Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips Mengatasi Malu saat Berhenti Memakai Kendaraan Pribadi

ilustrasi di stasiun (pexels.com/Uriel Mont)
Intinya sih...
  • Kendaraan umum sebagai pilihan transportasi tidak hanya soal fasilitas, tetapi juga rasa malu yang muncul di masyarakat
  • Persepsi masyarakat terhadap kekayaan berdasarkan kepemilikan kendaraan pribadi dapat memengaruhi keputusan beralih ke kendaraan umum
  • Berbagai alasan seperti biaya, polusi udara, dan kenyamanan perjalanan dapat menjadi pertimbangan untuk meninggalkan kendaraan pribadi

Hambatan ketika kamu ingin beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum tidak hanya tentang layanannya yang mungkin belum bagus. Meski dirimu tinggal di kota yang fasilitas transportasi umumnya sudah tertata, bisa tetap muncul rasa enggan. Kamu merasa malu kalau nanti dilihat banyak orang sedang menunggu kendaraan umum.

Apabila rasa malu diperturutkan tentu niatmu berhenti menggunakan kendaraan pribadi menjadi tak pernah terlaksana. Padahal, boleh jadi sebetulnya itu mendesak dilakukan. Misalnya, kamu lagi butuh banyak uang dan satu-satunya barang yang harga jualnya bisa menutup kebutuhan itu hanya motor atau mobilmu.

Jika rasa malu yang menang, dirimu lebih suka berutang ketimbang melepas kendaraan tersebut. Apa pun yang melatarbelakangi keinginanmu memakai kendaraan umum atau lebih banyak berjalan kaki, terapkan enam tips berikut untuk mengatasi malu saat berhenti memakai kendaraan pribadi. Tantang dirimu supaya besok mulai melakukan aktivitas di luar rumah tanpa membawa kendaraan pribadi.

1. Jangan mengaitkan transportasi umum dengan kemiskinan

ilustrasi berjalan (pexels.com/World Sikh Organization of Canada)

Di sebagian masyarakat memang masih ada pandangan seperti ini. Orang dinilai kaya kalau sudah punya kendaraan pribadi. Orang yang memiliki mobil dianggap lebih mapan daripada orang yang cuma punya motor. Sementara itu, orang yang gak memiliki kendaraan pribadi ditempatkan di posisi yang paling rendah.

Apa pun pandangan orang-orang di sekitarmu terkait tingkat kekayaan berdasarkan tunggangannya, kamu tak perlu terpengaruh. Dirimu bahkan berhak menolak dinilai kaya atau miskin dari hal-hal yang tampak oleh orang lain. Sebab prinsipmu kekayaan memang bukan buat diperlihatkan apalagi dipamerkan ke sana kemari.

Coba ingat, banyak orang di negara maju juga menggunakan kendaraan umum. Artinya, pengguna alat transportasi publik bebas siapa saja. Demikian pula orang yang memakai kendaraan pribadi belum tentu lebih kaya daripada orang yang setiap hari berjalan kaki atau naik angkutan umum. 

2. Temukan banyak alasan gak pakai kendaraan pribadi lagi

ilustrasi berjalan (pexels.com/Felicity Tai)

Kamu harus menguatkan diri dengan menyusun daftar alasan kenapa kendaraan pribadi kurang cocok lagi untukmu. Jawabannya tidak harus berkaitan dengan uang seperti biaya perawatannya yang mahal atau dirimu ingin menjualnya guna kebutuhan lain. Alasan seperti dirimu ingin mengurangi polusi udara atau lebih banyak bergerak juga bagus dan masuk akal.

Begitu pula alasan sesimpel di kantormu tempat parkir karyawan makin penuh. Dirimu datang sedikit terlambat saja pasti gak mendapatkan tempat parkir. Padahal bila kendaraan diparkirkan di luar kantor tidak aman atau terkena biaya parkir yang tinggi.

Bisa juga alasan kamu sudah capek di sore hari jika mesti berkendara sendiri menembus kemacetan. Lebih enak naik kendaraan umum yang memungkinkanmu untuk tidur di sepanjang perjalanan. Bangun-bangun, lelahmu telah berkurang. 

3. Jawab pertanyaan dengan santai dan apa adanya

ilustrasi berjalan bersama (pexels.com/MART PRODUCTION)

Orang-orang yang biasa melihatmu selalu membawa kendaraan sendiri pasti akan bertanya. Baik itu teman kerja atau tetanggamu. Kalau kendaraanmu masih terparkir di rumah, tetangga mengiranya rusak. Sementara kawan-kawan di kantor menyangka mobil atau motormu sudah dijual.

Apa pun pertanyaan mereka, jawab tanpa ketakutan dirimu bakal dikasih cap aneh-aneh. Katakan saja apa adanya seperti kamu hendak mencoba menghemat pengeluaran beli bahan bakar. Atau, jalan kaki di dalam stasiun saja telah membantumu tetap aktif meski gak punya waktu khusus untuk berolahraga. 

Bahkan andai ada yang teman yang bercanda setengah mengejek, respons dengan tenang. Misalnya, kawan bertanya memangnya kamu lagi bokek terus sampai ogah bawa mobil sendiri? Benarkan saja perkataannya sambil tertawa dan katakan bahwa kalendermu sepertinya terhenti di tanggal tua melulu. Gak apa-apa kamu bereaksi begini sekalipun dompetmu sebetulnya tebal.

4. Pakai outfit yang nyaman dan nanti ganti di kantor

ilustrasi berjalan kaki (pexels.com/Jack Sparrow)

Kemejamu bisa bernoda keringat gara-gara kamu naik, turun, serta berdesak-desakan di kendaraan umum. Nodanya tambah kentara apabila pakaianmu berwarna terang. Penampilan begini tentu membuatmu malu saat memasuki kantor. Kesannya, dirimu lusuh sekali.

Maka penting buatmu mencari cara agar penampilan tetap cukup rapi meski kamu tak lagi naik kendaraan pribadi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan dirimu memakai pakaian yang berbeda ketika dalam perjalanan. Kamu bisa mengenakan kaus yang lebih menyerap keringat daripada bahan kemeja.

Nanti di kantor dirimu tinggal berganti pakaian. Penampilanmu menjadi tetap terjaga dan tak ada bedanya dengan saat kamu masih membawa mobil sendiri. Malah bagian belakang kemejamu jauh lebih rapi daripada saat kamu masih bawa mobil pribadi karena bersandar pada jok.

5. Lihat, kamu tidak sendirian

ilustrasi di stasiun (pexels.com/Liliana Drew)

Mungkin memang banyak teman atau tetanggamu yang menggunakan kendaraan pribadi. Bahkan boleh jadi satu orang punya beberapa kendaraan pribadi dan gantian memakainya. Tapi jangan lantas minder serta berpikir kamu menjadi satu-satunya orang yang naik kendaraan umum. 

Pemikiran ini berlebihan. Begitu dirimu memasuki stasiun atau halte saja, jumlah calon penumpang telah begitu banyak. Alihkan perhatianmu dari orang-orang yang menggunakan kendaraan pribadi di luar sana ke pengguna alat transportasi publik. Kamu dikelilingi oleh sesama penumpang.

Sambil dirimu menempuh perjalanan, cobalah menghitung perkiraan jumlah penumpang dikalikan total keberangkatan kereta, bus, atau angkot dalam sehari. Sebanyak itulah pengguna kendaraan umum setiap harinya. Kamu tidak perlu lagi merasa sendirian dan malu.

6. Abaikan orang yang menyindir atau bergosip

ilustrasi menunggu kendaraan umum (pexels.com/Keira Burton)

Beberapa orang memang gemar sekali menyoroti kehidupan orang lain. Tak berhenti sampai di situ, mereka juga lebih suka menduga hal-hal yang negatif daripada positif. Kamu hanya beralih menggunakan kendaraan umum saja dapat menimbulkan berbagai pikiran buruk.

Seperti mobil atau motormu disita debt collector, kamu lagi gak akur dengan pasangan padahal kendaraan itu miliknya, dan sebagainya. Apa pun pemikiran mereka, tak perlu terlalu dimasukkan ke hati. Jangan pula dirimu terobsesi buat meluruskan dugaan mereka yang gak tepat.

Terserah mereka hendak berkata apa, terpenting semangatmu naik kendaraan umum terlaksana. Bahkan jika dugaan mereka benar, dirimu juga tak perlu tersinggung sampai marah-marah. Misalnya, kendaraanmu disita penagih utang lantaran dirimu gagal membayar cicilan. Terpenting kini kamu sudah tahu cara melanjutkan hidup tanpa bergantung pada kendaraan itu.

Meski sebenarnya dirimu dapat tetap memakai mobil atau motor, ganti ke transportasi publik juga boleh. Kalau kamu masih ragu, pakai saja cara di atas untuk mengatasi malu saat berhenti memakai kendaraan pribadi. Ingat, tidak perlu ada rasa rendah diri bahkan ketika ongkosnya sedang digratiskan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us