine.com)
dm-player

Terlalu cemas oleh tudingan pamer justru dapat membuatmu latah dengan ikut menuduh orang lain dengan hal serupa, lho. Secara tidak sadar, kamu sebenarnya hanya ingin merasa lebih baik. Dengan menuduh orang lain lebih pamer daripada kamu, ini seperti mengurangi "rasa bersalah" saja.

Padahal, rasa bersalah itu juga tak berarti kamu memang sungguh-sungguh telah melakukan serangkaian aksi pamer. Kamu cuma terbebani oleh penilaian negatif orang lain tentangmu.

4. Gak leluasa mengabadikan momen indah dalam hidupmu

5 Akibat jika Kamu Terlalu Khawatir Dianggap Pamer di Medsosilustrasi selfie (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Saking takutnya dibilang pamer, kamu sampai berpikir seribu kali saat mau posting foto reuni dengan teman-teman di sebuah restoran. Kamu gak mau dikatai memamerkan gaya hidup mewah atau kerjamu hanya bersenang-senang saja.

Padahal, kebenarannya hanya kamu dan teman-temanmu yang tahu. Mungkin ini reuni pertama kalian setelah sekian lama tidak bertemu atau malah restorannya punya salah satu dari kalian sehingga dapat banyak diskon. Bisa saja, bukan?

5. Takut berkarya

5 Akibat jika Kamu Terlalu Khawatir Dianggap Pamer di Medsosilustrasi membuat video memasak (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Bakal sulit untukmu merasa bebas berkarya bila belum apa-apa sudah cemas akan dianggap pamer ketika menyiarkan karya milik sendiri. Masalahnya, karya apa pun yang kamu buat sudah tentu harus diperkenalkan dan digunakan atau dinikmati oleh orang banyak.

Kecemasan akan penilaian orang bisa-bisa membuatmu urung berkarya. Jika sampai seperti ini, kamu sedang merugikan diri sendiri. Padahal di samping berpotensi menjadi sumber cuan, karya-karyamu juga bakal bermanfaat buat orang banyak.

Menuruti penilaian orang tak akan ada habisnya. Apalagi penilaian negatif yang bersumber dari sifat dengki orang lain. Daripada bingung dan kehilangan kebebasan, tanyakan saja pada diri sendiri.

Kamu memang punya niat pamer atau tidak? Kalau niatmu bukan pamer, unggah saja apa pun yang menurutmu perlu untuk dibagikan pada teman-teman di media sosial. Itu memang hakmu, kok.

Baca Juga: 5 Alasan Pentingnya Membangun Personal Branding di Era Digital

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya