6 Alasan Orang Gak Tertarik dengan Frugal Living, Pengaruh Circle?

Frugal living tidak selalu negatif dan gak bisa berhemat lho

Bagaimana pendapatmu tentang frugal living? Apakah kamu termasuk yang ingin, telah terbiasa menerapkannya, atau justru kurang menyetujuinya? Frugal living merupakan cara hidup dengan mengerem pengeluaran.

Penghematan menjadi poin utama dalam gaya hidup ini. Bagi banyak orang, hidup dengan membatasi belanja terbukti ampuh untuk menghindarkan mereka dari masalah keuangan sekaligus cara untuk bertahan ketika kondisi pekerjaan dan ekonomi kurang baik.

Namun, sebagian orang tampaknya tidak tertarik untuk ikut menerapkannya dalam kehidupan mereka. Bahkan reaksi beberapa orang bisa begitu negatif, seperti mentertawakan gagasan frugal living. Berikut enam alasan yang bikin mereka tak tertarik buat ikut berhemat.

1. Merasa frugal living tak bisa diterapkan di zaman sekarang

6 Alasan Orang Gak Tertarik dengan Frugal Living, Pengaruh Circle?ilustrasi belanja banyak (pexels.com/Gustavo Fring)

Perubahan zaman memang membawa perbedaan dalam segala hal, termasuk terkait kebiasaan kita berbelanja. Dahulu godaan untuk berbelanja lebih kecil dibandingkan hari ini. Sekarang, kita selalu berhadapan dengan iklan setiap menggunakan internet dan media sosial. Bahkan kita bisa setiap saat ingin membuka marketplace.

Berawal dari sekadar cuci mata, akhirnya selalu ada barang yang dibeli. Kecenderungan untuk ingin tampil menonjol baik di dunia nyata maupun maya juga menyuburkan keinginan membeli sesuatu.

Ada pemikiran bahwa lebih banyak barang yang dimiliki, kita pun lebih menonjol di antara teman-teman. Budaya flexing bikin frugal living terasa melawan arus dan sulit dilakukan. Menurut sebagian orang, menerapkan frugal living dalam kehidupan masa kini justru akan menyebabkan ketinggalan zaman.

2. Menyamakannya dengan pelit

6 Alasan Orang Gak Tertarik dengan Frugal Living, Pengaruh Circle?ilustrasi perempuan dalam troli (pexels.com/Marcelo Chagas)

Beberapa orang menyamakan frugal living dengan sikap kikir. Padahal, keduanya amat berbeda. Frugal living berfokus pada sikap selektif terkait pengeluaran. 

Penghematan yang dilakukan justru dimaksudkan agar kebutuhan-kebutuhan utama dapat terpenuhi dengan baik. Sementara itu, sikap pelit bikin kebutuhan dasar saja terabaikan. 

Frugal living memangkas pengeluaran yang tidak mendesak, sedangkan sikap kedekut mengurangi pemenuhan kebutuhan pokok serta mengabaikan tanggung jawab terkait keuangan.

Contohnya, orang pelit diminta membayar utangnya saja susah meski uangnya sudah ada. Sementara itu orang yang menerapkan frugal living rela menahan belanja keinginan agar uangnya bisa dipakai buat melunasi utang sesegera mungkin. Jika kedua hal di atas keliru disamakan, kita tentu malu untuk melakukannya.

3. Sebelum frugal living viral, ia sudah menerapkannya

6 Alasan Orang Gak Tertarik dengan Frugal Living, Pengaruh Circle?ilustrasi mencatat pengeluaran (pexels.com/Karolina Grabowska)

Orang yang hari ini tampak tidak tertarik dengan frugal living tak berarti pasti membencinya dan menerapkan gaya hidup yang berkebalikan. Boleh jadi rasa tidak tertariknya malah disebabkan ia telah amat terbiasa menerapkan prinsip-prinsip penghematan serupa dengan frugal living seperti sejak kecil ia sudah dibiasakan untuk menabung.

Dia pun terbiasa menunda pembelian untuk mengukur seberapa penting barang itu baginya dan sekuat apa keinginannya. Kalau benda tersebut memang dibutuhkan serta keinginannya tak pudar oleh waktu, barulah ia membeli. Faktor terbiasa dengan prinsip-prinsip penghematan membuatnya gak lagi terlalu antusias dengan frugal living yang belakangan ramai dibicarakan.

dm-player

Efek terkejut dan tergugahnya sudah tak ada. Ia tidak bersikap negatif pada gaya hidup ini, melainkan prinsip-prinsip frugal living telah tertanam dalam dirinya. Sama seperti ketika kita sudah terbiasa menjaga pola makan sehat, seluruh himbauan dan pembahasan tentangnya jadi terasa biasa saja.

Baca Juga: 6 Tipe Orang yang Cocok Menerapkan Frugal Living, Hidup Hemat!

4. Lebih suka memperbesar pendapatan

6 Alasan Orang Gak Tertarik dengan Frugal Living, Pengaruh Circle?ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Tak sedikit orang yang berpendapat bahwa penghematan bukan solusi dari masalah keuangan. Mengurangi konsumsi pun gak menjamin masa depan yang lebih baik secara materi. Lebih masuk akal bagi mereka apabila penghasilan yang ditingkatkan.

Dengan melipatgandakan pendapatan, keinginan berbelanja maupun menabung dan berinvestasi sama-sama terpenuhi dengan baik. Pendapat seperti ini tentu gak salah karena pemasukan yang terlalu kecil memang menyulitkan pemenuhan kebutuhan walau dihemat dengan segala cara. Pada titik tertentu, penghematan tidak bisa lagi dilakukan.

Seperti pandangan mereka, kita harus meningkatkan usaha untuk memperbesar penghasilan. Akan tetapi, kita patut mewaspadai keinginan berbelanja yang juga ikut membesar seiring naiknya pendapatan. Apabila keinginan ini gak dikendalikan, sebesar apa pun penghasilan pasti ludes juga.

5. Kondisi keuangan masih longgar

6 Alasan Orang Gak Tertarik dengan Frugal Living, Pengaruh Circle?ilustrasi mencatat pengeluaran (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kondisi keuangan kita saat ini sangat memengaruhi pandangan dan cara kita dalam mengelola uang. Karier yang sedang di puncak serta pendapatan yang deras bisa membuat frugal living tidak terasa penting buat dilakukan. Sebaliknya kalau keadaan keuangan mulai menunjukkan penurunan, kita berlomba-lomba melakukan penghematan di setiap pos pengeluaran.

Sikap seperti di atas manusiawi mengingat kenyamanan cenderung melenakan. Namun, lebih baik apabila kita selalu waspada dengan perubahan kondisi finansial yang dapat terjadi kapan saja. Kendaraan pun gak bisa langsung berhenti jika direm mendadak dalam posisi kecepatan yang tinggi.

Upaya penghematan secara kilat sering kali gagal menyelamatkan kondisi keuangan kita di situasi genting. Lain jika kita sudah terbiasa menerapkan frugal living saat pekerjaan dan keuangan masih baik-baik saja. Seluruh uang yang selama ini disimpan masih dapat diputar untuk modal bangkit kembali dan bukan sekadar bertahan hidup.

6. Circle-nya juga memandang negatif frugal living

6 Alasan Orang Gak Tertarik dengan Frugal Living, Pengaruh Circle?ilustrasi teman belanja (pexels.com/Sam Lion)

Sering kali kita adalah teman-teman kita. Artinya, pertemanan berpengaruh besar dalam cara kita memandang segala hal. Pendapat pribadi kita dapat ditenggelamkan pendapat kawan-kawan terdekat karena tidak sama dengan mereka bisa menyebabkan keterkucilan.

Ketika orang-orang dalam circle kita memandang miring frugal living, kita lebih mungkin berpandangan sama. Sulit untuk menyetujui apalagi menerapkan prinsip-prinsip frugal living di tengah gaya hidup teman-teman yang hobi berbelanja. Meski apa yang kita lakukan masih dalam koridor berhemat, kita dapat terkesan pelit di mata mereka.

Dalam hati, kita bisa setuju dan ingin mengadopsi gaya hidup ini. Akan tetapi, keinginan itu masih kalah dengan keinginan kita menjadi bagian dari sebuah lingkar pertemanan. Kita tidak siap menjadi berbeda dari teman-teman sehingga pendapat yang dinyatakan terkait frugal living serta sikap yang diambil tak selaras dengan kata hati.

Frugal living bukanlah ajaran baru dalam pengelolaan keuangan. Sejak duduk di bangku sekolah saja kita telah diajari tentang hemat pangkal kaya dan rajin menabung. Sebaiknya kita tidak menunggu berada dalam situasi krisis keuangan baru buru-buru belajar berhemat karena itu dapat dicegah dengan menerapkan frugal living.

Baca Juga: 6 Alasan Mengapa Frugal Living Semakin Diminati, Kekinian?

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Rohmatusyarifah

Berita Terkini Lainnya