Mengenal Pajak Progresif Kendaraan, Apa Sih Faedahnya?

- Pajak progresif dikenakan kepada pemilik kendaraan dengan lebih dari satu kendaraan atas nama yang sama.
- Persentase pajak semakin tinggi seiring bertambahnya jumlah kendaraan, dimulai dari 2 persen untuk kendaraan pertama hingga 10 persen untuk kendaraan kesepuluh.
- Tujuannya adalah mendorong masyarakat agar tidak menumpuk kendaraan pribadi dan mengendalikan jumlah kendaraan di jalanan yang makin padat.
Pernah dengar istilah pajak progresif saat bayar pajak kendaraan bermotor? Atau kamu kaget karena pajak mobil kedua kamu lebih mahal dari yang pertama, padahal tipenya mirip-mirip? Nah, itu karena sistem pajak kendaraan di Indonesia menganut sistem progresif.
Tapi tenang, kamu nggak sendiri kok. Banyak orang juga belum benar-benar paham apa itu pajak progresif dan kenapa bisa berbeda-beda. Yuk, kita bahas apa itu pajak progresif kendaraan yang berlaku di negeri ini!
1. Apa itu pajak progresif kendaraan?

Pajak progresif kendaraan adalah pajak yang dikenakan kepada pemilik kendaraan yang memiliki lebih dari satu kendaraan atas nama yang sama. Semakin banyak jumlah kendaraan yang kamu punya, semakin tinggi persentase pajaknya. Sederhananya, kalau kamu punya satu motor, pajaknya standar. Tapi kalau kamu punya dua motor atas nama yang sama, motor kedua akan dikenakan pajak lebih tinggi. Motor ketiga lebih tinggi lagi, dan seterusnya.
Pajak ini berlaku bukan cuma untuk mobil, tapi juga untuk sepeda motor. Sistem ini diatur dalam Undang-Undang dan peraturan daerah, dan besar tarifnya bisa sedikit berbeda tergantung provinsi tempat kendaraan terdaftar. Tapi secara umum, pajak progresif dimulai dari 2 persen untuk kendaraan pertama, lalu naik jadi 2,5 persen untuk kendaraan kedua, dan bisa mencapai 10 persen untuk kendaraan kesepuluh.
2. Apa faedah pajak progresif?

Tujuannya sederhana: pemerintah ingin mendorong masyarakat agar tidak menumpuk kendaraan pribadi. Dengan sistem progresif, orang jadi lebih bijak dalam membeli kendaraan. Kalau cuma satu kendaraan, pajaknya ringan. Tapi kalau kamu koleksi motor atau mobil atas nama pribadi, kamu harus siap bayar lebih mahal tiap tahunnya.
Selain itu, pajak progresif juga jadi cara untuk mengendalikan jumlah kendaraan di jalanan yang makin padat. Terutama di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Bandung, di mana kemacetan sudah jadi masalah sehari-hari. Jadi, selain sebagai sumber pemasukan daerah, pajak ini juga punya misi untuk membantu mengatur lalu lintas.
3. Bagaimana cara menghindari pajak progresif?

Kalau kamu memang perlu punya lebih dari satu kendaraan, tapi nggak mau kena pajak progresif, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan. Misalnya, mendaftarkan kendaraan atas nama anggota keluarga lain di alamat yang berbeda. Tapi cara ini harus dilakukan dengan jujur dan sesuai aturan, ya. Jangan sampai kamu malah memalsukan data demi menghindari pajak.
Satu hal lagi yang penting: pajak progresif dikenakan berdasarkan data nama dan alamat pemilik kendaraan. Jadi walaupun dua kendaraan atas nama orang yang sama, tapi alamatnya beda, bisa jadi tidak dikenakan pajak progresif.
Tapi tetap, data dari Samsat dan Disdukcapil harus sinkron. Kalau datanya acak-acakan, bisa jadi kamu kena pajak progresif padahal cuma punya satu kendaraan. Kalau ini terjadi, kamu bisa datang ke Samsat dan ajukan permohonan koreksi data.
Yang pasti, pajak progresif kendaraan itu bukan denda atau hukuman, tapi sistem pajak yang dibuat agar kepemilikan kendaraan lebih terkontrol dan adil. Buat kamu yang cuma punya satu motor atau mobil, tenang aja, pajakmu masih pakai tarif standar.
Tapi kalau kamu punya lebih dari satu, pastikan datanya benar dan kamu siap bayar lebih mahal. Jadi, sebelum beli kendaraan tambahan, cek dulu deh: sekadar gaya atau benar-benar butuh?