5 Cara Ampuh Sembuh dari Kecanduan Media Sosial Agar Produktif

19 Jul 2019, 20:07 WIB

pixabay.com/DariuszSankowski

Jalan-jalan dan makan enak tak pernah absen ketika seseorang menulis status di dinding medsos. Namun, ketika berurusan dengan pegadaian, orang tak pernah tahu. Situs jejaring sosial itu penuh dengan orang menyedihkan yang pura-pura bahagia, demikian menurut independent.co.uk.

Media sosial memungkinkan orang untuk terhubung dengan teman lama. Berbagi momen abal-abal tumbuh subur di sana, dan dilakukan nyaris tanpa dosa. Jika tidak dikelola dengan baik, situs ini bisa menyebabkan kecanduan. Efek buruk yang mungkin timbul adalah buang-buang waktu dan mempengaruhi pekerjaan sehari-hari. Ingatlah bahwa setiap menit yang dihabiskan di media sosial akan menyita waktu dari aktivitas lain yang lebih produktif.

Mulai detik ini cobalah untuk menjauh dari media sosial demi angan-angan yang lebih membumi. Berikut ini caranya:

1. Menilai dan mengakui bahwa kamu sudah kecanduan

pixabay.com/geralt

Ketika mulai memerangi kecanduan jejaring sosial, kamu harus memahami penggunaannya terlebih dahulu. Luangkan waktu untuk menghitung frekuensi posting, lalu menimbang apakah semua itu memang perlu. Putuskan berapa banyak waktu penggunaan yang masuk akal. Jika melebihi, saatnya untuk mengurangi.

Pertimbangkan saat orang berkeluh kesah bahwa kamu selalu berkutat dengan media sosial. Pikirkan juga ketika kamu merasa tidak mampu mengikuti tanggung jawab pekerjaan. Jika menemui keterkaitan, inilah saatnya untuk mengakui bahwa kamu sudah kecanduan.

2. Merenungkan kebutuhan akan situs jejaring sosial

pixabay.com/geralt

Terkadang kecanduan social media muncul akibat kebutuhan untuk perhatian atau koneksi dengan orang lain. Jika akar masalah berasal dari kebosanan, maka temukan hal-hal menyenangkan untuk dilakukan secara offline. Bagi sebagian orang, penggunaan media sosial secara konstan mungkin di luar kendali mereka. Akan sangat membantu untuk tidak merasa sendirian, dan mendiskusikan solusi untuk masalah tersebut.

3. Nonaktifkan akun dan bertekad berkarya di dunia nyata

pixabay.com/sasint

Setelah cukup menilai masalah, nonaktifkan akun yang kamu miliki. Ini cara paling efektif untuk membuang kecanduan tanpa harus menghapusnya. Selama waktu ini, kembangkan garis waktu kapan kamu akan aktif kembali di media sosial. Hanya login ketika semua pekerjaan telah selesai atau ketika sedang beristirahat. Hindari meninggalkan pekerjaan hanya untuk situs pertemanan, karena kamu menjadi tidak produktif.

4. Mengubah pengaturan notifikasi dan menghapus orang tak dikenal dari daftar teman

https://pixabay.com/Free-Photos

Kamu mungkin mengembangkan kecanduan media sosial karena terus-menerus menerima notifikasi. Untuk mengatasi hal ini, mengedit pengaturan notifikasi merupakan langkah terbaik dan hanya memeriksa aplikasi ketika tersedia waktu luang.

Semakin banyak teman, semakin besar kemungkinan datangnya notifikasi. Akibatnya, semakin banyak waktu terbuang hanya untuk memeriksanya. Luangkan waktu untuk membersihkan daftar pertemanan, dan hanya memasukkan mereka yang dikenal baik atau teman dalam kehidupan nyata. Hindari memposting setiap kegiatan yang kamu lakukan. Nikmati momen yang kamu buat hanya dengan keluarga dekat tanpa perlu dipamerkan.

5. Membiasakan diri berkomunikasi secara langsung

pixabay.com/ConexaoCabeca

Kecanduan media sosial berkembang karena kamu terbiasa menggunakannya untuk berkomunikasi tidak secara langsung. Orang akan terjebak untuk menunggu tanggapan mereka, dan mengembangkan kecanduan itu. Cobalah berinteraksi dengan mendatangi mereka face to face. Pertimbangkan hilangnya kesempatan untuk berinteraksi sosial, sehingga banyak orang penting merasa terabaikan karenanya.

Cara paling konstruktif untuk melawan kecanduan media sosial adalah menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga. Setelah memiliki banyak waktu luang, kembangkan diri kamu secara profesional. Sebuah perubahan hanyalah tentang apa yang kamu butuhkan, untuk kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.